Kali ini Jangyoon (JangjunxSungyoon) yaa. Otakku mendadak blanks ditengah - tengah cerita, jadi maaf kalo jadinya aneh dan terkesan buru - buru.
Happy reading.
Ini sudah minggu ketiga seorang mahasiswa tahun ke 3 bernama Lee Jangjun berada di perpustakaan utama universitasnya. Alasannya? Mengerjakan tugas? Tidak. Membantu petugas perpustakaan? Juga tidak. Lalu? Stalking. Yaa, tiga minggu lalu Jangjun bertemu dengan orang yang dapat membuat jantungnya berdebar diluar batas normal. Ia mulai mencari tahu segala sesuatu tentang crushnya itu. Informasi yang ia dapat sampai saat ini adalah orang itu bernama Choi Sungyoon. Mahasiswa ekonomi tahun ke 4.
Sungyoon sangat dingin hingga dijuluki "Ice Prince" oleh para juniornya. Tidak mudah bagi Jangjun untuk mendekatinya. Sampai akhirnya Jangjun mengetahui jika Sungyoon sering menghabiskan waktu diperpustakaan. Sejak saat itu Jangjun mulai mengikuti Sungyoon ke perpustakaan. Berpura – pura membaca buku atau mengerjakan tugas, padahal untuk modus.
Saat ini Jangjun berada 3 meja dari Sungyoon. Dihadapannya sebuah buku tebal yang bahkan ia sendiri tidak tahu isi dari buku itu. Dia hanya mengambil acak sebuah buku supaya misi stalkingnya berjalan dengan lancar.
Sungyoon terlihat sangat serius membaca buku yang lumayan tebal dan sesekali menulis sesuatu di bukunya. Wajah serius seniornya itu cukup membuat Jangjun sedikit berkhayal ditempat ia duduk sekarang. Wajah serius dengan mata tajam yang fokus pada buku tampak indah dimata Jangjun. Walau banyak yang mengatakan Sungyoon sedingin kutub utara Jangjun tidak peduli. Baginya Sungyoon tetap indah bagaiamanapun kata orang.
Jangjun buru – buru membereskan buku dan tasnya saat Sungyoon juga sudah bersiap untuk pergi. Sedikit terburu – buru menurut Jangjun. Jangjun segera mengembalikan buku yang tidak ia baca sedikitpun ke tempatnya dan segera mengejar seniornya yang sudah lebih dulu keluar.
Saat melewati meja yang digunakan Sungyoon tadi Jangjun berhenti sejenak.
"Ini buku Sungyoon sunbaenim kan?" sebuah buku note yang tertulis jelas nama Sungyoon disana.
Karna sepertinya terburu – buru, seniornya itu mungkin lupa memasukkan buku ini. Mungkin seniornya itu belum jauh. Jangjun cepat – cepat berlari mengejar seniornya itu.
Jangjun berlari menuju gerbang tapi sepertinya ia terlambat. Seniornya itu tidak terlihat.
"Sepertinya sudah pulang." Jangjun mencoba menetralkan nafasnya.
"Kalau begitu aku berikan saja besok." Monolognya sambil memasukkan buku itu ke tasnya.
Jangjun kemudian berjalan ke tempat parkir. Sudah hampir gelap dan dia lumayan lelah, jadi ia ingin cepat – cepat pulang. Yaa, walaupun lelah tapi paling tidak ia punya sesuatu yang bisa ia gunakan untuk bertemu dengan seniornya itu. Surprisingly, walaupun sudah mengikuti seniornya itu ke perpustakaan selama 3 minggu, tapi Jangjun belum pernah berbicara dengannya. Bahkan menyapa.
>>>
Pagi ini Jangjun berangkat lebih padi dari biasanya. Kelasnya baru mulai jam 10 tapi karna hari ini ia punya misi, mengembalikan buku Choi Sungyoon, ia harus merelakan bangun pagi karna ia tidak tahu jadwal seniornya itu.
Sudah hampir 30 menit Jangjun menunggu tapi seniornya itu belum juga datang. Jangjun menunggu seniornya di taman yang biasanya dilewati sang senior jika akan ke gedung fakultasnya, tapi masih belum ada tanda – tanda seniornya itu datang.
"Apa dia tidak memiliki kelas pagi hari ini?" monolog Jangjun yang mulai sedikit bosan menunggu.
Jangjun baru saja akan pergi saat dari jauh terlihat orang yang ia tunggu sedari tadi. Mendadak jantungnya berdebar sangat cepat, kakinya lemas, otaknya blanks, dan ia mulai sedikit berkeringat. Ia ingin berlari menghampiri seniornya itu tapi entah kenapa sepertinya ia mendadak berubah menjadi patung. Semua kata – kata yang sudah ia siapkan saat ia bertemu seniornya mendadak hilang dari otaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GNCD's Love Stories
FanficRandom oneshot member Golcha, bisa narasi bisa percakapan Mainly Bongbeom