"How beautiful you're"
𝓔𝓷𝓳𝓸𝔂 𝓽𝓱𝓮 𝓼𝓽𝓸𝓻𝔂🖤
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
...
. ... .
.. ... ..
......
....
..
.
Setelah perdebatan panjang dengan Haechan, akhirnya ia menuruti perkataan ketua Lee untuk istirahat dan kembali ke rumah. Jeno berjanji akan mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari pemuda cantik itu bahkan sampai keluar kota.
Pemuda manis itu memutuskan untuk pulang, tapi ke apartemen Jaemin berharap siapa tau ia akan pulang secepatnya. Baru saja akan masuk gedung, tiba-tiba perutnya merasa lapar dan memutuskan untuk pergi ke minimarket.
"Kau sudah mendengar? Katanya dua hari yang lalu ada penyerangan di gang sebelah dan banyak yang mati." Ucap seseorang yang mengantri di depan Haechan.
"Penyerangan dimana? Jam berapa?!" Pemuda manis itu menyela pembicaraan dua wanita di depannya.
"Maaf, kau siapa?" Tanya wanita itu tak suka.
"Cepat beritahu aku dimana dan jam berapa!" Gertak Haechan, semoga yang dibayangkannya tidak terjadi.
"Kau tau garis polisi di ujung sana? Di gang itu banyak korban yang ditemukan. Katanya terjadi tengah malam. Dan menyeramkannya lagi, semua yang terbunuh adalah serigala-serigala besar." Cerita wanita itu dengan ketakutan.
Haechan langsung menyerobot antrian dan berlari ke arah yang ditunjukkan tadi. Garis polisi melintang diantara dua gedung. Banyak darah juga kapur penanda korban yang semuanya berbentuk serigala.
"Untunglah Jaemin bukan wolf." Ucapnya mengelus dada. Ada sedikit perasaan lega karena ia pikir temannya bukan salah satu korban yang mati.
Bau darah dan scent aneh bercampur menjadi satu. Sepertinya penyerangan ini terjadi karena ada omega yang sedang heat, ada scent yang amat manis masih membekas walau samar-samar.
Pemuda manis itu merasa ngeri membayangkan ia berada di posisi omega yang diserang malam tadi. Untung saja Jaemin manusia pikirnya.
Dari semua bau aneh disana, ada satu yang tak asing bagi pemuda manis itu. Tapi daripada memikirkan itu, bukankah lebih baik mencari Jaemin sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
ʜᴀᴛᴇ | NOMIN
FantasyBagaimana jika nyatanya mate mu sendiri membenci seorang Alpha -yang sudah menjadi takdirmu-? - Jeno Lee