Ahh.. (JaeYong)

9. Terimakasih

⚠️ : typo bertebaran mohon dimaklumi..

"Masih kontakan di sana?" Tanya Yunho.

"Gak akan pernah."

"Sorry."

"Yang dibilang tante kemarin.."

"Owh, iya itu beneran."

"Kok."

"Kamu terkenal Taeyong, ayahmu pasti melihat kamu di televisi."

"Ugh..." Taeyong ingin menangis.

Yunho sangat sedih, teman seperjuangannya sudah hancur, sang istri hilang entah kemana, anaknya tinggal sendirian dan menjadi tak terurus.

"Taeyong kuliah?" Tanya Yunho mengalihkan perhatian.

"Bisa bisanya om tanya itu." Taeyong tersenyum miris.

Yunho salah besar.

"M-maaf."

Keadaan pun seketika hening.

"Tolol lu Yunho." Ucap Yunho dalam hati.

"Taeyong gak kuliah om."

"Iya yong, aduh maaf banget tanya yang aneh aneh."

"Iya gapapa om."

"Rumah kamu yang mana?"

"Itu om." Taeyong menunjuk sebuah rumah...

"Yang bertingkat itu?"

"Ha? Bukanlah om..tapi yang gubuk itu."

"Taeyong."

Taeyong tersenyum.

Yunho memberhentikan mobilnya dan langsung membuka sabuk pengamannya, lalu memeluk Taeyong.

"Sabar ya yong, om Yunho juga bantu cari pelakunya."

Isakan mulai terdengar.
.
.

"Hadeuh kok gua merinding ya." Gumam Irene.

"Besok mau minta maaf ke Taeyong dah, kayaknya gua pernah ngomongin dia yang nggak nggak."

Lalu Irene pergi ke tempat gym yang berada di dekat basement rumah.
.
.

"Terimakasih om Yunho."

"Iya sama sama Taeyong, kalo ada apa apa telpon Jaehyun ya yong."

Taeyong tersenyum lebar, ia direstui tanpa ada hambatan menawar seperti waktu mereka pertama kali bertemu, di minimarket.

Disisi lain Taeyong merasa aman, Jaehyun anak baik. Walau tak perhatian.

"Iya ok Yunho...terimakasih sekali lagi."

"Iya yong, om pamit ya."

"Iya om."

"Oh ya, kamu butuh uang?"

"Nggak om, masih ada tabungan."

"Sering main ke rumah ya! Rumah kadang sepi nih."

"Iya om."

Yunho tersenyum dan ia pun melajukan mobilnya.

"Hati hati om." Ucap Taeyong yang tak akan terdengar Yunho.
.
.
.
.
.

"Breaking News breaking news." Ucap Mingyu.

"Ada apasi?" Tanya Jaehyun.

"Adelu Jeno."

"Aduh tu anak kenapa lagi si?"

"Tuh diomongin satu sekolah."

"Anjir, emang kenapa si?"