Resyakila Adhiwijaya.
Aku melihat diriku di pantulan cermin, sambil berputar sedikit tersenyum gemas saat menyadari aku cukup cantik hari ini.
Oh ayolah siapa yang tidak akan mengatakan aku cantik? paling hanya orang rabun.
Berniat untuk sarapan bersama papa dan mama malah langkah ku berhenti saat melihat sosok ciptaan tuhan yang kemarin cukup mengurus emosi itu.
Menarik nafas panjang aku menghampiri mereka, menyipitkan pandangan ku ke arah nya.
"Pagi sayang"
mama memberi insturuksi untuk duduk di samping dia lewat mata, kembali menghela nafas malas aku pun duduk di samping nya, Raka.Raka ngapain sih kesini?!
inner ku berteriak kesal"ekhem, kok bisa ada kak raka ma? pa?" tanya ku bergantian melirik mama dan papa meminta jawaban dari semuanya.
"kan raka calon suami kamu kil, ya gapapa" jawab papa santai sambil melanjutkan membaca koran kesayangan nya itu.
santai? ya emang sih raka sedari tadi hanya mendiami nya terlalu fokus kepada ponsel dengan kening yang berkerut seperti berpikir keras untuk suatu hal.
Mengabaikan raka dengan ponsel nya, aku memilih memakan sandwich buatan mama, namun lagi lagi aku tersedak saat mama membuka suara mengatakan hal yang membuat ku mengutuk diri sendiri.
"kil nanti berangkat nya bareng raka ya, jangan supir mang edo buat anterin mama aja" celetuk mama sambil memasang raut wajah bahagia.
kampret mimpi apasih semalem aku ?
"Yaudah tante om, raka sama kila berangkat duluan udah siang"
aku melirik ke arah nya melihat cara nya berpamitan kepada kedua orang tua ku sambil membungkuk hormat seperti tentara kepada jendral
ck benar benar es batu ini sangat manis.
Pikir ku sejenak namun kembali sadar menggelengkan kepala pelan, beranjak menyusul raka yang sudah duluan masuk ke mobil.
"Ma paaa, kila berangkat duluan yaaa lopyuuuu" teriak ku sambil memberi kiss bye dan masuk kedalam bill gates berwarna putih itu.
Tiba tiba raka mendekat ke arah ku menatap mata ku dalam, aku terlonjak kaget saat melihat mata bak elang itu yang seakan akan mengintimidasi itu, dan beralih kepada tangan nya yang memasangkan sabuk pengaman di pinggang ku, aku pun memutus kontak mata melihat ke arah luar.
Selama 15 menit suasana canggung berduaan dengan raka membuat otak ku berpikir keras apa yang harus kulakukan, melirik sekilas raka yang sibuk menyetir.
"Ekhem, anu kak raka kenapa setuju sama perjodohan kita?" sudah cukup rasa penasaran ini dan pertanyaan itu meluncur begitu saja begitu saja melihat raka menunggu reaksi laki laki tersebut.
"Aku tidak memiliki alasan untuk menolak"
yang di tunggu tunggu pun
membuka suara membuatku sedikit tersentak"kenapa gitu ?" tanyaku lagi menatap lurus ke arah nya, disaat bersamaan dia pun mengerem mendadak mobil itu melirik sekilas ke arah ku
"udah sampai, nanti pulang aku jemput" putus raka sepihak
"Oke"
Ucapku kesal dan beranjak pergi meninggalkan mobil dan raka, menutup keras mobil itu dan tidak perduli dengan tatapan tajam yg di lontarkan raka melenggang masuk ke dalam kelas mengabaikan perasaan kesal ini.
****
Raka WijayaKusuma
"Ekhem, anu kak raka kenapa setuju sama perjodohan kita?"
""Aku tidak memiliki alasan untuk menolak"
"kenapa gitu ?" tanyaku lagi menatap lurus ke arah nya
Percakapan tadi pagi dengan kila kembali terngiang di pikiran ku, memecah konsentrasi ku dengan dokumen yang berada di depan ku, menatap jengah kemudian bersandar di kursi.
Drrt Drrt Drrt
Menatap layar ponsel ku yang bergetar kemudian melihat nama yang tertera disana
Om Eric
Mendadak tubuh ku sedikit tegang kemudian mengangkat panggilan itu.
"Assalamulaikum om"
"..."
"seminggu om?"
"..."
"iya om tenang aja nanti raka urus"
"..."
"waalaikumsalam om"
tut
Sambungan terputus, aku menyeringai pelan dan kembali memutuskan melanjutkan pekerjaan ku menatap berkas itu
"Nes, keruangan saya sebentar" panggil ku kepada vanesha sekretaris pribadi ku melalui telepon kantor.
Tok tok
"Masuk"
Vanesha pun masuk dengan tatapan seperti biasa, perempuan ini memang menunjukan rasa kertertarikan nya kepada ku, namun aku selalu mengabaikan nya dan mengganggap hubungan kami sebetas atasan dan bawahan.
"Tolong kosongin jadwal saya selama seminggu kedepan nes"
"Bapak mau kemana? liburan pak? Ajak sa-"
"Saya ga kemana mana nesa, batalin jadwal kalau mengharuskan saya keluar kota ataupun negri" potongku menatap nya tajam
"B-baik pak nanti saya usahakan"
Aku mengangguk pelan membiarkan dia keluar dari ruangan ku. Menutup mata mencoba terpejam, melepas penat hari ini sebelum menggempur sesuatu di depan sana.
.
.
.
.
.
.
.
.TBC
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT 🐝
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH UTUSAN PAPA
Storie d'amoreTerlibat perjodohan konyol akibat ulah papa nya, membuat kila mendengus frustasi merutuki kisah percintaan nya itu. . . . © xvralden