Soulmate! AU
Viktor termenung menatap jendela kamarnya yang memperlihatkan pemandangan apik langit malam dengan sedikit bintang-bintang sebagai penghiasnya. Matanya melirik sebentar pada jam dinding yang menujukkan pukul 23.54, masih ada enam menit menuju ulang tahunnya yang ke delapan belas.
Kenyataan bahwa ia sudah berbaring hampir satu jam di atas ranjang dan tidak menemukan sedikit pun rasa kantuk membuatnya sedikit frustasi. Helaan nafas berat pun terhembus, Viktor sebenarnya merasa sedikit gugup.
Sepanjang hidupnya, baru kali ini Viktor merasa segugup ini. Rasanya bahkan lebih mengerikan dari saat ia akan tampil pada acara prom night sekolahnya dulu.
Kata orang-orang, ketika hari ulang tahun ke delapan belasmu tiba; maka se-segera mungkin akan tertulis nama lengkap beserta gender dan tahun lahir pasangan sehidup semati—soulmate—pada lengan kananmu. Dan enam menit—oh tidak, tiga menit lagi—Viktor akan segera mengetahui siapakah nama gerangan yang akan menjadi soulmatenya.
Ya tuhan, ada apa dengan tubuhnya?
Viktor rasa perutnya seperti diaduk-aduk keras, dahinya pun sedikit berkeringat; padahal kondisi Odense sekarang tengah musim dingin dengan suhu rata-rata nol derajat celcius. Denting jarum jam yang bergema makin membuatnya merasa tak karuan. Sedikit-sedikit Viktor melirik lengan kanannya yang masih tertutup piyama lengan panjang dengan rapi. Beberapa detik lagi, tulisan di sana mungkin akan menjungkir balikkan hidupnya seratus delapan puluh derajat.
23.59, satu menit lagi.
Viktor memejamkan matanya erat-erat, membiarkan dirinya berfokus hanya pada bunyi dentingan jarum jam yang terasa seperti alarm kematian yang akan segera menjemputnya sebentar lagi. Ayolah Axelsen, jangan berlebihan.
TING!
TING!
TING!
Jam dinding kamarnya berdenting tiga kali, tanda pergantian jam sekaligus pergantian hari yang sadar tak sadar sangat Vikor nantikan; walaupun penuh dengan keluhan hiperbola tak masuk akal.
Dengan mata terpejam, Viktor perlahan-lahan menggulung lengan kanan piyamanya. Meraba permukaan lengannya yang terasa halus seperti biasa, kemudian membuka kelopak matanya dengan takut-takut.
石宇奇, male. 1996.
Heh?!
Kenapa yang muncul adalah tulisan mandarin? Apakah soulmatenya orang Tiongkok?
Kalau iya, bagaimana cara mereka bertemu? Denmark dan China itu jauh sekali, beribu-ribu kilometer jaraknya. Rasanya agak tidak masuk akal bagi Viktor untuk mendapatkan soulmate dengan jarak sejauh itu, padahal masih ada kurang lebih 5 juta penduduk Denmark lainnya yang bisa menjadi soulmatenya; jadi kenapa harus jauh sampai ke China sana?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest || Lokal
Fanfiction(n.) yang tersayang; kesayangan === Kumpulan oneshoot, drabble, dan ficlet Marvin, Fajri beserta badminton couple lainnya warn; bxb, m-preg, and myb some mature content! If you're homophobic, don't read this story. © dyuwlr, 2019