Sebuah Usaha

1.7K 142 9
                                    

"Bro!" Sambil melambaikan tangannya, Jojo berteriak kepada seorang laki-laki yang menjadi suami dari perempuan yang disukainya.

Memiliki wajah yang rupawan tidak menjamin Jojo memiliki kisah cinta yang bahagia. Selama ini perjalanan menemukan tulang rusuknya dapat dibilang tragis. Pertama, kisah cinta pertamanya yang telah terjalin selama lima tahun harus kandas karena keduanya berbeda pondasi hidup. Kedua, perempuan yang dicintainya menikah dengan laki-laki lain karena ternyata Jojo hanyalah simpanan baginya. Ketiga, keempat dan seterusnya tidak Jojo ingat apa alasan hubungan cintanya berakhir. Dan yang terakhir adalah Lyora, perempuan yang membuatnya percaya akan cinta pandangan pertama ternyata sudah berstatus sebagai istri orang.

Namun dengan Lyora, Jojo mencoba bermain api. Baguslah jika Lyora sudah menikah, itu artinya saingannya hanya satu. Tak akan lagi ia mengalah dengan yang namanya takdir. Jika Lyora telah digariskan dengan Bima, maka Jojo akan mengubah garis takdirnya sendiri dengan terus mencoba untuk mengambil hati Lyora. Lagipula, Jojo cukup percaya diri akan kemampuan bela dirinya. Ia siap jika sewaktu-waktu Bima menghajarnya.

"Ngapain lo di kantor gue?" tanya Jojo ketika langkah Bima kian mendekat kepadanya yang sedang duduk di sofa lobby kantornya.

"Ini juga kantor istri gue. Suka-suka gue lah mau ngapain," jawab Bima sinis.

"Santai aja kali, gue kan cuma nanya. Lagian lo marah-marah terus enggak takut darah tinggi?"

"Bukan urusan lo!"

"Lo tau enggak? Darah tinggi bisa memicu serangan jantung dan juga stroke. Saran gue, mending lo kurang-kurangi membenci gue. Kan gak lucu kalau Lyora jadi janda," Jojo mulai berani memantik sumbu emosi Bima yang pendek.

"Sialan lo!" Bima hampir saja membuat keributan di kantor orang.

"Atau kalau memungkinkan, lo bisa aja sih rujuk sama mantan lo, biar Lyora sama gue," Jojo semakin menjadi-jadi.

Saat kepalan tangan Bima hampir saja menyapa wajah tampan Jojo, Lyora menyapa suaminya, "Mas!"

Jojo masih beruntung berkat Lyora.

"Sayang," tanpa ragu-ragu Bima mencium pipi Lyora di depan teman-temannya. Jojo sangat muak melihat Bima yang sengaja membuat pertunjukan romantis di depannya.

"Aku kangen kamu. Telepon aku kok enggak diangkat? Kamu sibuk ya?"

Bima sungguh bersikap norak dan kekanak-kanakan seolah dunia hanya milik berdua. Tidak ada rasa canggung sedikitpun saat mengumbar kemesraan dirinya dengan Lyora di depan umum.

"Mas, malu tau!" Lyora merasa risih dan berusaha menjauh dari Bima namun tangannya sudah lebih dulu digenggam Bima.

"Halo, Pak Kasogi!" sapa Adit berbasa-basi. "Ada perlu apa ke kantor kami?"

"Hai, Dit! Jadi begini, saya kangen sama istri saya. Sebagai pengantin baru, harusnya saya dan Lyora pergi berbulan madu tapi karena bos kamu belum ACC cutinya Lyora, terpaksa saya kesini."

Adit dengan sifatnya yang cuek hanya ber-oh ria mendengarkan penjelasan Bima yang hiperbola.

"Saya harap kalian tidak bosan karena sepertinya saya akan sering main kesini untuk mengajak istri saya makan siang," Bima pun melirik teman-teman istrinya satu per satu.

Jojo yang tak suka dengan Bima pun mencoba menghalanginya, "sayangnya Lyora sudah janji makan siang bareng kami, Pak."

Bima datang di saat tidak tepat. Saat ini, Jojo sudah berjanji akan mentraktir teman-temannya sebagai bentuk salam kenal karena dirinya baru saja pindah ke kantor baru tepat satu minggu ini. Mereka berencana untuk makan bakso di ruko belakang kantor langganan mereka. Namun kedatangan Bima menghancurkan rencananya.

Kamu Yang Pertama (VERY SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang