[Chapter 04]

2 1 0
                                    

♡VANYA STORY♡

HAPPY READING

▪▪▪▪




"Ini semua gara-gara lo Shel, coba aja tadi pagi lo bangunin gue, pasti kita bertiga gak bakalan telat!" seru Ayla, sembari menatap tajam Shela yang berdiri tepat disampingnya.

Kini Vanya, Shela dan Ayla sedang berada dilapangan sekolah. Menjalankan hukuman dari guru piket karena terlambat datang kesekolah.

Dibawah teriknya matahari, Vanya, Shela dan Ayla berdiri dengan posisi hormat.

Shela menurunkan tangan kanannya lalu membalas tatapan tajam Ayla, "HEH KEBO, bukan gue yang gak mau bangunin lo, tapi lo yang susah dibanguninnya paham!"

"Ya kenapa gak berusaha bangunin lagi ?" sahut Ayla, membuat Shela semakin geram.

Shela membuang nafas kasar, "Gue udah coba bangunin lo lebih dari sepuluh kali, tapi nyatanya lo gak bangun-bangun. Gue pikir lo udah dijemput malaikat pencabut nyawa."

Ayla mendelik kesal, "Lo nyumpahin gue mati?"

"Iya," jawab Shela

"Kok lo ngeselin sih!" geram Ayla.

"Terserah gue lah, kenapa lo yang sewot," balas Shela.

Vanya lelah, fisik dan batinnya sudah sangat lelah menghadapi kedua sahabat sengkleknya itu.

Vanya menurunkan tangan kanannya, "Bisa diem gak sih?"

Vanya memutar bola mata malas, "Lo berdua bisa gak, sehari aja jangan bikin gue darah tinggi."

"Yaelah Nya, lu mah emosi mulu bawaannya. Pms lu ?" sahut Shela.

"VANYA, SHELA, AYLA! TANGANNYA JANGAN DITURUNIN!"

Vanya, Shela dan Ayla memutar kepala kesamping lapangan, untuk mencari sumber suara itu.

"Dih, udah tuwir juga masih aja demen tebar pesona sama brondong," komen Shela, ketika melihat guru perempuan dengan usia hampir setengah abad.

Pakaian ketat, lipstik merah merona, bedak setebal 15cm, rambut diwarna-warni kayak gulali, membuat Vanya, Shela dan Ayla berjengit jijik melihat penampilan guru paru baya itu.

Ayla melirik sinis guru tersebut, "Dih sok kecakepan, najisss!"

"HEH KALIAN BERTIGA, CEPAT KE RUANGAN SAYA SEKARANG!" perintah guru tersebut.

Vanya, Shela dan Ayla mendelik kesal, "Lah kita udah dapet hukuman, kenapa masih disuruh ke ruang BK," protes Ayla.

"Anjirr tuh guru, gua bunuh juga lama-lama!" seru Shela.

Vanya hanya pasrah saja, "Percuma protes, gak ada gunannya. Ujung-ujungnya tetep sama pasti dapet surat panggilan lagi."

Kini mereka bertiga hanya berjalan pasrah menuju ruang bimbingan konseling.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANYA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang