Pertemuan

22 7 19
                                    


Tak ada yang menyangka
Pertemuan ini akan menjadi
Awal dari segalanya

______________________________________

Sasha berlari menyusuri koridor lantai 2. Masih mencari ruang kelasnya. Ia yakin Arga di hukum di bawah sana karena ulahnya.

Sasha berhenti di depan sebuah kelas, dengan angka 9 di pintunya. Sasha mengatur nafasnya. Setidaknya ia bisa sampai ke tujuan walaupun terlambat.

Dengan jiwa yang genap, ia memutar knop pintu. Terlihat seorang murid dan guru di depan kelas, dan banyak murid lainnya yang duduk, memperhatikan kehadirannya.

Guru telah datang ke kelasnya, tentu ia harus menjelaskan...

"Kenapa terlambat?"
Kata seorang guru laki-laki yang kini ada di hadapannya.

"S-saya... Ketinggalan bus Pak!"

Sasha mengatur nafasnya, mengharapkan respon yang baik dari guru itu. Sedangkan siswa dan siswi yang duduk hanya memperhatikan.

"....hhh... Duduk,"

Mendengar perintah itu, Sasha mengangguk. Seluruh penjuru kelas ia lirik, hanya ada satu bangku yabg kosong. Bangku paling pojok, dekat jendela. Dengan tas berwarna biru di salah satu kursinya.

Sasha terpaksa harus menetap disana. Entah siapa yang akan menjadi teman sebangkunya.

Sasha meletakkan tasnya di atas kursi, lalu ia duduk disana. Beberapa murid yang tadi memperhatikkannya langsung kembali menatap ke depan kelas. Seorang siswi sedang memperkenalkan dirinya di depan.

"Nama saya Farela Tasha, biasa di panggil Ela,"

Bla..bla...bla....

Perkenalan diri dari masing-masing murid berlanjut. Hingga seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan hoodie abu-abu masuk ke kelas itu.

Dengan santai, anak itu berjalan. Lalu duduk di sebelah Sasha tanpa raut dan ekspresi yang jelas.

Sasha juga tampak biasa saja, hanya.. sedikit terkejut. Ini pertama kalinya ia mendapat teman sebangku laki-laki. Dan.. siapa yang tidak canggung jika teman sebangkunya sangat tampan?

Sesekali, Sasha melirik dan memperhatikan pergerakan anak di sebelahnya. Sasha akui, dia memang tampan. Bahkan sempatnya Sasha membandingkan visual anak itu dengan Arga.

Kemanapun ia menatap, perhatiannya akan kembali ke tempat yang sama.

"Woy! Lo di panggil maju!"
Teriak salah satu siswa yang duduk tepat di depannya.

"Eh.. iya maaf,"

Dengan canggung, Sasha melangkah ke depan kelas, sembari menahan roknya. Bagaimana jika angin tiba-tiba menerpanya?

Sekian detik, Sasha sampai di hadapan semua orang. Semua netra tertuju padanya, bahkan teman sebangkunya.

Blush..

Kenapa ia merasa sangat berdebar-debar dengan tatapan itu?

"N-nama saya.. Floren Vanesha Ratu.. biasa dipanggil Sasha,"

Beberapa pertanyaan terlontar dari mulut teman-teman barunya. Banyak yang menanyakan alamat, hobi, bakat, sampai nomor hp nya.

Sekian perkenalan Sasha, akhirnya ia di persilahkan duduk kembali.

"Selanjutnya!"

Sasha berjalan, namun berhenti sebelum sampai di bangku tempat ia duduk. Pikirnya, karena jarak antar meja cukup sempit, Sasha mempersilahkan teman sebangkunya keluar terlebih dahulu.

Ada Raja Ada RatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang