five.

2.3K 28 0
                                    


Aubrey dan Al melangkahkan kakinya memasuki rumah megah Al. Aubrey yang dengan manjanya nemplok dibagian depan Al, digendong ala koala dengan kepala menyandar nyaman di pundak tegap Al.

"Lama bengeet Aubrey enggak kesini.." sesaat setelah keduanya duduk di sofa ruang tamu, bunda Al mendatangi kedunya. Mendudukan diri disamping pasangan muda itu.

"Eh bunda.." tanpa mau repot-repot turun dari pangkuam Al, Aubrey memeluk bunda Anita yang duduk disebelahnya.

"Astaga kamu itu.." Anita terkekeh melihat tingkah laku calon menantunya itu. Aubrey ikut terkekeh dibuatnya. Dan Al setia dengan wajah datarnya.

"Kemana aja, katanya kemaren mau kesini. Temen-temen Al juga kemaren kesini tapi kalian enggak ada."

"Tadinya mau kesini bunda cuma enggak jadi, Al nya malah pengen bobo sama aku"

"Ada-ada aja" Anita menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis melihat kemanjaan Aubrey, yang duduk di pankuan Al. Gencar sekali mengganggu Al. Se0erti mencubit hidung mancung Al. Menarik-narik bibir tebal Al dan lainnya.

"Iyaudah Bunda ke atas dulu ya, ayah lagi sakit nanti nyariin"

"Ayah sakit Bund?.." Al bersuara saat Anita berdiri dari duduknya. Al memegang tangan Aubrey yang sedang menarik-narik bibirnya. "Sakit apa?.." tanyanya lagi.

"Biasa kecapean Ayah kamu tuh udah dua hari lembur terus." Setelahnya Anita manaiki undakan tangga menuju kamar.

"Sayang ngantuk.." Aubrey merengek menggoyang-goyangkan badannya. "Mau bobo?.." pastikan Al sembari berdiri dengan menggendong Aubrey, Aubrey mengangguk cepat dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Al.

Keduanya memasuki kamar Al yang terletak dilantai dua, tertidur di ranjang king size milik Al dengan begitu pulas.

...

Keesokam harinya Al dan Aubrey mendatangi pusat perbelanjaan karena Aubrey yang merengek sejak pagi untuk menonton dan berbelanja ria.

Karena mengingat bulan ini dia belum mengahmburkan uang calon suaminya itu, dengan ringan Al menuriti keinginan sang gadis dengan embel-embel tidak membuat kecapean.

Sudah dibilang Al begitu posesif. Sekara saja dengan eratnya Al merengkuh pinggang Aubrey sepanjang jalan. Aubrey yang tidak begitu memperdulikan dan juga sudah terbiasa merasa bodo amat dengan sikap Al yang seperti itu.

"By kenapa engga panggil aku Rey?.." disela perjalanan menaiki eskalator Aubrey bersuara dengan menatap Al yang jauh lebih tinggi darinya, jika Aubrey berdiri dibelakamg Al jelas dari depan tidak akan terlihat. Al yang memiliki postur tubuh jangkung tinggi dan dia mempunya postur tubuh pendek kecil.

"Siapa Rey?.." Al menatap tajam sang gadis dalam rengkuhanya.

"Ish bukan..maksudnya kenapa kamu engga panggil aku Rey, kan kalau Aubrey kepanjangan, ribet. Kayak kamu gitu singkat. Ada aja panggil Rey pas lagi marah.." Aubrey berkata panjang lebar yang di angguki oleh Al.

"Enggalah jelek. Bagus gitu aja.."

"Iyaudah deh.."

Keduanya memasuki toko tas-tas breand terkenal yang pasti harganya sangat fantastis. "Sayang ini bagus engga?." Aubrey menunjukan tas tangan berwarna gold pada Al.

"Bagus sayang." Al menjawab dengan senyum tipisnya.

"Jelek deh aku engga punya bajunya yang match sama ini.. terus kayak mau kondangan lagi.." Aubrey melepaskan tas tangan yang dipegangnya tadi. Lalu kembali berputar-putar dengan Al yang setia merengkuh pinggangnya.

LOVE STORY|| ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang