Dengan malas Ajun melangkah menuju warung siomay Kang Dudung yang biasa dirinya dan ketiga temannya makan tiap ke kantin, bukan cuma di istirahat pertama atau kedua aja, benar-benar tiap ke kantin--kalau sempat buat makan.
Ketika sampai ada beberapa kakak kelas yang juga sedang mengantri membuat Ajun mesti tunggu dulu sampai antriannya sampai, cowok itu berjongkok di depan warungnya lalu menunduk menenggelamkan wajah di atas lipatan tangannya di atas lutut.
Hari ini serba malas aja rasanya, kepengen tidur yang lama soalnya Ajun ngantuk berat. Semalaman dia ngerjain matematika sampai rasanya mau meninggal, Ajun kan rajin slalu mengerjakan tugasnya di rumah. 15% kerjain tugas, 85% main games. Itu sih kejadian aslinya, main dulu buat kumpulin niat mau ngerjain tugas, baru ntar mau ngerjain pas udah jam tiga atau empat subuh. Ajun sih sebenarnya terpaksa rajin, soalnya nyontek Bintang nggak pernah di kasih.
Katanya Bintang sih gini, "Kalau soal PR mah gua nggak mau kasih jawaban pasti, tapi kalau minta tolong dijelasin salah satu soal baru gua mau bantu. Bukan apa-apa Jun, bukannya gua mau pelit nilai ke elu. Tapi gua nggak mau punya temen goblok ke cewek, goblok juga ke pelajaran. Seenggaknya lo ada keahlian di salah satunya. Satu soal bisa lo pecahkan, senengnya udah kek dapet lotre dah, ciyus."
Pengertian kan? Jadi sayang sama Bintang.
Larut dalam posisinya sampai hampir saja Ajun terlelap, tiba-tiba sepatu Ajun ada yang nendang pelan. Dengan gerakan malas, Ajun mengangkat wajah.
"Kosong tuh, duluan gih." kata si orang yang nendang sepatu Ajun, dia Ayana, cewek yang lagi hangat-hangatnya tersimpan di hati salah satu teman dekat Ajun.
Bukannya berdiri lalu memesan, Ajun melempar senyum menggodanya.
"Ihiy, Nandar." katanya meledek Ayana, membuat cewek itu berdecak lalu dengan sebal melewati Ajun untuk memesan duluan. Menyesal sudah bersimpati.
"Cher, Cher, empat dong. Bilangin, punya Ajun dan kawan-kawan." kata Ajun meminta sambil menarik-narik kecil kaus kaki Ayana. Ajun memang manggilnya Cherry, soalnya Ayana di SMP dulu memang di panggilnya Cherry, cuman gara-gara di SMA nama Cherry ada dua berakhirlah Ayana dipanggil Ay.
"Abang, kata Ajun empat." ucap Ayana ke Kang Dudung, santai emang ngomongnya, tapi kaki dia main untuk menendang Ajun. Emosi lah, kaus kaki dia dimainin.
Lalu Ajun terduduk dengan dramatisnya, namanya juga orang ngantuk, fisik terasa lebih lemah jadinya gampang modar ketika di senggol.
"Ku menangiiiiiiiss," malah nyanyi lagi, Ayana mengumpat dengarnya. "Membayangkan, betapa kejamnya dirimu atas dirikuuu!!" lanjutnya, mana ngegas.
Bukannya bikin Ayana luluh, yang ada Ajun malah dapat tabokan di kepalanya.
"Aduh, Cher," keluh Ajun sambil mengusap kepalanya, bibirnya manyun ngambek pada Ayana yang menatap Ajun sadis. "NANDAAAAAR, KAK AY-NYA GALAK NIH!" teriak cowok itu kemudian mengadu, satu kantin noleh tapi nggak langsung ke Ajun ke Nandar dulu sama Ayana bergantian, soalnya mau liatin Ajun nggak keliatan wujudnya gaib. Iyalah, orang duduk lemah di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arjuna: Si (bukan) Pencari Cinta
Фанфик[completed] "Gua bukan Arjuna si pencari cinta, karena gua nggak suka mengoleksi wanita. Gua mah beda, lo cuma senyumin gua aja udah mau sujud syukur gua. Apalagi kalau mau jadi pacar, yuk, hari ini bisa?" ft. Na Jaemin ©eipayow, 2021