Sagara mendudukkan dirinya di salah satu meja kantin yang terletak di pojok, tempat tersebut sepertinya memang untuk tongkrongan anak-anak Hraesvglr buktinya tidak ada satu pun siswa yang berani mendudukkan dirinya disana.
Mengabaikan tatapan heran dari teman-teman nya Sagara mengambil sebuah yakult yang memang tersedia di atas meja, lekas meminumnya hingga tandas.
"Enak ngga?. Enak ngga..., harus enak dong!." Tanya Erach sambil menaik turunkan alisnya.
"Hm."
"Ailah..., elo ga dingin amat kayak kutub." Lanjut Erach geregetan.
"Lagian salah lu juga, udah tau tuh temen lu satu emang kek gitu maasih aja diharepin." Ledek Keenly.
"Yah, setidaknya kan gua dah berusaha."
"Berusaha, gigi lu ompong!." Sahut Austin tanpa mengalihkan pandangannya dari kentang goreng berteman soda pesanan nya.
"Nyaut aja lu, dugong." Ucap Erach sambil melemparkan kuaci ke arah Austin.
"Makan mulu pikiran lu." Sambung Keenly yang masih santai memainkan game nya bersama Sagara dan Reiga.
"Haruslah. Yummy food is my style."
"Gayaan lu, pake inggris segala." Sahut Reiga.
"Kayaknya dari tadi gua terus yang kalian sudutin. Hayati nggak bisa diginiin bwang!." Austin mendramatisir yang spontan mendapatkan respon berbeda dari keempat teman nya.
"Jijik bangsat."
"Gila dasar."
"Wah gua nggak boleh kalah dari lu tin."
"Najis."
Ucap Reiga, Keenly, Erach dan Sagara secara bersamaan. Mendengar nya Austin hanya mampu mengelus dada nya dengan sabar.
Drrttt....drrttt.....drrttt
"Afk lo ga?." Tanya Reiga.
"Hm. Telvon."
Sagara pun mengangkat telvon nya dengan tenang.
"Hm?."
"......"
"Intinya jan sampe ganggu aktivitas gua."
"......"
"Nanti." Lanjut nya sembari mematikan sambungan secara sepihak.
DI SEBRANG...
"Eh bentar Sa..."
Tiit...tiit...
Perkataan pria itu terhenti kerika sambungan terputus. Berdecak kesal ia menatap layar ponsel nya yang menunjukkan warna hitam.
"Dasar anak laknat, lama-lama gua kutuk juga lu." Umpat nya pelan.
"Bro, yang bisa ngutuk tuh bukan ayah melainkan ibu." Sahut pria disebelahnya.
"Emang iya?." Tanya nya sambil menggaruk rambut nya yang sama sekali tidak gatal.
Melihatnya, pria tersebut hanya menggelengkan kepalanya. Terheran-heran mengapa juga ia memiliki boss semacam ini.
~Kembali ke Sagara~
Seusai mematikan telvon nya Sagara mengangkat wajah nya. Ia pun mengernyit heran ketika melihat semua teman nya menatap nya aneh.
"Apa?." Tanya nya.
"Lu kalo telvonan kek gitu ga ke semua orang?." Tanya Erach deng tampang bodoh nya.
Sagara hanya menganggukan kepalanya. Erach yang masih belum puas dengan jawaban Sagara pun kembali bertanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/264107941-288-k199071.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ganendra's Secret
JugendliteraturSagara Vadline Ganendra. Pemuda tampan dengan rahang tegas, manik onyx nya yang mengintimidasi juga otaknya yang cerdas membuat ia menjadi incaran banyak orang. Terutama para gadis. Kaya? Sudah pasti. Walaupun keluarganya dirahasiakan. Belum lagi d...