「 Eighteen 」

15.2K 1.5K 212
                                    

Mari kita fokus ke konflik Hendery biar cepet selesai🙂.

***

Yangyang mengayunkan kakinya gelisah di pinggiran kasur. Sudah semenit lamanya ia masuk ke dalam kamarnya tapi tidak ada tanda-tanda Hendery dan Renjun akan menyusulnya. Matanya mengarah ke arah pintu tanpa mengalihkannya sedikit pun. Saat dirinya ingin beranjak tiba-tiba saja knop pintu berputar dan terbuka menampakkan kakaknya seorang diri.

"Kak Ren mana?" Tanya Yangyang saat Hendery sudah berada di depannya.

"Yangyang, kakak mau ngomong sesuatu sama Yangyang" Hendery mengalihkan topiknya mengabaikan pertanyaan Yangyang.

"Ngomong aja" balas Yangyang santai. Dengan mudahnya Yangyang melupakan pertanyaannya tadi.

Hendery mengambil tempat di samping Yangyang dengan kedua kaki yang terangkat naik dan di lipat hingga posisi duduknya menjadi bersila. Yangyang mengikuti Hendery dan sekarang keduanya berhadapan satu sama lain.

Hendery mengambil tangan Yangyang dan di genggamnya erat. Ia mengambil nafas panjang dan menatap dalam mata adiknya. "Kak Dery suka sama Yangyang" ucapnya lantang.

Deg!

Tiba-tiba saja degup jantung Yangyang berdetak dua kali lebih cepat saat mendengar pengakuan kakaknya. Entah kenapa Yangyang merasa suhu kamarnya menjadi sangat panas padahal ia sudah menyalakan pendingin.

"Eum... terus kak Ren?" Tanya Yangyang pelan.

Hendery tersenyum tipis seraya menggeleng. "Rendy cuman pacar pura-pura kak Dery. Dia cuman bantuin kakak buat nolak perjodohan yang ibu buat" jawab Hendery.

Yangyang mengangguk kecil. Ia memberanikan dirinya menatap kakaknya yang sedang tersenyum lebar melihatnya. "T-terus sekarang gimana?"

"Ya nggak gimana-gimana. Yangyang nggak usah gagap gitu jawabnya, kak Dery jadi merasa bersalah udah ngungkapin perasaan kakak" Hendery menarik Yangyang mendekat dan di dekapnya, tak lupa juga ia mengecup pucuk kepala Yangyang lama.

Yangyang balas memeluk Hendery dengan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang kakak. Dirinya tiba-tiba saja menjadi gugup tanpa alasan, membuat nada bicaranya menjadi gagap.

"Yangyang juga suka kak Dery" bisik Yangyang di telinga Hendery. Setelahnya ia langsung mengeratkan pelukannya menyembunyikan pipinya yang bersemu merah dari kakaknya.

Hendery terkekeh mendengarnya, sudah ia duga sebelumnya. Perasaan Yangyang sangat mudah di tebak, entah karena anaknya yang terlalu polos atau memang karena terlalu blak-blakan. Tangannya mengangkat tubuh Yangyang dan di pangkunya.

"Yangyang mau sama kakak?"

Yangyang diam beberapa saat lalu memundurkan tubuhnya untuk melihat wajah kakaknya. "Mau apa?"

"Mau jadi pacar kak Dery?" Jelas Hendery.

Pipi Yangyang bersemu merah mendengarnya. Bohong kalau ia tidak senang, tapi ada seseorang yang membuat Yangyang berpikir dua kali untuk berpacaran dengan Hendery.

"Gimana sama ayah ibu?" Tanya Yangyang.

"Biar itu yang jadi urusan kakak" jawab Hendery.

"Yaudah Yangyang mau" balas Yangyang akhirnya.

"Mau apa?"

"Ih! Mau jadi pacar kak Dery lah!" Seru Yangyang kesal.

Hendery tertawa melihat wajah kesal Yangyang yang berada di hadapannya. Tanpa izin terlebih dahulu ia langsung menyatukan bibirnya dengan bibir Yangyang lalu di lumatnya lembut.

Kakak | Norenmin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang