One sided Love Jovin! / Lovers Marvin!
Bisakah kamu bayangkan hal yang lebih indah dibanding melihat dua orang saling mencintai tengah melempar kasih sayang pada satu sama lain?
Kebanyakan dari orang pasti akan menjawab; menjadi salah satu dari dua orang yang saling mencintai itu.
Ya, itu tidak salah, sih. Tapi bagiku, jawabannya adalah tidak ada. Bagiku, dengan melihat dua orang itu saling memadu kasih, rasanya luar biasa indah. Ikut merasakan bagaimana hangatnya cinta yang terjalin di antara mereka pun sudah menjadi hal terbaik yang bisa aku rasakan, terlebih ketika akulah penyebab kehangatan cinta itu dapat terjalin.
Well, aku memang bukan penyebabnya secara langsung, namun setidaknya langkah yang kupilih lah yang membuat kehangatan cinta mereka dapat terus terjalin. Walaupun konsekuensinya adalah aku harus mengalami 'sedikit' perasaan sakit, tapi tak apalah. Toh, membuat orang lain bahagia merupakan hal yang baik.
Namun menurutku rasa sakit itu sebanding dengan rasa puas yang aku rasakan setelahnya. Aku tidak pernah sekalipun menyesali keputusanku hari itu, justru aku benar-benar bersyukur karena diriku hari itu mau dengan sepenuh hati mengorbankan perasaanku sendiri—mengorbankan perasaanku pada lelaki yang paling aku sayangi di dunia ini.
Kevin. Kevin Sanjaya Sukamuljo nama lengkapnya.
Dia adalah lelaki manis nan menggemaskan yang berhasil menjerat hatiku. Tatapan ramah yang tersemat pada manik kelam itu sanggup membuatku terpaku terpesona dalam sekali lihat. Perlu diingat bahwa cintaku pada Kevin bukanlah cinta pada pandangan pertama. Pada awalnya aku hanya menyukai bola matanya yang indah. Namun seiring berjalannya waktu, kepribadiannya yang ceria serta hangat mampu membuatku benar-benar jatuh padanya.
Bersamaan dengan Kevin, aku juga bertemu dengan Marcus.
Marcus, bernama lengkap Marcus Fernaldi Gideon adalah lelaki tampan, menawan, dan penuh pesona yang melengkapi geng pertemanan kami.
Aku, Kevin, dan Marcus ada dalam satu geng yang sama. Kami bertiga sering duduk berdekatan selama masa-masa awal kuliah dulu, kemudian lama-kelamaan berubah jadi perkumpulan tiga remaja yang ternyata sama-sama hobi bermain game online. Seringkali kami saling menginap di rumah masing-masing hanya demi menuntaskan satu game bersama.
Tentu terdapat satu waktu di mana aku ingin menjadi salah satu dari dua orang yang saling mencintai, dan tentu aku sangat ingin merasakan hal itu bersama Kevin. Namun aku sadar bahwa aku tidak bisa merasakan hal magis itu jika aku memaksakan diriku pada Kevin. Terlebih ketika aku melihat betapa lebarnya senyum Kevin begitu ia dan Marcus mengumumkan bahwa mereka telah resmi berpacaran. Kala itu, aku tersadar bahwa senyuman Kevin adalah segalanya, senyum manisnya itu jauh lebih bermakna dibanding perasaanku yang telah dibumbui sedikit egoisme. Dan bersama Marcus lah ia mampu menerbitkan senyum itu.
"Jo? Kenapa melongo gitu? Kamu kesurupan aing maung?"
Memang Kevin dan mulut jahilnya itu benar-benar....
"Sembarangan! Aku cuma mikirin tugas-tugas apa aja yang bakal aku kerjain nanti, kok."
"Serius cuma mikirkin tugas? Awas aja loh kalo nanti tiba-tiba teriak aing maung."
Habis berkata begitu, Kevin terkikik. Demi tuhan, aku akan melakukan apa saja untuk terus mendengar bunyi kikikan paling menggemaskan se-dunia itu.
"Yang ada kamu tuh yang tiba-tiba teriak aing maung," hardikku semata-mata untuk balas menjahilinya.
"Aing maung! Raaawwrr!"
Sial, gemas sekali ya Tuhan! Kevin, tolong jangan terlalu menggemaskan, kamu itu pacar temanku sendiri. Nanti kalau aku terlalu gemas terus kebablasan mengecupmu bagaimana?!
Marcus yang sedari tadi hanya diam memerhatikan interaksiku dan Kevin pun ikut merespon dengan tawa renyah. Nampaknya memang bukan hanya aku yang merasa gemas akibat melihat tingkah Kevin, pacarnya sendiri pun merasa gemas.
"Iya, kamu memang maung, Kevin. My little tiger lebih tepatnya," kata Marcus.
Adegan selanjutnya menampilkan Marcus dan Kevin yang serta-merta menautkan bibir mereka. Dari penglihatanku, ciuman mereka nampak manis dan lembut, persis seperti apa yang aku bayangkan akan terjadi. Persis seperti apa yang aku harapkan dari Marcus, yaitu memperlakukan Kevin dengan manis nan lembut, dan aku harap akan selalu begitu sampai nanti.
Sekarang, saatnya aku mulai menata hatiku lagi sembari berusaha menemukan seseorang yang akan membuatku menjadi salah satu dari dua orang yang saling mencintai itu.
a/n :
Halo! Maaf baru sempat update hehe. Akhir-akhir ini aku lagi fokus banget main di fandom racing, jadi ya kayak biasa, lapak-lapak yang lama agak terabaikan dulu :D
Hope you enjoy this!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest || Lokal
Fanfiction(n.) yang tersayang; kesayangan === Kumpulan oneshoot, drabble, dan ficlet Marvin, Fajri beserta badminton couple lainnya warn; bxb, m-preg, and myb some mature content! If you're homophobic, don't read this story. © dyuwlr, 2019