Keadaan kelas kini sangat ricuh. Tidak ada guru yang memantau kegiatan kelas kami. Semua melakukan apa yang mereka inginkan. Kini, Sasha sedang mencoba mengobrol dan mencari teman baru.
"Kamu cantik deh Sha,"
Mendengar pujian dari Lauren, teman barunya, Sasha sedikit menutup wajah dan tersenyum simpul. Hahh.. Kapan Arga akan berkata seperti itu juga padanya?
"Makasihh kamu juga kok,"
Balas Ela tiba-tiba."Dih.. Gue ga muji lo!"
Kata Lauren yang memicingkan sebelah wajahnya.Lauren, Ela, dan Sasha benar-benar menikmati obrolan mereka. Mereka bertiga duduk berkumpul di sebelah meja Sasha. Mereka akrab dengan sangat cepat.
Sasha yang tertawa, tiba-tiba berhenti.. lalu menatap ke sebelah kanannya.
Fajar, ya.. teman sebangkunya. Hanya diam dengan earphone di salah satu telinga, memandang keluar. Raut wajahnya seperti menggambarkan bahwa ia menolak kebisingan yang ada.
Berkali-kali Sasha mencoba untuk bertanya dan memastikan apa benar kau anak tadi pagi?
Saat Sasha masih menatap kedua manik mata kecoklatan itu, ia di kejutkan dengan eye contact di antara mereka.
Fajar hanya memandangnya tanpa ekspresi. Sebaliknya, Sasha mati-matian menahan degub jantung dan rasa malunya yang datang tiba-tiba.
Apa ini?
Segera Sasha mengakhiri itu, lalu merasakan tepukan di pundaknya.
"Kenapa?"
Tanya Lauren."Oh.. hehe.. gapapa,"
Sasha mengelus tengkuk lehernya, lalu memalingkan wajah.
"Jangan bilang.. lo suka sama Fajar,"
Sasha langsung mengelak pendapat Ela dengan gelengan keras dan cengenges di wajahnya.
"Ganteng kan? Sayang banget ga ada cewek," lanjut Ela dengan smirk nya.
"Kamu kenal?"
Tanya Sasha.Ela mengangguk, lalu menjelaskan bagaimana dirinya dan Fajar menjadi teman sejak SMP. Ibu mereka bekerja sebagai karyawan toko Bakery yang sama di pusat kota.
"Sha.. Arga itu pacar lo?"
Tanya Ela di tengah obrolan."Ga heran si lo punya pacar,"
Sambung Lauren santai."Haa?? Enggak kok! Kita cumaa sahabatan aja,"
"Friend zone gak nih?"
Timpal Lauren.Diam-diam, karena kejenuhannya. Fajar menyimak pembicaraan 3 gadis itu dari balik earphone yang tidak menyala.
Saat mereka mengobrol, mereka di kejutkan dengan teriakan peringatan dari seorang siswa. Disusul dengan deguman seribu langkah. Siswa dan siswi di dalam kelas berhamburan mencari bangku mereka.
"Tapi boong! Hahahhaha!"
______________________________________
Siang hari, pulang sekolah. Seperti janji mereka, Sasha dan Arga pulang bersama.
Arga meraih tangan Sasha, lalu menggenggamnya erat-erat. Sasha merasa nyaman dengan itu. Tak terkecuali dengan degub kencang jantungnya yang kembali datang.
Haruskah sekarang?
Namun.. terlalu banyak netra yang memandang.
Mereka berjalan beriringan. Sekali-kali mengayunkan tangan kedepan dan kebelakang. Bercerita tentang tentang kisah mereka di awal SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Raja Ada Ratu
Teen Fiction[ON GOING] "Kisah tentang Matahari, hadir untuk Bulan yang kehilangan bintangnya," Dulu.. kau yang berkata, perasaan ini salah. Bahkan kau lebih memilih dirinya. Perlahan, aku tersadar dan mengikuti keinginanmu. Namun disaat aku menemukan kebahagia...