06. Makan Malam

33 9 6
                                    

Sudah hampir satu jam, Daisy terduduk di kursi meja riasnya. Anna dan pelayan lainnya tak tanggung-tanggung mendadani sang Putri yang harus terlihat cantik malam ini. Karena untuk pertama kalinya, Daisy akan menghadiri makan malam di Flower Kingdom ini. Namun, dia merasa takut jika nanti melakukan kesalahan. Mengingat, dirinya bukanlah Putri kerajaan yang asli.

"Anna, bukankah, kau bilang bahwa aku selalu makan di dalam kamar? Lalu, mengapa sekarang aku harus ikut makan malam bersama Ayah dan Ibu?" tanya Daisy menatap lekat-lekat manik mata pelayan pribadinya itu.

Anna tersenyum tipis. Kemudian, menyuruh teman-temannya untuk beranjak dari kamar sang Putri. "Yang Mulia Raja dan Yang Mulia Ratu selalu menantikan Tuan Putri untuk makan malam bersama. Tetapi, Tuan Putri selalu menolak dan Yang Mulia Raja tak bisa memaksa. Karena Tuan Putri begitu pemalu." jelasnya membuat Daisy mengerjap.

"Aku? Pemalu?" gumamnya tanpa sadar tertawa. Daisy mengenal jelas dirinya. Jika dia bukanlah gadis yang pemalu. "Ah, baiklah. Ayo kita pergi sekarang. Perutku sudah sangat lapar. Karena kau mendadani ku selama satu jam lamanya, Anna!"

Anna berlari kecil menyusul sang Putri yang telah berjalan lebih dulu. Kecantikan yang terpancar di wajahnya tak bisa membuat orang yang menatapnya berpaling. Mereka tak pernah melihat gadis secantik Putri Daisy. Karena Putri tersebut tak pernah suka didandani dan untuk pertama kalinya, Anna berhasil mendadani sang Putri dengan sempurna. Daisy yang terlalu percaya diri melangkah, akhirnya berhenti di tempat. Dia merutuki kebodohannya, yang merasa tahu tentang tempat yang dipijaknya saat ini. Perlahan, dia membalikkan tubuh dan tercengir kuda.

"Hehe... Anna, kau berjalan di samping ku saja. Aku tak tahu arah." ucapnya berhasil membuat mereka yang mendengar ingin melepas tawa saat itu juga.

Anna menurut. Mereka berjalan beriringan dengan Daisy yang memeluk lengannya. Daisy terngaga melihat pintu besar nan tinggi yang berada di depannya. Sampai-sampai tak menyadari keberadaan dua kesatria tampan yang dia kagumi.

"Salam hormat, Tuan Putri Daisy." ucap keduanya bersamaan.

Sontak, Daisy pun mengalihkan pandangan ke arah dua kesatria tersebut. Senyumnya mengembang sempurna melihat Darius dan Eldric yang terlihat begitu gagah dan tampan malam ini. "Apa, kalian akan ikut makan malam juga?" tanyanya begitu antusias.

"Ti-Tidak, Putri. Kami hanya berjaga di sini." jawab Darius membuat senyum di wajah cantiknya memudar.

"Kakaakkk!!!" Teriak seorang gadis berhasil mengambil atensi semua orang. Dia adalah Peony yang baru tiba dari kunjungannya ke salah satu toko senjata terkenal di kerajaan ini. "Kakak! Kau sangat cantik!! Aku yakin, dia pasti terpesona oleh kecantikanmu, Kak!!" serunya seraya menyeret sang Kakak masuk ke dalam ruang makan kerajaan setelah dibukakan pintu oleh dua kesatria itu.

"Ayah! Ibu!! Lihatlah Kak Daisy!! Dia terlihat sangat cantik bukan?"

Violet terperangah melihat putri sulungnya yang terlihat begitu menawan. Bahkan, rambut merahnya sama sekali tak mengurangi paras kecantikan yang dimiliki oleh Daisy. "Kau benar Putriku, Kakakmu terlihat sangat cantik. Bukankah begitu, suamiku?" pujinya membuat Daisy nge-fly saat itu juga. Selama ini, dia tak pernah mendapat pujian. Apalagi dari Ibunya sendiri dan keluarganya.

"Tentu saja. Kedua Putriku memang cantik seperti seorang Dewi. Sampai-sampai, aku harus menjaga mereka agar tidak memiliki kekasih lebih dulu!" ucap Orchid tak mau jika dua putrinya memiliki kekasih, hingga berakhir menikah. Mengingat, mereka memiliki paras yang sempurna. Sayangnya, hanya orang yang berada di kerajaan saja yang bisa menikmati kecantikan paras seorang Putri Daisy. Karena Putri tersebut lebih suka menyendiri dan menyibukkan dirinya dengan membaca dan mengunjungi kebun bunga kerajaan.

Princess Of Flower KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang