Prolog

88 11 0
                                    


Berulang kali pikiran itu berlari dalam otakku. Tetesan air yang mengalir lembut diatas kepala tak mampu meredam segala suara didalamnya. Cermin pembatas memantulkan gambaran diriku dengan samar, gambaran yang diciptakan oleh uap yang tertahan diruangan kecil ini.

Harusnya suhu panas air ini membuat seluruh tubuh tambunku lebih rileks bukan makin membeku terpenjara oleh segala pemikiran yang terus berlari dalam kepala.

Satu persatu ku lepas segala yang melekat pada tubuh ini. Sengatan air panas dari shower makin membakar kulit coklat khas jawa milikku.

Isak itu mulai terdengar lirih.ku pandangkan ke sekitar, aku masih sendiri. Ternyata dari dirikulah suara menyayat itu. Mengerikan ternyata suara isakan yang sungguh tak ku sangka berasal dari diriku.

Anak tak berguna.

Anak Durhaka.

Perempuan rusak.

Semua berlari dalam otakku.
Tubuhku meluruh bersama nyeri disekujur tubuh. Tapi hatikulah yang paling tak berbentuk. Remuk bersama segala hidup yang terlihat sempurna.

YasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang