9 - Rahasia Sagara

32.8K 3.3K 434
                                    

HAPPY READING 🌙


Matanya mengerjap beberapa kali saat merasakan benda basah dan lembab terus menerus dirinya rasakan pada area pipinya. Tidak jarang juga elusan pada kening dan pipinya dirinya rasakan. Akhirnya matanya terbuka, menemukan Rafael tersenyum menatap dirinya.

"Pagi cantiknya kakak." Ucap Rafael, memberikan satu ciuman pada kening Alula. "Bangun, terus mandi. Hari ini berangkat sekolah sama kakak, ya?"

Alula menguap yang langsung di tutupi dengan tangan Rafael, gadis itu tersenyum canggung.

"Pagi, kakak." Alula ikut menyapa, bangkit untuk duduk pada ranjang. Rafael memberikan segelas air yang langsung di minum Alula.

"Siap-siap dulu, abis itu sarapan sama-sama di bawah." Suruhnya, mengelus pipinya sekilas Rafael sudah akan meninggalkan Alula sebelum tarikan pada jari kelingkingnya membuat Rafael menoleh.

"Sini." Pinta Alula, mengkode Rafael untuk mendekat. Laki-laki itu menurut, mendekatkan wajahnya pada Alula. Sedangkan gadis itu menahan senyumnya, meraih kedua pipi kakaknya, Alula memberikan satu ciuman pada kening Rafael dengan pelan.

"Makasih, kakak."

Jantung Rafael berdesir, binar bahagia terpancar dari tatapannya. Senyum laki-laki itu tidak di sembunyi-sembunyikan. Meraih leher Alula, satu kecupan mendarat pada sudut bibir gadis itu.

"Anything for you, baby."

Beberapa menit menyelesaikan ritual mandinya, Alula masuk pada walk-in closed untuk memakai seragam sekolahnya. Ruangan pakaian ini sungguh luas, beberapa lemari tanpa pintu sudah banyak berbagai baju tergantung yang sudah terpisah menyesuaikan jenis baju. Mana baju untuk sekolah, saat acara formal atau bahkan hanya untuk bersantai saja, semua itu sudah tertata rapi disana saat dirinya datang kemari dan menempati kamar ini.

Selesai dengan tampilan seragamnya, gadis itu hanya mengikat kuda rambutnya. Meraih tasnya segera dia bergegas keluar kamar, bersamaan dengan itu pintu kamar disebelahnya juga ikut terbuka. Sagara dengan seragam yang di keluarkan tampak sedang mengacak-acak tatanan rambutnya hingga berantakan, tapi tidak sama sekali mengurangi kadar ketampanan laki-laki itu.

"Pagi," Sapanya begitu melihat keberadaan Alula. Berjalan mendekat dan memberikan ciuman pada pipi serta puncak kepala gadis itu. Yang gadis itu balas dengan berjinjit agar bisa mencapai kening kembarannya untuk dirinya cium.

Setelahnya keduanya berjalan dengan Saga yang merangkul Alula. Mencapai meja makan, Alula di sambut dengan sayang. Gadis itu berjalan mengelilingi meja makan agar bisa memberikan satu ciuman untuk semua orang.

"Hari ini kamu berangkat sama Kak Rafael ya, sayang." Ucap Felli sambil memberikan sepiring nasi goreng yang tadi dirinya ambilkan.

"Iya, Bun."

"Belajar yang rajin, jangan sering engga masuk kelas. Biar engga nakal kayak kembaran kamu itu." Nasihat Rio sekaligus menyindir Sagara yang hanya memutar bola matanya malas.

"Namanya juga cowok, Yah."

"Tapi ya jangan keseringan lah, Kak. Masa dalam seminggu kamu cuma masuk kelas 3 kali. Udah bosen sekolah? Atau mau Ayah masukin pondok aja?"

Saga langsung tersedak hebat mendengar ucapan yang terlontar dari mulut ayahnya. Felli terkekeh puas begitupun dengan Victor dan Rafael. Alula segera mendekatkan air minum kearah Sagara.

"Ayah! Kira-kira dong kalau ngomong! hampir aja Saga mati keselek nasi yang belum di kunyah!" Protes laki-laki itu.

"Makanya sekolah yang bener! Bisa-bisa bener-bener ayah kirim ke Mesir kamu biar sekolah disana."

Life Change (Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang