Suasana di luar kelas XII IPA 1 ramai dengan suara tiga laki-laki yang sedang duduk di lantai, dua diantara mereka saling berteriak satu sama lain seperti orang bodoh dan tuli, jangan heran karena telinga mereka ditutupi oleh headphone, mereka sedang memainkan whisper challenge. Permainan wajib saat jam istirahat pertama.Jevan, laki-laki tampan itu menggelengkan kepalanya melihat ketiga tingkah aneh temannya, ia tidak mau ikut-ikutan karena takut tertular virus tidak normal yang disebarkan pertama kali oleh laki-laki berkulit sawo matang, Haikal Danuarta namanya.
Narendra Januar, laki-laki yang biasanya tersenyum secerah matahari itu kini memasang wajah kesalnya lantaran Haikal tidak bisa menebak kata yang ia ucapkan.
Kemudian Rendika Sanjaya, laki-laki berperawakan lebih pendek dari ketiga temannya bagian merekam, lebih tepatnya merekam Haikal saja untuk mengabadikan berbagai ekspresi konyol yang Haikal tunjukan.
"Kolor Jevan warna item! Ayo ulangi!" Naren memberi gestur ingin membunuh Haikal jika laki-laki itu tidak bisa menebak.
"Apaan? Gue nggak denger goblok musiknya kekencengan!" Teriak Haikal frustasi.
"KOLOR...JEVAN...WARNA...ITEM" Teriak Naren mengundang siswa-siswi yang berjalan melewati kelas XII IPA 1 menahan tawa, sementara Jevan hanya bisa menghela nafas.
"Kont*l Jevan warna item?" Tebak Haikal dengan wajah antusias karena merasa tebakannya benar.
"Kolor Anjing! Lo otaknya begituan semua dah" ini suara Rendi, laki-laki itu tidak tahan untuk tidak menjitak kepala Haikal.
Haikal tampak tidak terima, laki-laki itu baru saja ingin membalas perbuatan Rendi tapi gagal karena Jevan lebih dulu menarik headphone yang digunakan oleh Haikal dan Naren.
"Udah-udah, mending kalian balik ke kelas dan berhenti ngerusuh di depan kelas gue" ujar Jevan kalem tapi penuh penekanan.
Haikal dan Naren membungkuk dengan kedua tangan yang disatukan di depan dada "Ampun suhu" ujar mereka bersamaan.
Fyi, Naren dan Haikal itu bukan termasuk siswa pintar seperti Jevan dan Rendi, kedua laki-laki itu berada di kelas XII IPS 2 berbeda dengan Jevan yang berada di kelas IPA 1 dan Rendi di IPA 2 atau biasa disebut unggulan satu dan unggulan dua. Ditempatkan di kelas dan jurusan yang berbeda bukan masalah bagi pertemanan mereka, justru dengan adanya perbedaan membuat mereka semakin sering meluangkan waktu dan berkumpul bersama.
Seperti saat ini, jika di jam istirahat pertama mereka sepakat membuat ulah di area kelas Jevan, sementara di jam istirahat kedua nanti barulah misi mengerjai guru dijalankan. Tapi, kedua hal ini hanya berlaku bagi Naren dan Haikal saja karena Jevan dan Rendi bukan tipe siswa yang suka berbuat onar di sekolah. Kegiatan mereka hanya seputar belajar dan mengerjakan tugas. Pokoknya tidak seru menurut Naren dan Haikal.
"Eh eh ada si cantik, kiw neng mau kemana tuh?" Tanpa dikomando, Naren dan Haikal secara bersamaan mendekati seorang gadis berambut sebahu. Si gadis menatap malas ke arah dua laki-laki kurang kerjaan itu.
"Minggir nggak?"
"Ututu galaknya calon pacar Naren" ujar Naren seraya mencolek dagu si gadis.
Rendi bergidik ngeri melihat tingkah temannya, ia turut prihatin dengan gadis yang dihadang oleh Naren dan Haikal.
Sementara Jevan, laki-laki itu terdiam namun sepasang manik gelapnya memperhatikan gadis yang tiba-tiba membuatnya kepikiran semalaman setelah membaca suratnya.
"Minggir! Gue lagi nggak mood becanda"
"Yaelah Zel gitu aja marah lo" gerutu Haikal dibalas dengusan kesal oleh si gadis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENIGMA (REVISI)
Teen FictionFollow first 🙏🙏 ### Cover by pinterest... ~~~ Ini Tentang Azella Jovanka, gadis kembar yang tidak pernah diinginkan kehadirannya. Impiannya yang terkesan sederhana belum juga tercapai yaitu merasakan setidaknya sedikit dari banyaknya kasih sayang...