Kedai 7. The Ex-JAV Star [Minami Oda]

4K 295 95
                                    

Kedua siku Teri masing-masing menyodok tepat tulang rusuk kanan Samuel dan kiri Andre. Dua pria beda generasi itu meringis menahan sakit. Sodokan itu adalah hadiah karena keduanya menahan tawa saat Minami Oda memperkenalkan diri sebagai adik laki-laki Cahyo Sutomo, ayah baru Teri.

"Menurutmu, Mamahmu nyesel nggak ya begitu tau kalau Cahyo punya adik seganteng itu?" Samuel menambahkan.

Teri mendelik jengkel. "Kan aku sudah bilang, jangan fisik. Om Cahyo itu orangnya baik banget. Buat Mamah aku, ganteng itu nomor sekian! Cowok-cowok ganteng toh selalu aja nggak serius sama Mamah."

Kalau sudah jurus pamungkas itu yang disemburkan, Samuel cuma bisa mencebikkan bibir dan bungkam, daripada harus mendengar Teri menambahkan kalimat "Termasuk Papah!"—nya yang tanpa perasaan itu. Dia pun menarik diri teratur dan berjalan gontai ke arah meja minuman. Pada hari yang spesial ini, Kiran—kencannya—tidak bisa hadir karena business trip ke Bangkok. Sementara, bahkan Teri—sang putri—bersanding dengan pacarnya yang bermata teduh dan santun itu. Samuel jadi tidak punya alasan untuk tidak menyetujui hubungan yang membuat posisi memonopolinya terancam.

Dia mengambil segelas mocktail dan membuang hiasan nanas ke rerumputan, disesapnya minuman di tangannya sambil mengedarkan pandangan ke hiruk pikuk pesta.

Mantan istrinya yang cantik, berdiri dengan wajah berseri-seri dalam kebaya putih sederhana membalut tubuhnya, rambutnya disanggul dan diberi hiasan bunga mawar berwarna merah muda. Gambaran ini mengingatkannya pada perkawinan mereka sendiri 21 tahun silam. Hanya saja dulu, yang bersanding di samping Titian adalah Samuel yang gagah dan tampan, bukan The Hunchback of Notredame.

Samuel terkikik geli. Kikikan ini harganya nyaris 20 juta rupiah! Sebuah Honda Beat berwarna pink dengan plat nomor mahal. Ia mengakhiri kikiknya dengan menelan ludah kecut, karena Teri melarang keras dia merokok di pesta pernikahan Mamahnya.

Di sisi yang lain, dia melihat gerombolan Teri dan kawan-kawannya. Ingin rasanya dia membuat perhitungan dengan anak laki-laki bernama Andre itu, yang sepanjang pesta terus-terusan melilitkan lengan di pinggang putrinya. Membuatnya sedikit pun tidak bisa berbicara berduaan dengannya. Ikut hadir bersama Teri, seorang anak perempuan yang memakai celana khaki dan kemeja lengan panjang yang nyaris dikiranya pemuda. Di tangannya, jemari Martha yang sudah lebih dulu dikenalnya sebagai sahabat Teri, terjalin seperti sepasang kekasih. Samuel memijit pelipis, anak-anak macam apa yang bergaul dengan putrinya sekarang ini? Kekasihnya seorang bartender yang tidak kuliah, dan sepasang sahabatnya dia sinyalir penyuka sesama jenis. Inikah balasannya karena bercerai?

"Sam ... ada korek?"

Sebuah pertanyaan mengagetkan Samuel. Berdiri di sampingnya, Minami Oda yang tampan tersenyum memperlihatkan setitik lesung pipit di pipi kirinya, di jemari tangan kanannya terjepit sebatang rokok yang tampak lezat menggoda.

Samuel mengambil pemantik api dari kantung jas bagian dalam dan menyalakannya untuk Minami, "Kamu tidak merokok?" tanya pemuda keturunan Jepang itu setelah mengembuskan asap pertamanya.

"Teri tidak suka aku merokok di pesta pernikahan Mamahnya," katanya lesu.

Minami Oda tertawa, "Kelihatannya kamu tidak senang berada di sini?"

"Oh tidak," sangkal Samuel. "Kecuali bagian aku tidak boleh merokok, aku sangat bahagia berada disini. Kuharap Cahyo bisa membahagiakan Titian dan aku yakin dia akan membahagiakannya."

Minami mengangguk setuju. "Aku selalu tahu dia menyimpan rasa cinta pada kawan semasa mudanya itu. Aku hanya tidak menyangka akhirnya ketulusannya berbuah indah. Kalau kamu tahu maksudku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEDAI [REPOST]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang