06. Akhirnya

10 2 1
                                    

"Gimana?." Tanya Reiga

"apa?." Bukannya menjawab, Sagara malah balik bertanya.

"Anggota baru?."

"Ntar sore."

"Okelah."

Reiga pun kembali menatap ponselnya setelah mendengar jawaban dari Sagara. Mereka berdua ada di warung mpok atik. warung yang biasanya digunakan untuk anak-anak bolos dan sekedar berkumpul, warung tersebut terletak dibelakang sekolahnya. Namun disana bukan hanya anak-anak sma regalia saja bahkan beberapa sekolah lain pun ada disana.

" Teh Melly damagenya gak ngotak anjir." Celetuk salah satu dari mereka.

"Udah dari dulu kali, lo nya aja yang nggak tau." Sahut Erach

"lha, kan gua baru bang!."

"Cielah, anak baru ternyata gengs!." Austin ikut-ikutan.

"Nggak tau aja dia dulu gimana!." Erach kembali bersuara.

"Emang kenapa bang?"

DEG!

Melihat atmosfer yang berubah membuat Erach nyengir pelan.

"ah..., enggak kok ngga papa." Elaknya.

Mereka semua pun kembali ke aktifitasnya masing-masing. Sampai terdengar suara seseorang yang beteriak memanggil Dyo, sebagian dari mereka merasa dejavu. Namun, bedanya sekarang adalah yang ia panggil.

"Dyo...,"

Serasa sampai di hadapan mereka, Melly pun menghampiri Dyo.

"loe taro mana mobil gue hah!?." Tanya nya ngegas.

"Wesh, santai atuh kak."

"Dimana?." Tanya Melly sambil berdecak kesal.

"Gua taro di markas kak." Sahutnya lempeng

Melly pun mendelikkan matanya semakin kesal, "Ahh, lo mah. Terus gua pulangnya gimana anjir. Sialan emang!." Umpatnya sambil berkecak pinggang.

"Ehem!."

"Apa lo!." Marah Melly.

"Duh Mel makin galak aja lo." Jawab Erach meringis pelan.

"Bodo amat, pokoknya anterin gua pulang. Nggak mau tau." Ucapnya.

"Berisik!." Sagara yang jengah pun akhirnya mengluarkan suara.

"Gua nggak ngomong sama lo ya, nyaut aja tu mulut." Ucap Melly.

"Mulut-mulut gua."

"Yang bilang mulut orang siapa?."

"Tu barusan lo ngomong."

Melly pun terdiam, semakin kesal dibuatnya.

"kenapa diem?."

"Nggak."

"Batu."

"Apa lo bilang?." Ucap Melly.

Ia pun berjalan menghampiri Sagara dan berhenti tepat dihadapannya. Melly pun mendongakkan kepalanya menatap manik tajam Sagara sinis. Sagara pun menunduk menatap Melly, dikarenakan tinggi Melly hanya sebatas dagunya.

Melihat ketuanya yang sedang bertengkar, mereka semua pun menghela nafasnya pasrah. ya karena percuma juga melerai pasti ujung-ujungnya mereka yang kena marah si macan betin.

Lama saling bersitatap hingga

CUP!

Sebuah benda kenyal mendarat di kening Melly singkat. Melly dibuat syok karena nya.

Ganendra's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang