2.Teman Baru

25 11 36
                                    

Bel istirahat SMA Kenvilage  berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat SMA Kenvilage  berbunyi. Semua murid berlarian ingin keluar. Tak terkecuali Arsel yang masih tetap di dalam kelas sibuk memainkan handphone nya.

"Rel, kekantin yuk?" Ajak Ratu pada Relia.

"Lo duluan aja, nanti gue nyusul," ujar Relia pada Ratu.

Ratu mengangguk mengerti, lalu pergi meninggalkan Relia.

Relia mendekati Arsel yang sedang sibuk memainkan handphonenya. Ia merasa tidak enak dengan Arsel karena kejadian tadi pagi.

"Gue minta maaf, soal tadi," Relia menjulurkan tangannya pada Arsel.

Arsel menatap flat gadis itu. Sadar bahwa uluran tangannya tidak digubris oleh Arsel, Relia duduk disamping Arsel.

"Kenalan?" Relia memiringkan kepalanya tepat didepan wajah Arsel.

Arsel menatap gadis itu sebentar lalu menatap kembali layar ponselnya. Relia memanyunkan bibirnya, ia berpikir sejenak bagaimana cara agar Arsel bisa berbicara dengannya.

"Kamu dengerin lagu apa sih?" Relia berusaha melihat musik yang sedang didengar oleh Arsel.

Arsel menepis tangan Kaira yang berusaha melihat handphone nya.

"Mau lo apa sih?" Akhirnya Arsel angkat bicara.

"Maafin gue tadi ya, gue gak sengaja, tadi itu gue gak sengaja numpahin minuman didepan kelas terus gue guyur deh pake air, te—"

"Kalau ngomong gausah cepet-cepet bisa gak??" Ujar Arsel dengan nada agak tinggi memotong perkataan Relia.

"Ya maaf," ujar Relia menundukkan kepalanya.

"Lo mau ngomong apa?" Tanya Arsel jengkel pada Relia.

"Gue minta maaf soal ta--"

"Udah gue maafin," ujar Arsel memotong perkataan Relia lagi.

"Beneran?? Kalau gitu kenalan?" Relia memiringkan kepalanya tepat didepan wajah Arsel.

"Arsel," ujar Arsel dengan muka datar.

"Oke Arsel, salam kenal yaa, gu--"

"Relia," ucap Relia dan Arsel secara bersamaan.

Karena tak mau lama berbincang dengan Relia, Lalu Arsel keluar dari bangku miliknya meninggalkan Relia.

"Ehh, mau kemana?" Teriak Relia. Namun tidak didengar oleh Arsel.

Relia berlari mensejajarkan dirinya dengan Arsel.
Arsel melirik Relia sekilas lalu mempercepat jalannya. Sadar ia diikuti terus dengan Relia, Arsel berhenti dan menatap malas Relia. Sedangkan Relia meringis memperlihatkan deretan gigi rapinya.

Arsel mendengus kesal. "Ngapain lo ikutin gue?"

"Mau daftar jadi temen lo, boleh gak?" Ujar Relia dengan senyum manisnya.

Listen To Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang