Matahari mulai menapakkan sinar nya dari sela-sela jendela kamar seorang gadis yang masih senantiasa bergelung di dalam selimutnya.
Namun, tidak berselang lama ketentraman gadis yang tak lain adalah Melly itu terganggu akibat teriakan menggelegar dari sang bunda.
"Lusyaaa~, bangunn...." Teriakan bunda azel dari bawah sana.
"Eughhh...," Melly pun mengeliat pelan sambil memaksakan membuka kedua matanya.
"Lusyaaa~." Teriak bunda sekali lagi.
Dengan kesadaran yang masih pas-pasan Melly pun menjawab.
"Iyaa bund iya, ini Lusya udah bangun."
"Buruannn Sya udah setengah tujuh." Teriak bunda nya lagi.
Mendengar hal itu Melly langsung kelabakan dan bergegas menuju kamar mandi. Sepertinya kali ini dia hanya bisa mencuci muka dan sikat gigi saja. Selebihnya dia akan menyemprotkan parfum ke seluruh tubuh nya .
Setelah selesai dengan segala tetek bengek nya ia pun lekas keluar dari kamar dan menuruni anak tangga menghampiri bunda dan ayah nya yang sudah standbay di meja makan.
"Sarapan apa sayang?." Tanya bunda.
"Roti aja deh bund, mepet ini."
Setelah berucap demikian Melly pun langsung saja meminum susu di ats meja dan mencomot roti selai kacang kesukaannya.
"Pelan-pelan sya." Tegur ayahnya.
Sedangkan yang ditegur hanya tersenyum kecil. Ayahnya pun geleng-geleng kepala melihat kelakuan anak nya itu.
"Yaudah yah, bund lusya berangkat ya~."
"Hati-hati." Jawab kedua orang tuanya.
Melly pun bergegas menuju garasi dan menaiki mobil lamborgini avendator milik nya.
Namun, belum sampai setengah perjalanan tiba-tiba ia merasakan keanehan di mobil nya.
"Eh...eh...eh..., kenapa nihh." Ucapnya.
Segera saja ia menepikan mobil nya dan setelah sampai ke tepi jalan mesin mobil nya mati dengan sendiri nya.
Ia pun sedikit bernafas lega. Untung saja mobilnya berhenti di tepi jalan kalo di tengah jalan mah mampus dia.
"Dasar mobil tak berguna lu." Ucapnya setelah keluar dari mobil sambil menutup pintu kemudi kencang.
Ia pun menggerutu dan berjalan pelan menuju trotoar. Melirik jam di tangan kiri nya ia pun menghela nafas nya kesal.
Namun, kekesalan itu terhenti tergantikan dengan senyuman miring di bibir nya. Ia berancang ancang lalu berlari ke tengah jalan bertepatan dengan sebuah motor sport yang melaju kencang kearah nya.
Srak.....ckittt.
Gesekan antara ban motor dengan aspal pun tak terhindarkan. Untung saja sang pengendara lekas menekan rem nya kalau tidak sudah jadi santapan tubuh Melly yang kini hanya berjarak sejengkal di depan nya.
Membuka kaca helm nya, ia pun menatap marah Melly yang terlihat santai di depan nya.
"Lo gila." Sarkas nya.
"Bodo amat sama bacotan lo, yang terpenting sekarang gua nebeng." Jawabnya.
"Enggak." Ucap si pengendara.
"Bodo amat." Jawab Melly.
Ia pun segera berjalan ke arah jok motor belakang Sagara. Yup, si pengandara motor tersebut adalah Sagara dan jangan lupakan teman-teman nya yang setia mengekori dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ganendra's Secret
Teen FictionSagara Vadline Ganendra. Pemuda tampan dengan rahang tegas, manik onyx nya yang mengintimidasi juga otaknya yang cerdas membuat ia menjadi incaran banyak orang. Terutama para gadis. Kaya? Sudah pasti. Walaupun keluarganya dirahasiakan. Belum lagi d...