Kepingan Ke-5

10K 1.9K 917
                                    

D A N I E L

D A N I E L

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Putri duduk di kantin rumah sakit sendirian saat orang-orang sudah pergi untuk urusan masing-masing. Felly berangkat sekolah diantar Raya dan Daniel sejak sejam yang lalu. Rey juga sudah berangkat ke kantor. Bi Laras sudah ia suruh pulang sekalian membawa pakaian kotor Felix. Sementara Felix, anak itu tertidur setelah minum obat dan dijaga oleh baby sitter-nya. Putri yang merasa butuh waktu untuk menghibur hati yang semakin sulit dimengerti, memilih kantin rumah sakit untuk menjadi tempat mencari ketenangan diri.

Tidak ada kegiatan yang berarti selama di sana. Wanita itu hanya melamun, menatap kosong ke depan. Lamunannya buyar saat dikejutkan oleh tangannya yang tiba-tiba diraih oleh seseorang.

Baru saja hendak melepaskan diri, tindakannya urung saat melihat siapa pelakunya. Daniel Manuel Regata. Pria yang belakangan ini membuatnya bertingkah tidak biasa dan memikirkan hal-hal yang seharusnya tidak ia pikirkan.

Dalam hati, wanita itu bertanya-tanya mengapa Daniel ada di hadapannya sekarang? Bukankah seharusnya pria itu berada di kantor, menekuri pekerjaannya?

“Kenapa lukanya dibiarin kayak gini, sih, Put? Tunggu sebentar,” pinta Daniel lalu meninggalkan Putri. Pria itu melangkah cepat untuk tujuan yang tidak Putri mengerti.

Putri yang kembali ditinggal sendirian, mengedikkan bahu mencoba untuk tidak terlalu mempedulikan Daniel.

Tidak sampai lima menit Daniel sudah kembali dengan membawa plester. Pria itu mengisi kursi kosong di sisi kiri Putri yang membuat wanita itu diliputi rasa gugup. Jaraknya dirasa terlalu dekat sampai ia bisa menghidu aroma tubuh Daniel yang dulunya adalah aroma paling menenangkan.

Ternyata sampai sekarang, aroma itu pun masih semenenangkan dulu.
Kegugupan Putri belum berakhir, bahkan sekarang harus ditambah saat Daniel meraih tangan kirinya. Ada jeda selama beberapa detik, disusul tiupan pelan pria itu pada luka sayatan pisau di telunjuknya. Daniel membalut lukanya dengan gerakan yang begitu hati-hati.

Untuk waktu yang cukup lama, Putri menikmati wajah serius Daniel dari jarak yang sangat dekat. Sebuah kesempatan langka semenjak berpisah dengan pria itu. Semuanya masih sama seperti saat ia dan Daniel masih bersama. Usia tidak memakan ketampanan seorang Daniel Manuel Regata. Putri tidak berbohong jika semakin berumur, Daniel terlihat semakin tampan dan matang. Pesona seorang Daniel juga masih menjadi hal yang mustahil untuk ditolak.

“Udah puas belum, Put? Btw, lukanya udah selesai aku balut plester. Lain kali hati-hati, ya. Kamu ini masih aja ceroboh kayak dulu.”

Wajah Putri memerah malu karena kepergok tengah mengagumi mantan suaminya. Ia menarik cepat tangannya lalu meraih benda apapun yang bisa ia raih untuk menyembunyikan kegugupan sekaligus mengalihkan perhatian Daniel.

“Biar aku bukain,” pinta Daniel lalu mengambil alih botol air mineral yang sedang berusaha dibuka oleh Putri. Dengan satu kali percobaan, Daniel berhasil membuka segelnya. Sedotan plastik pun diraih dan dimasukkan ke dalam botol sebelum diserahkan pada wanita yang duduk di sampingnya.

DanielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang