° Chapter 4 : Red °

54 11 0
                                    

Siang hari di Oletus Manor. Berbeda dengan pertemuan antara Joseph dan (Name) yang biasanya karena suatu urusan. Kali ini, Joseph yang mengajak (Name) untuk bertemu lebih dulu-tanpa alasan yang jelas.

Sesungguhnya, Joseph juga tak mengerti mengapa ia mengajak gadis itu bertemu. Namun, yang ia tahu, ia hanya ingin sedikit berbincang dengan (Name), oleh karena ia tak memiliki kesibukan dan kebetulan gadis itu pun sama.

Di sinilah ia berada, di taman dekat mansion pemburu-tempat Joseph menangis dalam diam di hadapan (Name).

"Selamat siang, tuan Joseph."

Sapaan terdengar di telinga Joseph, dan ia mengenali suara tersebut sebagai suara si pemain flute. Dan sesuai perkiraannya, gadis itu adalah (Name). Dengan wajah berseri, Joseph memberi kode yang menyuruh (Name) untuk duduk di sampingnya.

"Tidak biasanya kau mengajakku bertemu, tuan Joseph." (Name) menarik kursi di samping Joseph dan duduk di sana. "Apa ada yang ingin dibicarakan?"

"Tidak ada. Aku hanya ingin berbicara santai denganmu-"

"Wah, wah, Wujiu. Coba lihat kawan kita ini."

Belum sempat sang fotografer itu menyelesaikan kalimatnya, suara lain menginterupsi perbincangan antara dirinya dengan sang pemain flute. Suara itu begitu dingin-dan terkesan sinis. Tentunya sebagai pemburu yang menempati mansion yang sama dengan pemburu lainnya, Joseph mengetahui dengan jelas ... Wu Chang adalah sosok pemburu yang menginterupsi pembicaraan di antara keduanya.

"Kau ... Xie Bian."

Joseph berdecak begitu sepasang netra biru yang ia miliki memantulkan refleksi sosok pemburu itu. Ia menajamkan matanya-membuat mimik tidak suka terhadap Wu Chang, yang saat ini berada dalam wujud Xie Bian.

Laki-laki jangkung itu terkekeh melihat Joseph yang memandanginya dengan kebencian tersirat-ia tidak marah ataupun tersinggung, karena itu adalah hal yang wajar. Sudah sepatutnya seorang pemburu saling membenci satu sama lain, sebab, tidak ada yang namanya kawan di Oletus Manor ini, yang ada hanya diri sendiri. Sisanya? Musuh.

Bahkan Jack yang terkesan ramah; semua orang mengetahui betapa kejinya pembunuh berdarah dingin itu.

"Tidak sopan sekali, tuan Desaulnier." Xie Bian melangkahkan kakinya guna mendekati meja tempat Joseph dan (Name) duduk bersama. Seringai tipis tidak ia tanggalkan dari wajah.

Joseph berdecak sekali lagi. "Untuk apa kau datang ke sini?"

Xie Bian tetap tersenyum seperti biasa. Tanpa perintah atau aba-aba, Xie Bian duduk tepat di hadapan Joseph, mengabaikan tatapan benci yang dilayangkan si fotografer padanya. "Bukankah kudengar etiket bangsawan sepertimu mengharuskan mereka untuk berbasa-basi-meski hanya sekadar untuk bertukar sapa dan memberi salam?"

"Sebagai bangsawan, aku telah cukup belajar banyak mengenai etiket," ujar Joseph seraya kembali memicingkan matanya. "Dan kau-orang sepertimu itu bukanlah orang yang pantas dihadapi dengan tata krama dan etika."

"Pergilah."

Satu kata berupa pengusiran itu tidak memengaruhi Xie Bian untuk segera beranjak dari sana. Alih-alih pergi sesuai suruhan Joseph, Xie Bian tetap berada di sana dan memandang (Name) lekat-lekat.

"Hoo, kau adalah-si pemain flute itu? Nona kecil yang akhir-akhir ini dekat dengan teman kami?"

"Tuan Xie Bian ...?" (Name) memanggil namanya dengan agak ragu-kalau bisa dibilang, ini adalah kali pertama mereka bertemu di luar arena. "Benar. Saya adalah pemain flute."

Ketika sedang dalam arena, Wu Chang dikenal sebagai sosok yang 'santai', tetapi di sini-ia tampak begitu dingin dan mengerikan.

Jika dihadapkan dengan pemburu haus darah seperti ini, tidak ada yang bisa (Name) lakukan selain berdiam diri dan memutus kontak mata antara keduanya. Gadis itu merasa tidak nyaman-terutama ketika seringai Xie Bian tertuju padanya.

Coloruary « Joseph Desaulnier x Reader » (Identity V)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang