「 Eight 」

17K 2.2K 493
                                    

Jaemin dan Jeno berdiri di depan pintu rumah melihat semua teman-temannya yang berpamitan pulang. Hyunjin membawa mobilnya sehingga Seungmin dan Han ikut menebeng. Saat mobil Hyunjin sudah hilang dari pandangan si kembar mereka masuk lagi ke dalam rumah.

Jaemin melangkahkan kakinya menuju kamar Renjun, ia memasukinya tanpa mengetuk lebih dulu. "Anak pungut!" Teriaknya saat sudah sampai di dalam.

Tidak ada sahutan yang terdengar membuat Jaemin memasuki kamarnya lebih dalam. Telinganya mendengar suara gemericik air, bisa di pastikan kalau Renjun tengah mandi sekarang.

Jeno ikut memasuki kamar Renjun dan menutup pintunya. Jaemin yang melihat Jeno masuk hanya memutar matanya malas dan mengambil salah satu buku yang berada di meja belajar.

Tak berselang lama pintu kamar mandi terbuka menampakkan tubuh half naked Renjun. Renjun belum menyadari kedatangan kakaknya hingga suara berat Jaemin menginterupsinya.

"Anak pungut" panggilnya dengan nada datar.

Renjun refleks berbalik ke arah Jaemin dan menutup tubuh bagian atasnya. "K-kak Jaemin?" Kagetnya.

"Lu nggak liat gw?" Kali ini Jeno yang bersuara. Renjun berbalik badan lagi dan melihat Jeno yang masih berada di ambang pintu.

"K-kak Jeno? N-ngapain ada disini?" Tanya Renjun sedikit takut. Pasalnya tadi ia melihat adegan tak senonoh yang di lakukan Jeno kepada salah satu temannya tadi. Itu membuat Renjun dua kali lebih takut dari sebelumnya.

"Nggak boleh gw ada di sini?"

"B-bukan git-"

"Udah berani ngusir kita?"

"M-maksud Injun ng-"

"Lu nggak suka kita di sini?" Jeno berjalan mendekati Renjun dengan smirk yang ia tunjukan di wajah tampannya. Refleks Renjun melangkah mundur untuk menghindari kakaknya.

Langkah Renjun terhenti saat punggungnya menabrak sesuatu, ia menolehkan kepalanya dan ternyata ia menabrak tubuh Jaemin. Renjun langsung menjauhkan badannya dari Jaemin, tapi justru ia kembali mundur saat Jeno mengukungnya dengan tangan kekarnya.

Tangan Jaemin berada di pinggang Jeno yang mana Renjun berada di tengah antara mereka berdua. Sedangkan tangan Jeno berada di pundak Jaemin. Renjun tidak bisa kabur kemana-mana karena tubuhnya di himpit oleh kedua kakaknya.

(Posisinya hampir mirip kaya gini, bayangin aja yang di tengah itu Renjun, Jisung di ganti Jaemin. Terus tangan Jeno di pundak Jaemin, tangan Jaemin di pinggang Jeno)

"Jawab pertanyaan gw, lu udah berani ngusir kita?" Bisik Jaemin di telinga Renjun yang mampu membuatnya merinding.

Renjun menggeleng dengan kepala yang menunduk. Ia tidak berani mengangkat kepalanya karena itu akan berhadapan langsung dengan wajah Jeno.

"Jawab" bisik Jeno saat melihat Renjun justru hanya menggelengkan kepalanya. Ia meniup leher Renjun vulgar yang mendapat erangan dari empunya.

"N-nggak" jawab Renjun pelan. Sedikit lagi air matanya akan keluar. Itu pasti.

Jaemin menarik pinggang Jeno mendekat yang membuat di antara mereka tidak ada lagi jarak. Renjun sedikit kaget namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Air matanya sudah jatuh mengenai bahu Jeno. Renjun sedikit terisak saat di rasa ia mendapatkan sentuhan di area punggungnya.

"Coba ulang, gw nggak denger" goda Jaemin. Ia mengusap punggung halus Renjun dan menduselkan kepalanya di sana.

"N-nggak!" Kali ini Renjun menaikkan volume suaranya satu oktaf. Tangannya memegang lilitan handuk yang menutupi area privasinya. Di dalam hati Renjun berdoa semoga kakaknya tidak melakukan apapun yang berada di otaknya sekarang.

Kakak | Norenmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang