12 - Murkanya Keluarga Cakrawala

27.8K 3.1K 638
                                    

VOTE DULU SEBELUM BACA🎉

HAPPY READING 🌙

"Alulaaaaa!"

Teriakan itu membuat Alula tersenyum lalu menghambur memeluk mba Dita. Wanita cantik itu berjingkrak senang bisa bertemu lagi dengannya.

"Ya ampunnnnn, kangen banget, ih!" Ucapnya berkaca-kaca sambil cemberut.

Alula terkekeh. Mba Dita ini boleh saja dewasa, tapi sifatnya masih seperti remaja.

"Jangan nangis, malu ih sama yang lainnya. Nanti mas Kiki ilfil loh."

"Hihh kamu! Ini juga gara-gara kamu! Mba tuh kangen tau!" Kesalnya. "Tiba-tiba resign engga ngabarin." Lanjutnya sedih

Dita mencubit lengannya main-main pertanda kekesalannya. Sagara sendiri hanya menonton saja, laki-laki itu mengantar kembarannya ketempat kerjanya dulu. Katanya sedang rindu dengan orang-orang disana.

"Lula?"

"Mas Nero!" Seru gadis itu senang, menuju bosnya itu lalu memeluknya.

Nero sendiri terkekeh sambil membalas pelukan itu di selingi dengan beberapa kecupan pada puncak kepalanya. Entah karena refleks atau laki-laki itu sangat merindukan gadis di dalam pelukannya.

Sagara mulai memicingkan matanya tajam. Mengamati laki-laki yang sedang memeluk adiknya dengan kurang ajar. Merasa gerah, Laki-laki itu langsung saja menarik Alula kearahnya. Gadis yang di tarik itu cemberut seketika, kak Sagara ini benar-benar menjengkelkan grutu gadis itu membatin.

"Ini siapa?" Alis Nero mengerut tidak suka. Apalagi dengan terang-terangan tangan Sagara merangkul Alula erat.

"Dia ka-"

"Gue Tunangannya." Lagi-lagi ucapan itu. Alula ingin menginjak kaki kakaknya ini saja rasanya.

"Hah?" Kaget cowok berumur dua puluhan itu.

"Ih bukan! Dia kakak aku, emang suka gitu orangnya, iseng." Ralat Alula menjelaskan. Mba Dita yang masih berada disana tadi mengangguk paham, wanita itu sempat kaget saat cowok tampan bersama Alula itu tadi menyebutnya tunangan gadis itu.

Nero mengangguk saja. Bocah laki-laki di depannya ini sedang menatap dirinya tajam, seolah singa yang sedang mengintai mangsanya.

"Al, yuk ikut mba dulu ke dapur. Mba bikin kue resep terbaru, yuk cobain."

Mba Dita menarik Alula meninggalkan kedua laki-laki berbeda umur disana. Masih dengan saling menatap tajam dan sinis.

"Nih, cobain deh." Ucap wanita itu sambil mengangsurkan sepiring kue mini yang di balut coklat di atasnya.

Ternyata saat di gigit coklat leleh keluar dari dalamnya. Alula tersenyum senang merasakan rasa manis di mulutnya.

"Enak! Aku jamin pasti ini bakalan laku banget!"

Mbk Dita bertepuk tangan senang. Tidak sia-sia wanita itu belajar membuat kue.

Setelahnya Alula ingin mencuci tangannya yang terdapat cokelat lengket, menggulung lengan cardigan yang dia pakai Alula sudah akan menyentuh air sebelum tarikan pada tangannya membuat dia terkejut.

"Ini kenapa?!"

Pertanyaan bernada amarah itu membuat Alula ciut menatap Sagara di depannya. Gadis itu lupa bahwa ada lebam di pergelangan tangannya. Ulah dari Gilang kemarin. Terhitung sudah hampir seminggu laki-laki itu dan juga Nella selalu membully dirinya, teman-temannya yang lainnya juga tidak ada yang membantu. Tania hanya bisa menangis melihat Alula yang selalu terluka, tak ayal gadis itu juga mendapatkan satu dua buah kekerasan jika berani membela Alula.

Life Change (Possessive)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang