Chapter 26: Disebalik Rahsia Senjata Teras Hikaru

522 56 3
                                    

Di Medan pertarungan...

Nero terus saja meluru ke arah Hikaru. Walaupun begitu, dia tidak tahu akan bahaya yang sedang menanti dirinya di saat dia sedang cuba menyerang Hikaru.

"Cahaya yang bersinar didalam kegelapan! Cahaya harapan yang menerangi sang penderita yang datang dari elemen cahaya! Akan aku seru senjata teras aku! Katana Sinar Bulan!"kata Hikaru yang mahu menyeru senjatanya.

Walaupun begitu, akibat daripada pergerakan pantas & serangan Nero itu, sebuah kepulan asap berdebu mulai terhasil sehingga menghalang penglihatan para penonton untuk melihat pertarungan yang sedang berlangsung di atas medan pertarungan itu.

Walaupun begitu, akibat daripada pergerakan pantas & serangan Nero itu, sebuah kepulan asap berdebu mulai terhasil sehingga menghalang penglihatan para penonton untuk melihat pertarungan yang sedang berlangsung di atas medan pertarungan itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nero yang sangka dia sudah berjaya menghalang Hikaru mulai berasa senang akan hal itu. Walaupun begitu, kesenangan itu tidak lama sebaik saja dia terpandang renungan mata Hikaru yang tajam itu.

Tiba-tiba, Nero terus saja terpelanting dengan kuat sehingga terlanggar dinding arena & menyebabkan dinding itu mulai meretak malahan hancur. Semua orang terkaku sebaik saja melihat rupa Hikaru yang mulai muncul disebalik kepulan asap berdebu yang mulai menghilang itu

"Aaa!! Itulah budak berambut putih yang aku nampak beberapa minggu yang lepas!!"jerit Natsume yang mulai teringat akan hal itu.

(Sila Rujuk Chapter 16 untuk memahami jalan cerita)

"Ehhh?!! Betul ke ni?! Jadi betul lah apa yang kau cakapkan selama ni, Natsume!!"jerit Shoji yang terkejut akan hal itu.

"Semua, tengok tu,"kata Henna yang terkaku sebaik saja menyedari sesuatu pada badan Hikaru.

Mereka semua terus saja terkaku sebaik saja melihat parut-parut & luka-luka lama yang terdapat pada badannya mulai muncul secara tiba-tiba sebelum menghilang tanpa meninggalkan sebarang kesan malah lukanya juga telah sembuh dengan sendirinya. Rambutnya yang berwarna hitam kini sudah menjadi putih seperti salji & anak matanya yang merah seperti ruby turut berubah menjadi warna biru langit.

"Jadi, inilah rupa Hikaru bila gunakan senjata teras dia ya,"kata Firlina sambil memandang Hikaru.

"Berani betul kau!!! Aku takkan benarkan kau menang perlawanan hari ni!!!"jerit Nero laku terus saja berlari ke arah Hikaru sambil melibas-libas tombaknya.

Walaupun begitu, Hikaru terus saja menepis serangan-serangan itu menggunakan pedangnya tanpa bergerak daripada tempatnya berdiri.

Semua orang hanya terkaku dengan kehebatan Hikaru yang telah dirinya sembunyikan selama ini. Nero yang sedar akan hal itu semakin geram & mulai hilang sabar.

Dia terus saja melompat menjauhi Hikaru & mencampakkan lebih banyak bom kecil yang sama seperti sebelumnya. Walaupun gas beracun itu telah menyelubungi Hikaru, sang remaja itu tetap saja berjalan keluar dengan tenang daripada kepulan gas beracun itu tanpa terkesan sedikit pun.

"T..tak mungkin, a..apa semua ni?"tanya Nero yang terkejut & mulai gementar akan hal itu.

Dirinya yang kelihatan hebat & kuat dihadapan semua orang pada permulaan perlawanan, kini sudah dibasahi peluh dingin akibat debaran yang kian kemuncak sebaik saja melihat kehebatan sebenar Hikaru itu.

"Tak guna!! Rasakan ni!! Libasan pedang tekno!"jerit Nero lalu terus saja melibas pedangnya.

Walaupun begitu, pedang miliknya telah dihalang oleh Hikaru menggunakan tangannya & tiba-tiba saja senjatanya mulai meretak dengan sendirinya akibat genggaman tangan Hikaru yang terlalu kuat itu.

"T.. tolonglah!! Lepas aku!! Aku menyerah kalah!!"rayu Nero sambil jatuh terduduk & menggigil ketakutan.

Hikaru hanya memandang Nero tanpa berkata apa-apa & terus saja mengangkat pedangnya tinggi ke udara. Semua yang melihat hal itu mulai berasa terkejut dengan tindakan sang remaja itu.

"Tiada maaf untuk kau yang hanya omong-omong kosong ni,"kata Hikaru lalu terus saja melibaskan pedangnya ke arah Nero.

"Hikaru!!! Jangan!!!"jerit ahli pasukannya yang lain.

Nero hanya menutup matanya sambil menggigil ketakutan. Walaupun begitu, dia segera membuka matanya, sebaik saja menyedari yang Hikaru hanya menusuk pedangnya ke dalam lantai medan pertarungan & berpaling ke arah lain.

"Walaupun aku cakap macam tu, tak bermakna aku takde nilai kemanusiaan. Lagipun semua ni cuma pertandingan jadi kenapa perlu saling membunuh untuk menang bukan?"kata Hikaru lalu terus saja menarik pedangnya keluar selepas menusuk pedangnya ke dalam lantai medan pertarungan & hanya merenung pihak lawannya itu.

Nero yang kelihatan ketakutan itu hanya menghelakan nafasnya sambil menundukkan kepalanya kerana terlalu takut untuk memandang renungan Hikaru itu.

"N...nampaknya, Ketua Pasukan Guardian Of The Light's Shield, Hikaru Ryuichi telah memenangi perlawanan!! Nampaknya kita semua bertuah kerana dapat menyaksikan sebuah perlawanan yang paling sengit & epic pada hari ini malah belum pernah ada di dalam sejarah pertandingan antarabangsa ini!! Sungguh hebat & sukar dipercayai sekali!! Kini, perlawanan terakhir pada hari ini telah tamat & saya berharap yang peserta yang menyertai pertandingan ini bersiap sedia untuk perlawanan yang seterusnya yang bakal diadakan dalam masa 3 hari lagi!!"umum Lorenzo

Hikaru terus saja berjalan keluar daripada medan pertarungan dalam keadaan yang terhuyung-hayang sambil menarik senjata terasnya. Ahli pasukannya segera saja berlari & mendapatkan Hikaru yang sedang berjalan mendekati mereka.

"Hikaru, baguslah kau dah berjaya,"kata Shoji.

"Ya! Kau memang hebat!"kata Natsume sambil memandang Hikaru.

"Huh, m..macam tu ya. Terima.. kasih sebab sokong s..saya,"kata Hikaru sambil tersenyum kelat & terus saja terjatuh tidak sedarkan diri sebaik saja senjata terasnya mulai lenyap.

Natsume terus saja menyambut Hikaru yang sudah tidak sedarkan dirinya itu. Shoji yang melihat hal itu terus saja memeriksa keadaan sang remaja itu.

Pada masa yang sama, kelihatan seseorang mulai berjalan mendekati mereka semua.

"Nampaknya, dia pengsan sebab dah terlalu banyak gunakan tenaga dia untuk melawan Nero. Budak tu memang kuat jugak orangnya tahu,"kata Raiden yang sedang berdiri dibelakang mereka semua.

"Tuan Raiden! M..macam mana tuan boleh ada di sini?!"tanya Henna.

"Saya datang ke sini dengan cara saya jadi dia tak apa-apa ke?"tanya Raiden sambil berjalan mendekati Hikaru & memeriksa keadaan sang remaja itu.

"Nampak macam kita patut bawa dia ke hospital lepas perlawanan tadi. Lagipun saya risaukan dia sebab dia terkena gas beracun masa perlawanan tadi,"kata Shoji.

"Saya rasa itu idea yang bagus juga,"kata Raiden.

"Lihat, rambut dia dah kembali kepada warna hitam balik. Apa sebenarnya yang terjadi ni?"tanya Firlina.

"Yelah, jadi selama ni Hikaru lah budak misteri yang muncul di halaman rumah kita sebelum ni,"kata Natsume.

"Ini memang tak masuk akal. Aku fikir kau tipu je masa tu sebab mimpi ke apa,"kata Shoji yang masih tidak memahami hal itu.

"Dah lah tu, kamu semua baliklah dulu. Prof. Aiden ada kat luar arena sedang menunggu tu. Jadi biar saya saja yang bawa Hikaru pergi ke hospital,"kata Raiden lalu terus saja mengangkat Hikaru & mulai berjalan keluar daripada Arena itu.

"Baiklah, tuan,"kata mereka sambil memberi tabik hormat.

Bersambung....

Sumpahan Abadi HikaruWhere stories live. Discover now