Menuju akhir🍁

60 3 0
                                    

Ketika kehadiranmu masih berguna maka bertahanlah apapun situasinya.
Tapi, ketika apapun yang kamu lakukan hanya sia-sia itu artinya kamu harus pergi.

SHOFI NUR HIDAYAH

****
Setelah berjuang melewati masa kritisnya, kini gadis malang itu masih saja terlelap. Banyak pasang mata menyaksikan dirinya dengan pilu.

"Kapan anak bunda bangun Zaa.." Salma menangis dipelukan putranya

Sungguh, duka bagi seorang ibu adalah ketika menyaksikan darah dagingnya menderita kesakitan, memang benar jika bisa ditukar maka ibu mana pun akan rela merasakan sakit putra putrinya dari pada ia menyaksikan sendiri bagaimana anak-anak nya memperjuangkan kehidupan. Sangat perih, melebihi sakit itu bersarang sendiri dalam tubuhnya

"Bunda udah, jangan gitu. Kita doa ya Quinsha pasti bangun kok" Rasyid mencoba menenangkan istrinya, meskipun hatinya juga terasa sakit

"Bunda nggak rela, nggak akan pernah rela. Siapapun yang berusaha bunuh anak bunda harus mendapat balasan" Salma terus saja menangis, bahkan ia hampir saja pingsan

"Iya bunda, Reza janji adek pasti bisa bangun lagi dan orang yang udah bikin dia kaya gini dapat balasan.. Reza janji" Reza sangat marah, ia tidak pernah menduga adik kandungnya akan terluka oleh adik iparnya sendiri

Sekelebat bayangan masa lalu melintas di pikiran Reza, tentang ketakutan Hida dengan Zulaikha.

'Bang emang bener ya orang kalo udah punya keinginan tuh biasanya suka nekat?' Hida mendudukkan dirinya ditepi kolam renang, tempat kesukaan gadis itu

'kata orang-orang biasanya iya.. apa lagi ketika orang tersebut katakanlah sudah tidak waras, ia pasti akan menghalalkan segala cara' Reza menatap wajah Hida dipantulan air

'Aku jadi takut bang, semisal kak Zul jadi nekat' wajah Hida berubah sayu

'Kenapa? Kamu takut nantinya yang mendapat Ahkam itu dia, bukan kamu gitu?' Reza terkekeh, ia masih tidak menyangka sekarang adik kecilnya itu sudah besar

'Bukan gitu, masalah siapa yang bakal sama kang Ahkam sih itu Kuasa Tuhan bang. Yang bikin aku was-was itu ketika kak Zul bertindak diluar kewajaran cuma buat ambisi dia, aku takutnya dia bisa berbuat apa saja' Hida menatap Reza lekat, jelas ada ke khawatiran dalam matanya

'Tenang, ada Abang disini. Abang pasti jagain kamu, mau Zulaikha ngapain aja kamu harus tenang semua masalah pasti ada solusinya. Dan lagi kamu jangan pendam masalah sendiri ya' Reza mengusap pucuk kepala Hida sayang, berharap dengan itu dapat memberi ketenangan pada adiknya

"Maafin abang Da, Abang nggak bisa nepatin janji itu.. maaf" Lirih Reza

****

"Bagaimana nak, adikmu jawab tidak?" Taufik menatap Azhira cemas

Sebagai balasan Azhira hanya menggeleng pelan. Ia pasrah sudah seminggu ini dia mencari adik kesayangannya tapi tetap saja hasilnya nihil. Azhira sudah bertanya pada teman-teman Zulaikha ia juga sudah datang ke tempat biasanya Zulaikha berada, mencoba menghubungi nya dan upaya apa saja yang bisa ia lakukan.

"Bagaimana ini Abi..."Neira menggoyangkan lengan suaminya, jelas ia cemas

"Umi sama Abi yang tenang ya, nanti aku coba minta bantuan sama mas Reza juga. Kita pasti akan menemukan Zulaikha" Azhira berkata mantap. Ia sangat berharap suaminya itu mau mendukung dirinya, setelah perdebatan waktu itu mengenai Zulaikha

Merindukan mu dalam diam [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang