4

6 0 0
                                    

Pagi ini cukup cerah, sebelum berangkat sekolah Raisa menghela nafas dan siap untuk memulai harinya.

“Saya tunggu kamu dari tadi”

“loh, dewa?”

Siapa sangka, dari tadi dewa menunggu di depan rumahnya, padahal Raisa Sama sekali tidak memberi tahu dimana rumah Raisa.

“lo kok tau rumah gue?”

“Cepat naik, sebentar lagi kita terlambat”

Sampai di parkiran banyak sekali cibiran.

“itu kan anak baru yang katanya dari jakarta, tapi naiknya sepeda butut kok bisa dewa mau sama dia”

Seperti itu lah kira-kira cibiran mereka, tapi Raisa tetap memilih untuk tidak meng-gubris. percuma, hanya buang tenaga.

“jangan di dengerin” Kata dewa.

“apa yang di dengerin”

“tadi”

“tadi apa’’

“Saya duluan”

“loh anjir gue di tinggal”

Dewa jalan dengan langkah kaki yang cepat, Raisa hanya mengikuti langkah kaki nya seperti awal bertemu dengan dewa kemarin.

“Dewa ganteng” Batin Raisa.

Sampai di kelas, Raisa duduk disambut baik oleh via, teman sebangkunya.

“Sa, kamu udah sarapan belum? aku bawa dua nih tadi aku bilang ke mamah aku, kalo aku punya temen baru jadi mamah aku bikinin 2 deh”

“Wah makasih via, harusnya mamah kamu gak usah repot-repot”

Raisa kembali tersenyum, dan memakan bekal yang di beri via.

Dewa pun ikut tersenyum.

-🌻-

“Saya ingin mengajak kamu untuk ke perpustakaan, kamu mau ikut saya” Tawar Dewa.

“Boleh deh”

Sampai perpus, Raisa dan dewa duduk samping-sampingan, Raisa kembali mendapatkan cibiran.

“cewe murahan, anak baru aja belagu”

“kamu fokus baca saja, jangan dengarkan mereka”

“Iya, Dewa”

“Apa?”

“Hah? kok apa?”

“tadi kamu bilang apa?”

“iya, dewa” dengan senyuman Raisa.

“maaf saya kebelet, saya ke kamar mandi dulu”

“maksudnya gimana dah? gue senyum bikin dia mules gitu, kurang ajar”

Raisa, duniaku. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang