"tujuh"

1.3K 84 3
                                    

Couple years later..

Aku membuka minuman kaleng kemudian meneguknya. Pelayaran selanjutnya adalah menuju Thailand, aku ingat sekali kalau kota ini mengukir banyak kenangan bagiku walau sebentar saja aku pernah singgah dahulu. Diumurku yang semakin menua ini, aku memutuskan untuk menggantikan ayahku dalam bisnis kelautannya. Entahlah, aku merasa seperti petualang. Aku selalu membutuhkan tantangan baru dalam hidupku. Tapi.. tidak untuk urusan hati. Kami belum putus, setidaknya itu yang bisa aku katakan. Tiada satu diantara kami yang memutuskan hubungan ini kan ? atau kami malah belum memulai sesuatu sama sekali ?

Mungkin Ibu sudah menyayangiku namun waktunya sudah terlambat, dan juga Ayah yang begitu menyayangiku sehingga tak pernah menyesal atau sampai mempersalahkan aku dengan segala keputusan dalam hidupku namun apa guna itu semua ?

Aku bersandar pada pagar pengaman selasar kapal. Angin bertiup meributi telingaku, andai saja aku bisa memutar waktu. I'm not gonna' make any mistake to her. Kurogoh saku kemeja yang aku kenakan, foto ini selalu aku simpan dan tidak tau sampai kapan. Senyumnya masih tertera walau foto ini sudah memudar warnanya. Bahkan sisi-sisinya saja sudah mengusang. Aku tak berniat untuk membingkainya, biarlah aku saja yang dapat memandangi wanita ini. Wanita yang kini sudah bahagia dengan hidupnya yang baru. Wanita yang pernah mengisi hatiku. Wanita yang selamanya akan aku kenang. Wanita yang begitu permanen dalam otakku.

Untuk kali pertama dalam hidupku, aku ingat sekarang adalah tanggal 21 Juli. Kalau kami masih bersama, mungkin hubungan kami sudah berjalan 6 tahun lamanya. Aku menegak sisa minumanku, mengapa aku jadi teringat kepadanya ? Andai saja waktu itu aku mengajaknya berlayar, mungkin aku bisa ceritakan pada ombak tentang kami. Mungkin aku bisa sombongkan pada langit tentang cinta kami. Mungkin aku bisa bersyair pada batas cakrawala.. tentang dua anak manusia yang berjuang demi segenggam asa. Akan tetapi aku bisa sedikit bernafas, bukanlah aku yang meninggalkan hubungan ini. Kami berpisah dengan rasa cinta yang kami sembunyikan dalam-dalam, kami ini juga pernah disatukan karena sebuah cinta kan ?

Angin kencang datang, tiba-tiba saja foto itu malah terlepas dari tanganku. Arrrrrgh ! Sial ! aku gagal menggapainya. Haruskah aku melompat dan renang ? Haruskah aku perintahkan anak buah untuk menghentikan laju kapal ini ? itu konyol ! Mengapa aku bisa seceroboh ini ? Kenapa tidak aku taruh foto ini kembali pada saku kemejaku ? Bodoh sekali aku ini ! Maka hilang sudah.. angin menerbangkannya menuju kedalam laut yang tak akan bisa aku selami.

"Hip !"

Aku terkejut. Bukan main. Suara ini ? Mana mungkin ?! Tidak bisa. Ini tidak masuk akal. Aku harus lihat dia, aku harus pastikan kalau ini bukanlah dia ! Kulepas kacamataku dan mencari sumber suara itu. Bloody hell.

Ia berjalan menghampiriku, tatapannya belum berubah meski untuk waktu yang cukup lama kami terpisah. Dia tersenyum, mungkin harus lebih memahamiku yang belum bisa berkata apa-apa. Akhirnya Ia ikut juga bersandar pada pagar ini tapi masih tetap menjaga jarak.

"Hop.."

Aku membalas sapanya itu setelah kira-kira aku benar-benar siap bercakap-cakap dengannya.

"foto yang bagus.. sayang harus terlepas" katanya. Ia sudah mengamatiku sedari tadi.

Aku tertawa kecil. Kusimpan kacamataku dan kubuang kaleng minuman ini jauh-jauh.

"happy failed anniversary" ucapku.

Becky tidak menatapku. Aku tidak berkeberatan atas itu. Dia masih mengenakan perhiasan itu saja sudah sangat cukup buatku. Lagipula, apa kelemahannya padaku selain dari tatap kedua mataku ?

Aku masih saja tak mampu mencerna apa yang sekarang ini terjadi. Mataku masih tidak percaya kalau pada akhir aku bisa melihat pujaan hatiku ini lagi.

My Last Decision (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang