Cp. 1 - Adek?

188 15 2
                                    

-------can I be that guy?

Candra terlihat sangat antusias saat memasuki sekolah, matanya membentuk sabit, usia 18 tahun tidak terlihat diwajahnya, terlalu manis bahkan jika dibandingkan manisnya gula, sambil tersenyum ia menyapa seorang gadis yang tengah sibuk membaca buku di tempat duduknya.

"Pagi Anela," sapa Candra sambil mempertemukan salah satu ujung sepatu dan lantai kelas itu, mengetuknya pelan.

Anela yang mendengar sapaan Candra hanya tersenyum menggangguk, ia lebih fokus melihat majalah gaya berbusana untuk tampil minggu depan, lomba yang tentu saja dengan membawa nama sekolahnya.

"Pagi ini aku gak bawa bekal, sebagai gantinya biar aku traktir kamu makan dikantin aja ya?" Masih dengan mengetuk ujung sepatunya ke lantai dengan ritme yang abstrak, ia begitu senang dapat melihat wajah fokus Anela.

Cantik sekali - batinnya

Saat merasa lelah berdiri, akhirnya Candra duduk di depan tempat Anela, ia masih terpaku pada wajah sang Berlian Sekolah itu.

"Hey, pergi ketempat dudukmu." Seseorang datang mengusir Candra, dengan masih tersenyum Candra berjalan kecil ketempat duduknya, tanpa melepaskan pandangannya dari Anela.

*****

Bel istirahat berbunyi, Candra dengan sigap berlari kecil ke tempat sang gadis.

"Kantin yuk," ajak Candra sambil menggenggam tangan Anela menariknya ke kantin, tidak menjawab ajakan Candra, Anela hanya ikut sambil memegang majalahnya. Sering seperti ini, Candra akan selalu menemani Anela di sekolah, Anela pun tidak merasa terganggu. Anela bahkan sudah mengganggap Candra sebagai adiknya sendiri, walaupun umur Anela lebih muda 5 bulan dari Candra tapi tetap saja, perilaku Candra bahkan bisa dikatakan balita berukuran besar.

"Mau makan apa?" tanya Candra saat mereka telah duduk berhadapan dikantin sambil mengayunkan badannya depan dan belakang dengan tangan menopang di sisi kedua pahanya tidak lupa dengan senyuman manisnya.

Anela yang sedari tadi sibuk melihat bukunya sontak menoleh ke arah Candra dan dengan gemas mencubit kedua pipi Candra.

"Gemes banget sih lo," kata Anela sambil tersenyum gemas.

Candra? Udah salting, matanya melihat sekitar dengan bibirnya yang ia kulum menahan senyum.

"Gue mau bakso aja sama es jeruk yah," ucap Anela lalu menatap bukunya kembali. Candra menggangguk cepat lalu berlari ke antrian kantin.

"Hey Can." Candra menoleh ke belakang mendengar namanya di panggil, matanya mengedip.

"ya?" Candra dengan segala kebingungannya.

"Pengen nanya, Anela udah punya pacar?" tanya lelaki lebih tinggi darinya.

Mendengar itu Candra mendengus kesal, ia tahu pasti orang yang berada di hadapannya sekarang bakal nembak Anela. Matanya menyipit, memperhatikan ujung rambut sampai kaki orang itu.

Gawat, kalau Anela tahu nih cowo suka dia, pasti langsung diterima. - batin Candra

Candra mengngeleng kuat kepalanya tak suka, kembali menatap mata si cowo tinggi itu lalu menyilangkan kedua tangannya sombong.

"Udah," ucap Candra dengan berusaha mengeluarkan suara dinginnya tapi terdengar lucu satu kantin.

"Oh yaudah."

"Eh?" Candra dengan segala kebingungannya part 2. "Gitu aja langsung pergi? Aneh," guman Candra.

Cowo itupun pergi keluar kantin setelah kantong celananya ia isi dengan tangan berototnya. Melihat itu Candra meringis.

Kenapa tanganku gak berurat ya? Tapikan Anela sering bilang tanganku cantik kok.

Candra membantin senang lalu tersenyum, ia melompat kecil, rambutnya terangkat dengan lucu.

----------pumkin

Tidakkah Candra terlihat sangat menggemaskan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidakkah Candra terlihat sangat menggemaskan?

Cute BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang