~28~

5.2K 416 14
                                    

.
.
.
.
.






























Paginya








"Axia kau bangun nak..."

"Ib-bu"

"Axia tidur lah..jangan bergerak kau masih lemah..."

Axia menurut dan kembali berbicara

"Bu Dimana ibu ratu?"

"Ibu Ratu mu sedang istirahat di kamar raja..."

Tak lama kemudian
Tok tok..

"Axia Li... boleh aku masuk..?"

"Ratu Wang masuklah"

Ceklek

"Aaaa axiaku sudah bangun ternyata..."

Zhan berlari kecil menuju axia,
Axia langsung bangkit dari tidurnya dan memeluk Zhan

"Ibu..hiks maaf...maafkan axia Bu..hiks..."

"Axia jangan menangis lupakan kejadian itu...itu ketidaksengajaan.."

Axia menggeleng cepat...
"Tidak tidak axia melakukan nya dengan sengaja..hiks maafkan axia Bu..."akunya

"Tidak axia...jangan menyalahkan dirimu nak...ibu tak apa... lihat ibu sekarang sehat dan baik baik saja.."

Axia melepas pelukannya dan menatap Zhan dengan mata yang masih menangis...

"Tapi axia hampir merenggut nyawa ibu dan bayi..."

"Axia...ibu dan adikmu tidak apa ... lupakan kejadian itu..kau harus istirahat...maaf ibu telat menghentikan ayahmu..."

Axia menggeleng..
"Tidak itu adalah hukuman yang pantas untukku...ayah benar aku memang pantas dihukum..dan-"

"Husttt.....diam ibu tak mau mendengar nya lagi..tidur lah...'

"Tapi Bu-"

"Axia..!"

Axia hanya mengangguk dan kembali tidur..Zhan menyuruh axia Li mengambil makanan dan ramuan yang di kasih oleh tabib...

Pembicaraan mereka berdua di pertontonkan oleh anak anak yang lain... mereka semua merasa bersyukur mendapatkan ibu yang hatinya lembut...

"Ya Tuhan Terimakasih telah memberi kami ibu seperti nya..." Batin ketiga saudara wen

"Terimakasih tuhan kau membuat kami menjadi anaknya" Wang Zhan

"Terimakasih tuhan" Wang Xiao

.
.
.
.
.
.

"Yang mulia raja Wang..." Hormat Yubin

"Katakan..."

"Jenderal Xu kai melaporkan bahwa ada masalah besar disana..."

"Masalah apa..."

"Ada yang ingin merebut tanah di bagian barat..."

"Apa kita perlu kesana..."

"Hmm kita perlu kesana...yang ingin merebut tanah bagian barat ia berkata bahwa anda telah membagi tanah itu...dan ia mengancam kita..."

"Kapan aku membagi tanah kepada orang asing..."

"Saya juga tidak tau yang mulia..."

Yibo bernafas pasrah..lagi lagi ia akan meninggalkan istana...

love him(yizhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang