Aturan Kekaisaran Phoenix [1]

110

Menderita seperti di Neraka

...

Jika orang lain tahu bahwa Kepala keluarga teratas di Huan Yun benar-benar ditakuti oleh Jun Mohuang dan melarikan diri, itu akan sangat memalukan.

"Ayah benar. Kami tidak dapat membiarkan mereka menemukan identitas kami."

Su Zhiyu berada dalam kondisi yang lebih buruk daripada Su Zhijing.

Jun Mohuang menendangnya dari belakang dan dia tergelincir di tanah sejauh lebih dari sepuluh meter.

Lantai batu yang kasar menggaruk pipinya yang cantik, dan rambut serta pakaiannya sedikit berantakan.

Dia merasa tidak enak dan ingin istirahat.

Tapi jika ini dilihat, dia akan kehilangan semua harga dirinya sebagai dewi pertama!

Oleh karena itu, dia tidak boleh membiarkan orang-orang ini mengetahuinya!

Kediaman Keluarga Su juga tidak jauh dari sini. Jaraknya hanya sekitar 3.000 meter.

Selama dia menyingkirkan para pengejar ini dan kembali ke Keluarga Su, semuanya akan baik-baik saja.

Imajinasinya indah, tetapi kenyataannya kejam.

Ada beberapa ratus penjaga yang mengejar mereka. Setelah melihat kemana mereka melarikan diri, beberapa dari mereka dengan cepat mengambil rute alternatif untuk menghentikan mereka.

Ketiganya telah mendekati rumah beberapa kali tetapi terpaksa mengubah arah mereka.

Lebih buruk lagi, klan keluarga lain juga mendengar keributan dan segera mengirim pengawal mereka sendiri untuk memperkuat pasukan saat mereka mendengar bahwa ada pencuri di perkebunan.

Ayah dan anak perempuan Su sedang dikejar dan dicegat. Mereka melarikan diri seperti tikus di jalan-jalan distrik kaya, terlihat sangat menyedihkan.

Dengan semakin banyak orang mengejar mereka, hanya masalah waktu sebelum mereka ditemukan.

"Ayah, jika ini terus berlanjut, tidak... kita pasti akan ketahuan!"

Su Zhiyu meletakkan tangan di dadanya dan jejak darah mengalir di sudut bibirnya.

Saat dia berlari, luka dalam dari tendangan Jun Mohuang semakin parah, dan dia tergagap.

"Ayo lari dari daerah kaya dan cari tempat persembunyian dulu."

Su Zhiyu dan Su Zhijing sama-sama menderita luka dalam dan sangat membutuhkan tempat untuk minum pil obat dan bermeditasi untuk menyembuhkan luka mereka.

Jalan-jalan di distrik kaya itu lebar dan tidak ada tempat untuk bersembunyi.

Ada sebuah danau bernama Danau Lan tidak jauh dari distrik kaya itu. Alang-alang di tepi danau tumbuh subur dan merupakan tempat yang sempurna untuk bersembunyi.

Su Hu hanya bisa menggertakkan giginya dan lari dari daerah kaya menuju Danau Lan bersama kedua putrinya.

Orang-orang yang mengejar mereka terus melakukannya bahkan setelah mereka meninggalkan distrik kaya itu.

Mereka bertiga ingin lari ke danau, tetapi pada saat yang genting, tim kecil yang terdiri dari tiga orang menghalangi jalan mereka.

Dalam keadaan seperti itu, mereka bertiga terpaksa di pertigaan jalan.

Di sebelah kiri adalah tumpukan besar sampah yang mengeluarkan bau yang menggugah jiwa. Sekelompok lalat terbang dengan gembira mengelilinginya.

Di sebelah kanan adalah permukiman kumuh yang gelap dan sempit dengan gang-gang kecil yang tak terhitung jumlahnya. Itu adalah tempat paling cocok untuk bersembunyi.

Mereka bertiga ingin bersembunyi di daerah kumuh tetapi menyadari bahwa sudah ada penjaga di pintu masuk yang mencari mereka. Mereka juga dikejar.

"Bagaimana kalau mencari perlindungan di rumah-rumah di kedua sisi jalan?"

"Tidak, itu tidak akan berhasil."

"Cahaya bulan malam ini cukup bagus, dan menerangi dinding dengan baik."

Memanjat tembok dalam keadaan seperti itu setara dengan menyatakan lokasi mereka.

"Masuk."

Su Hu mengertakkan gigi dan menarik kedua putrinya menuju tumpukan sampah.

"Apa? Ayah, itu diisi dengan sampah. Ini kotor dan bau!"

Su Zhijing menutupi hidungnya dengan jijik.

Meskipun Su Zhiyu tidak mengatakan apa-apa, dia tampak enggan.