Kepingan ke-2

11.8K 2.1K 1.5K
                                    

D A N I E L

“Tante Raya nggak marah, kan?” tanya Felly tak berani menatap Raya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Tante Raya nggak marah, kan?” tanya Felly tak berani menatap Raya. Anak itu terus menunduk bersama rasa takut. Setelah apa yang tidak sengaja ia lakukan, Felly takut dimarahi apalagi sampai dibentak karena kesalahan itu.

“Marah? Buat apa Tante marah sama Felly?”

Meremas kuat ujung atas yang dikenakan, Felly bersuara lirih. “Aku minta maaf, aku nggak sengaja, Tante. Jangan marah-marah, aku takut dimarahin.”

Tangan kanan Raya pun terulur sampai menyentuh dagu anak kecil yang jongkok ketakutan di hadapannya. Padahal ia tidak ada niat sedikit pun untuk memarahinya.

Pelan-pelan, gadis itu mengangkat dagu Felly sampai tatapan mereka bertemu. Membuktikan jika ia tidak sedang marah, Raya mengusung senyum. Senyum yang perlahan membuat ketakutan Felly memudar.

“Felly sini duduknya sama Tante,” pintanya seraya menepuk paha.
Ragu-ragu Felly bangkit dan mengikuti komando Raya.

Memastikan sekali lagi, Felly kembali bertanya. “Tante beneran nggak marah?”

“Coba Felly liat wajah Tante. Tante dari tadi senyum terus sama Felly. Kalau orang marah gimana?”

“Mukanya nyeremin. Suaranya keras, bentak-bentak, dan bikin aku ketakutan.”

“Nah Tante nyeremin nggak? Tante bentak Felly, nggak?” tanya Raya selembut mungkin. Sejumput rambut yang menyentuh pipi Felly, diselipkan ke belakang telinga. Raya masih setia mengumbar senyum. Ibu jarinya berada di pipi anak yang tengah dipangku, membuat gerakan mengusap untuk membuat Felly tidak merasa takut sedikit pun padanya.

Felly menggeleng. “Berarti Tante beneran nggak marah?”

“Tante sayang sama Felly. Nggak mungkin Tante marah. Apapun yang Felly lakuin, nggak bakal bikin Tante marah.”

“Mama juga bilang kalau sayang sama aku. Tapi pernah marah. Mama kalau marah nyeremin, Tante. Aku takut. Aku nangis kalau mama marah.”

“Mamanya Felly pernah marah? Berarti nggak sayang dong sama Felly? Kalau Tante, kan, sayang sama Felly. Makanya Tante nggak bakal marahin. Kalaupun Felly bersalah, Tante bakalan ngasih tau dimana kesalahan Felly. Tapi nggak sampe marah-marah.”

Untuk beberapa saat Felly terdiam, mencoba memahami kalimat Raya soal definisi sayang. Setuju dengan pemahaman Raya, Felly pun memeluk gadis itu erat-erat. “Aku mau sama Tante Raya yang baik dan sayang sama aku. Mama kadang galak. Tante Raya mau sama aku, kan?”

DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang