Berawal Dari Kesalahan

4.4K 265 18
                                    

"Aku tahu dari awal pernikahan ini salah. Terima kasih untuk lima tahunnya, Bim. Aku mau kita pisah dan menemukan kebahagiaan kita masing-masing. Tapi satu hal, aku mohon kamu akan selalu jadi Papa untuk anakku."

Merasa memiliki setelah kehilangan, mungkin itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan kisah yang telah berakhir bagi Aldilla dan Bima. Tidak seperti mantan suaminya yang tetap pada pendiriannya sejak awal pernikahan mereka, Aldilla justru merasakan benih-benih cinta mulai hadir ketika jadwal sidang perceraian mereka tinggal menghitung hari.

Belum genap setengah tahun berpisah, mantan suaminya telah menanggalkan status dudanya dengan menikahi cinta pertamanya dulu. Sungguh ironis, namun Aldilla tak dapat berbuat banyak karena memang begitu adanya. Bima tidak pernah mencintainya sejak awal.

"Mama tuh gak habis pikir sama Bima! Lima tahun menikah, bisa-bisanya dia ceraikan kamu. Apalagi sih yang dia cari? Dasar laki-laki gak pandai bersyukur!"

"Ma..." Aldilla mencoba menginterupsi Mamanya yang tak henti mengungkit masa lalunya yang kelam. Namun hal itu belum cukup membuat Fenny berhenti mengeluarkan segala unek-unek yang mengganjal di hatinya.

"Apalagi anak kalian perempuan. Apa Bima tuh gak mikir kalau anaknya akan trauma? Mama cuma takut nantinya Cilla yang kena imbas dari karma Papanya. Karma itu tidak seperti makan cabe yang pedasnya saat itu juga. Karma datang perlahan namun menyakitkan, tidak tahu kapan tapi pasti," lanjut Fenny semakin menggebu-gebu.

"Ma, udah dong!" ketus Aldilla ketika rentang kesabarannya mulai menipis.

"Mama gak terima, La!" protes Fenny. "Mana mantanmu itu langsung menikah lagi. Padahal kalian bisa saja rujuk kembali kan? Mama cuma pikirkan nasib Cilla. Bagaimana mungkin anak sekecil itu bisa menerima bahwa Mama dan Papanya berpisah?"

"Ma, Cilla biar jadi urusan Illa. Please, Mama berhenti intervensi hidup Illa lagi. Cukup doakan yang terbaik buat Illa dan Cilla" pinta Aldilla sungguh-sungguh.

"La, kamu enggak ingin nikah lagi?" Fenny masih belum menyerah mempengaruhi Aldilla.

"Mama, udah dong! Tiap Illa kesini selalu bahas Bima, nikah, nikah dan nikah. Mama malu ya karena Illa single parent?"

"Bukan begitu. Tapi kamu kan perempuan, harus ada laki-laki yang menjaga kamu dan Cilla. Atau kamu tinggal sama Mama aja ya?"

Menjadi orang tua tunggal yang menafkahi putrinya kadangkala membuat model cantik Aldilla Zulaikha Wajdi harus tebal telinga mendengar segala desas-desus negatif akan dirinya. Aldilla bisa saja tak menghiraukan pendapat orang lain, namun tidak dengan Mamanya.

Setiap kali berkunjung ke rumah orang tuanya, Aldilla selalu ditagih untuk memperkenalkan calon ayah baru untuk anaknya. Fenny bersikap seolah memiliki anak perawan berusia seperempat abad yang sedang dikejar deadline dan dinyinyir para tetangga karena tak kunjung menikah.

Tak pernah sekalipun Fenny membahas pencapaian Aldilla yang lain. Pasalnya anak kedua dari pasangan Fenny Widya dan Fachri Wajdi itu sedang berada di puncak karirnya. Menjadi model pertama tanah air yang wajahnya terpampang di sampul majalah Vogue. Hal itu tidak membuat keluarga Wajdi mendewikan Aldilla. Ya, memang seperti itu sifat manusia, tidak pernah puas.

Berbeda dengan kakaknya—Aldissa Zachira Wajdi—, Aldilla menjalani hidup yang sulit karena selalu menentang pilihan orang tuanya. Fachri dan Fenny ingin kedua putrinya menjadi seorang Chef mengikuti jejak karir Fachri. Namun apa daya, hanya Aldissa yang kini mewarisi bakat ayahnya.

Walaupun hanya terbentang jarak dua tahun, Aldissa dan Aldilla sangatlah bertolak belakang. Aldissa lebih memilih berada di balik layar dibandingkan dengan Aldilla yang pandai bercakap di depan kamera. Jika Aldissa menikah dengan laki-laki yang dicintainya, maka berbeda dengan Aldilla yang menikah karena dijodohkan dengan laki-laki yang hanya ia tahu dari cerita orang tuanya.

Kamu Yang Pertama (VERY SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang