18 || Another Promise

7 6 0
                                    

Maaf jika ada kata-kata kasar atau adegan yang kurang berkenan.

Biasakan follow dan vote sebelum membaca!

Done?

Happy reading 🖤!!!

.
.
.
.
.

    Mendapati Zoya keluar dari perpustakaan dengan lengan yang membawa lima buku histori; Oce cepat-cepat berhambur padanya, menggeret lengan sesosok laki-laki yang tersenyum samar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    Mendapati Zoya keluar dari perpustakaan dengan lengan yang membawa lima buku histori; Oce cepat-cepat berhambur padanya, menggeret lengan sesosok laki-laki yang tersenyum samar.

    Sadar bahwa jarak mereka terlalu jauh dan Zoya hampir menghilang dari pandangannya, cepat-cepat Oce menjerit, "ZOYA!"

    Gadis berambut kundai itu membalikkan badan, sedetik setelah suara itu sampai di rungunya. Guna menunjukkan bahwa dia yang baru saja menyerukan nama Zoya, Oce mengacungkan lengannya tinggi-tinggi. Meneruskan lariannya.

    Zoya mendelik, mempertanyakan alasan mengapa Oce menyeret sosok berjaket putih tersebut seolah-olah sebuah gerobak.

    Mengerti maksud tatapan itu, Oce tersenyum selebar mungkin, "Mau coba tebak?"

    Zoya mengerutkan glabelanya. Melirik lelaki itu sesaat, tetapi saat netra dingin itu balik memandanginya, Zoya memalingkan wajah. Malu kalau-kalau ini ulah Oce yang kesekian kali.

    "Apa? Gak tahu," lirih Zoya terburu-buru sembari membenarkan posisi buku yang didekapnya.

    Oce tersenyum sekali lagi, menoleh pada Hara yang berdiri kaku.

    "Cowok paket."

    "Cowok paket?!" ulang Zoya yang kentara terperanjat. "Mr. 6th S?! Kak Hara?" pekiknya, masih nanap.

─✘─

    "Ehm, masuk akal sih kalau itu kakak..." Zoya memainkan sedotan di atas gelas berisi teh hijaunya, memandang Hara dan Oce bergantian.

    "Emang iya? Bukti darimana?" cibir Oce.

    "Menurut kamu, siapa yang menangin lomba puisi berturut-turut November lalu? Lomba olimpiade tahun kemarin? Oh, yang badannya gak kalah tinggi dari Altezza?"

    Oce membuka bibirnya, hendak menyanggah dengan pandangan mata pada Hara. Namun, gadis itu menutup mulutnya cepat-cepat. Merasa bodoh seketika.

    "Lalu, kalau aku bener... 6th S. itu berarti─"

    "Iya. Indigo. 6th Sense. Indra Keenam," serobot Hara. Rautnya amat datar.

    Zoya tersenyum lebar, merasa senang. Selain rasa penasarannya yang terbayarkan, dia bahagia kala tahu Oce tampak bahagia akan siapa Hara itu. Sepertinya.

    Ketiganya mulai mengobrol ringan, membahas berbagai hal sederhana di sekitar mereka. Zoya kian membuka diri pada Hara, sedang raut Oce kian menggelap. Sepertinya ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya.

Wrong Love Story [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang