11 - Masalah

27.5K 2.8K 478
                                    


HAPPY READING 🌙


"Bunnnn, Ampun. Saga engga lagi deh gitu, seriusan."

"Hilih, Bunda engga akan kemakan omongan kamu lagi." Felli melengos sambil melipat tangan di dada. Wanita itu sedang duduk di atas sofa dengan Alula di sampingnya sedang memakan buah anggur.
Saat ini mereka sudah kembali ke rumah.

Dan seperti pelayan, seorang Sagara saat ini sedang duduk di karpet bulu dengan keadaan berlutut dan kedua tangan di atas kepala. Mirip sekali dengan seorang penjahat yang ketahuan melakukan kejahatan dan sedang terciduk.

"Nikahin Alula? Hah lelucon yang bagus banget Sagara." Ucap Felli mengejek. "Sebelum kamu bisa nikahin dia, bunda udah potong duluan burung kamu!"

Saga meringis mendengar ucapan Bundanya. Alula sendiri hanya menunduk pura-pura memainkan ponsel sambil terus memasukkan buah kedalam mulutnya, sesekali gadis itu mencuri pandang pada Sagara yang sedang di hukum itu. Sejak tadi Sagara sudah menatap Alula memelas meminta pertolongan, tapi hal itu sudah lebih dulu di ketahui oleh Felli yang langsung mengancam uang jajannya serta menyita seluruh kendaran miliknya.

Jika seperti ini, Saga sudah benar-benar seperti anak pungut.

Suara salam membuat mereka semua menoleh, Victor dan juga Rafael baru saja datang. Keduanya berjalan menuju ketiga orang yang sedang berada di ruang keluarga.

"Kenapa tuh, Bun?" Tanya Rafael dengan senyum mengejek kearah Sagara yang melotot kesal.

Setelah mencium punggung tangan serta pipi Bundanya, Victor beralih pada Alula dan memberikan satu ciuman pada keningnya, lalu dengan tiba-tiba justru mencuri anggur yang baru saja akan dirinya masukan kedalam mulutnya, tindakan itu hampir saja membuat Victor mencium Alula. Belum sempat mendapatkan kesadarannya kembali, sebuah ciuman pada sudut bibirnya kembali gadis itu rasakan yang tentu saja berasal dari Rafael.

Fellicia Cakrawala, berteriak murka melihat hal itu.

"KALIAN!" Jerit wanita itu hingga berdiri dari duduknya.

Ketiga laki-laki disana terlonjak kaget begitupun dengan Alula yang semakin menunduk takut.

"TINDAKAN MACAM APA ITU TADI HAH?! KALIAN JANGAN MACEM-MACEM YA!"

"Bun! Astaga, ngapain sih teriak-teriak?" Ucap Victor.

"Diam kamu! Kamu yang paling dewasa harusnya tau apa kesalahan kamu!" Murka wanita itu sambil berkacak pinggang menatap ketiga anak laki-lakinya.

"Emang kita ngapain?" Jawab Rafael polos. Sagara ingin menjitak kepala laki-laki itu saja rasanya.

"Ngapain kamu bilang?! Itu tadi cium-cium di daerah yang di larang!"

"HAH?" Victor dan Rafael menatap tidak paham, hanya Sagara yang memejamkan mata pasrah. Kedua kakaknya itu pasti akan bernasib sama seperti dirinya.

"Duduk di bawah kalian berdua!" Perintah sang nyonya besar.

"Ngapain sih, Bun?!" Kesal Victor.

"Cepat!"

Terpaksa keduanya akhirnya menurut. Duduk berlutut sama dengan seperti apa yang Sagara lakukan.

"Aku juga, Bun?" Tanya Alula menatap Felli.

Sontak wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu menerbitkan senyumnya. "Putri bunda engga perlu ikutan. Disini aja duduk sambil makan anggur." Felli tersenyum sayang sambil mengelus rambutnya.

Ketiga putranya berdecak mendengar hal itu.

"Waduh, kenapa nih rame-rame? Lagi ada sidang apa?" Rio yang baru saja pulang dari kantor menatap heran anak-anaknya dan juga istrinya. Bertambah heran pula saat melihat ketiga jagoannya berlutut di bawah. Biasanya jika sudah begini Rio tau bahwa mereka sedang di hukum oleh istrinya karena melakukan kesalahan.

Life Change (Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang