Sesampainya dimarkas, Sagara lekas memarkirkan motornya di tempat biasa inti hraesvglr parkir.
Disana terlihat banyak nya motor yang memenuhi tempat parkir tanda bahwa jika seluruh anggotanya telah berada disini, tanpa peduli lagi ia pun segera memasuki markas dengan aura pekat yang menyelimuti badan nya.
Begitu memasuki markas ternyata disana tidak terlihat sebuah kehidupan, ia pun langsung menuju tempat dimana eksekusi di lakukan. Dengan penerangan remang-remang dan suara tapak kaki yang menggema semakin membuat siapa saja bergidik ngeri.
Dari tempat nya berdiri terdengar suara berisik dari arah depan, sudah dapat dipastikan bahwa seluruh anggota hraesvglr sedang berkumpul di ruang penyiksaan.
Nah, ruang penyiksaan sendiri berada di halaman belakang markas yang terletak di ruang bawah tanah. Ruangan itu terdiri dari empat lantai yang masing-masing lantai akan terisi oleh anggota hraesvglr sesuai dengan tingkatannya.
Lantai dasar diisi oleh para inti hraesvglr dan si korban itu sendiri.
Dan disisi kanan kiri nya diisi oleh para ketua entah itu ketua tingkatan ataupun ketua cabang yang hanya diberi sebuah pagar hitam sebagai pembatas nya.Lantai kedua diisi oleh anggota hraesvglr yang senior.
Sedangkan lantai paling atas diisi oleh anggota hraesvglr yang baru.
Yup, kejam sekali. Namun, hal ini telah tercantum dalam ikrar nomor tiga hraesvglr yang berisi :
3. Jika berhianat, saya siap dieksekusi hingga mengaku dan disaksikan oleh seluruh anggota hraesvglr.
Tap...tap...tap
Mendengar tapakan kaki yang sudah pasti siapa pemiliknya, ruangan tersebut seketika menjadi hening. Semua orang mengarahkan pandangan nya ke tangga terkecuali anggota inti.
Sedangankan alan yang memang sudah dihajar oleh para inti sebelumnya hanya menghembuskan nafas berat nya dengan pasrah saat melihat orang yang muncul di anak tanggga paling atas.
Menelan air ludah nya yang terasa berat ia pun berucap dengan lirih.
"goodbye world."
Seakan terhipnotis seluruh anggota mengikuti pergerakan langkah kaki Sang ketua. Para inti pun menyingkir memberi jalan hingga sang ketua sampai di hadapan Alan.
Berbeda dengan keadaan sebelum nya yang berisik, sekarang hanya terdengar dentingan jam kuno di sudut ruangan. Benar-benar aura yang sangat menyeramkan.
Dengan mata elang nya, Sagara menatap Alan dengan tatapan andalan nya. Santai namun terkesan mematikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganendra's Secret
Teen FictionSagara Vadline Ganendra. Pemuda tampan dengan rahang tegas, manik onyx nya yang mengintimidasi juga otaknya yang cerdas membuat ia menjadi incaran banyak orang. Terutama para gadis. Kaya? Sudah pasti. Walaupun keluarganya dirahasiakan. Belum lagi d...