Hari 7

2.3K 212 62
                                    

Akhirnya, hari yang tidak diinginkan Gaara pun tiba. Ia mengunjungi kediaman Sakura di desanya untuk mungkin yang terakhir kali.

Sakura menyajikan minuman hangat pada Gaara. Saat Gaara meminumnya, tiba-tiba matanya tersorot pada sebuah boneka beruang berwarna cokelat yang terasa sangat familiar berada di atas nakas kecil di pojok ruangan itu.

"Kau mendapat boneka itu dari mana?" tanya Gaara sambil meletakkan gelas.

"Ah, itu dari rumah sakit. Aku tidak sengaja menemukannya ketika aku akan pulang. Kurasa pemiliknya lupa, jadi kubawa saja," Sakura beranjak dari duduknya lalu mengambil boneka tersebut, kemudian kembali duduk di depan Gaara.

"Awalnya ini rusak. Tapi sudah kusambungkan lagi dengan chakraku. Lihat," Sakura menyodorkan boneka itu tepat di wajah Gaara, "bukankah ini menggemaskan? Ah, aku menambahkan kalung ini padanya."

Gaara tersenyum, "kalau kau mau tahu, akulah pemilik boneka ini."

"EH!?"

"Kau boleh membawanya jika kau mau," tutur Gaara yang langsung berubah menjadi dingin lagi.

"Benarkah?" tanya Sakura sumringah, Gaara mengangguk, "wah, terima kasih. Ini akan menjadi kenang-kenangan untukku."

Beberapa waktu berlalu, akhirnya tiba di mana Sakura berpamitan pada seluruh tim medis dan orang-orang desa Sunagakure, terutama pada Temari dan Kankurou. Ia merasa senang tinggal di sana, tapi ia tetap ingin kembali ke desa aslinya.

Gaara dan Sakura pun memulai perjalanan. Layaknya seorang shinobi, mereka melompati dahan-dahan pohon yang menjulang. Bagi para shinobi, itu adalah jalur cepat untuk segera sampai.

Sesampainya di gerbang Ah-Un, mereka disambut oleh Kotetsu dan Izumo yang sejak dulu tidak pernah meninggalkan pekerjaannya sebagai penjaga gerbang.

"Selamat datang, Kazekage-sama," ucap mereka berbarengan. Gaara hanya mengangguk menanggapinya.

Sakura dan Gaara akhirnya tiba di gedung Hokage. Senyum Sakura merekah begitu melihat Tsunade ada di mejanya dengan Shizune dan Tonton yang setia berada di sampingnya.

"Hisashiburi, Tsunade-shishou..." Sakura membungkukkan badannya sekilas.

"Ah, kau sudah kembali, Sakura," Tsunade menatap Sakura sekilas sebelum matanya melirik pada sang Kazekage, "Gaara, aku tidak menyangka jika Kazekage paling muda sepertimu memiliki waktu luang untuk mengantarkan muridku pulang."

Gaara membungkukkan badannya sekilas, "kebetulan semua berkas sudah kuselesaikan."

Tsunade nampak sedikit shock mendengarnya. Ia jadi merasa minder karena Gaara melakukan tugasnya dengan baik, tidak sepertinya yang suka mengoper tugas pada Shizune.

"K- kau memang hebat."

Shizune yang ada di sebelahnya hanya tersenyum canggung dengan keringat sebesar biji jagung keluar dari pelipisnya.

"Sakura, aku akan memberikanmu cuti selama tiga hari. Gunakan itu untuk istirahat dan membuat tubuhmu benar-benar rileks," jelas Tsunade.

"Terima kasih, shishou."

Setelah percakapan singkat, Sakura dan Gaara keluar dari gedung Hokage. Gaara bilang ia ingin mendapatkan sedikit hiburan di desa itu. Karena bingung harus apa, akhirnya Sakura mengajaknya ke kedai dango.

Sesampainya di kedai, Sakura langsung memesan dua porsi dango. Dan tak lama kemudian, dango pun datang. Gaara mengulum senyum ketika melihat Sakura yang nampak bahagia hanya karena makanan manis berbentuk bulat yang ditusuk itu.

"Gaara-san, kenapa kau malah melihatku?" tanya Sakura dengan mulutnya yang penuh, "kalau kau tidak mau aku bisa menghabisinya."

Gaara tidak menanggapi ucapan Sakura. Ia langsung memakan dango itu sekaligus. Sakura tersenyum melihatnya. Gaara sebenarnya sadar jika Sakura melakukan itu, tapi ia harus tetap menjaga imagenya.

"Aku kenyang."

Sakura melihat masih ada setusuk dango di mangkuk Gaara, "tapi kau masih punya sisanya."

"Kalau kau mau makan saja."

Wajah sumringah Sakura benar-benar tertangkap jelas di indra penglihatan Gaara. Ia memang memiliki niat untuk tetap bisa melihat Sakura, salah satunya dengan melakukan itu.

"Apa kau begitu menyukai dango?" tanya Gaara yang bertopang dagu.

"Sebenarnya tidak. Tapi entah kenapa dango ini terasa sangat enak sekarang."

"Mungkin karena aku."

Sakura melongo, sedangkan Gaara memalingkan wajahnya yang sudah memerah karena tersipu malu.

"M- maksudku, mungkin karena ada seseorang yang menemanimu," ujar Gaara berbohong, "bukankah makan bersama terasa lebih nikmat walau pun makanan itu sangat sederhana?"

"Ah, kau benar. Biasanya aku makan dango sendiri. Terakhir makan ini saat Naruto yang mengajakku berkencan."

"Berkencan?"

Sakura mengangguk, "ya. Saat itu kami baru selesai bertarung dengan Kakashi-sensei. Lalu Naruto mengajakku berkencan di Ichiraku."

"Lalu kau menerimanya?"

Sakura menelan dango,  lalu menyeruput air minum yang ada di sebelahnya, "tentu saja. Tapi dengan syarat ia harus membayarkanku."

Gaara sweatdrop.

"Dan ternyata dia tidak punya cukup uang, jadi aku tidak mau. Terpaksa aku harus makan dango sendiri di sini," jelas Sakura, "tapi setelah itu aku merasa menyesal, seharusnya aku membiarkannya membelikanku ramen setengah harga."

Gaara manggut-manggut. Seketika keheningan pun melanda. Walau pun kedua mangkuk itu sudah kosong, tapi mereka belum beranjak dari sana.

"Di Suna tidak ada dango ataupun ramen," celetuk Gaara, membuat Sakura meliriknya, "tapi ada satu tempat yang akan membuatmu merasa senang."

"Wah, benarkah?" tanya Sakura dengan sumringah dan matanya yang berbinar. Gaara mengangguk.

"Apa itu?"

"Rumah kita."

Sakura mendelik. Ia merasa bingung dengan apa yang diucapkan Gaara, mungkin ada tempat yang bernama 'Rumah Kita' di desa berpasir itu. Ia semakin terkejut ketika perlahan Gaara menggenggam tangannya yang ada di atas meja dengan lembut.

"Apa kau ingin menikah denganku, Sakura?"

[SELESAI]

Hai, teman-teman!

Akhirnya 7 Days with Gaara berakhir juga. Menurut pendapat kalian, cerita ini gimana?

Senang banget karena bisa bikin cerita sampe tamat lagi. Biasanya aku cuma bikin draf dan ga dipublish atau bikin cerita tapi ga pernah tamat dan langsung diunpublish ಥ‿ಥ

Untuk teman-teman yang membaca cerita ini sampai tamat, aku sangat berterima kasih sekali kepada kalian.

Terima kasih karena kalian mau meluangkan waktu untuk membaca ceritaku ini. Dan aku juga mau minta maaf atas segala kesalahan baik dalam penulisan atau dari penulisnya (´°̥̥̥̥̥̥̥̥ω°̥̥̥̥̥̥̥̥`)

Maaf kalau ceritanya biasa aja ya. Aku bukan penulis handal dengan berbagai macam layer kehidupan selalu muncul di pikiran (╯︵╰,)

Sore jaa!

ありがとうございます、
Bye-bye!

7 Days with Gaara © haarunorin,

Air

7 Days with GaaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang