16 || Revealed

11 5 23
                                    

Maaf jika ada kata-kata kasar atau adegan yang kurang berkenan.

Biasakan follow dan vote sebelum membaca!

Done?

Happy reading 🖤!!!

.
.
.
.
.

    Zoya sedikit terperanjat kala mendapati Lorier tengah melangkah─dengan bantuan krek─ di sebelah tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Zoya sedikit terperanjat kala mendapati Lorier tengah melangkah─dengan bantuan krek─ di sebelah tubuhnya. Lorier seperti mengacangkan kehadiran Zoya, juga Gala yang berdiri di sandingnya.

    "... Lorier kenapa, Gal?" Zoya berbisik, sangat lirih setelah Lorier menjauh dengan gerakan super lambat. Kreknya menghasilkan suara yang cukup mengganggu, terlebih ketika bertemu dengan permukaan lantai. Lorier kentara belum menguasai alat medis itu.

    Zoya menoleh pada Gala, mendesak jawaban lelaki itu yang justru tercenung.

    "Aku kurang tahu," lirih Gala, menggeleng cepat. Meyakinkan Zoya.

    Wanodya itu mangut-mangut. Melirik kembali pada Lorier yang mulai berkelok ke kanan─ke kelasnya. Harum tubuh Lorier, vanila, masih menyatu di udara yang dihirup oleh Zoya. Raksi. Semerbak. Hanya saja ada yang mengganjal akan fakta itu.

    Entah perasaannya atau bagaimana, tetapi di hari itu, Zoya mencium bau yang serupa di tubuh Gala. Di hari lomba piano itu terlaksana.

    "Lorier lompat dari lantai 3. Di sekolah ini." Delwyn menceletuk mendadak, muncul di tengah-tengah keduanya dengan dua tangan yang terus berada di kantong celananya. Gala menoleh datar, menjaga jarak. Berbeda dengan Zoya yang melangah kaget.

    "Kenapa?" pekik Zoya, masih terkejut.

    "Tanya Gala." Delwyn menunjuk Gala dengan dagunya, membuat laki-laki itu hanya bisa membungkam.

    "Kenapa, Gal?!" Zoya tidak tenang, memandangi Gala lekat-lekat. Kepalanya masih menghadap sepenuhnya pada Gala yang berada di samping tubuh kekar milik Delwyn. Aroma tubuh Delwyn bersilih meruak di hidungnya, sedikit membuatnya lebih tenang.

    Geram, gadis itu memalingkan tubuhnya. Matanya nyalang. "Gal!" Zoya sedikit menyentaknya, memicu keseluruhan orang yang ada di sana menatapnya dengan berbagai ekspresi. Dan lagi-lagi, Zoya abai. "Kenapa diem? Kamu sembunyiin sesuatu?"

    Zoya kecewa. Akhir-akhir ini entah kenapa ia merasa semuanya berangsur... eksentrik.

    "Kenapa aku harus?"

    Zoya menyelisik wajah Gala, mencari kesungguhan di sana. Namun ia menyerah. Pancaran dari mata ataupun ekspresi Gala, tak menyampaikan perasaan apapun. Itu membuatnya frustasi.

    "... Aku cuma gak suka di bohongin. Apalagi dikasih harapan yang melantarkan kekecewaan," cicitnya. Mengusap air mata yang menyempil begitu saja dengan lancang pada pelupuk matanya.

Wrong Love Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang