"Dimas.. ini mama... "
"Ya ma ada apa?"
"Besok makan siang sama mama ya?"
"Maah... Udahlah jangan paksain keadaan ini... Aku ga mau nyakitin siapa-siapa lagi.."
"Kamu ga nyakitin siapapun sayang. Mereka hanya mau harta kamu aja seperti itu. Mama harus lebih selektif lagi memilih calon mantu mama."
"Ma... Aku ga mau lagi salah rangkul... Salah peluk. Dianggap selingkuh, cape maah..."
"Kita pasti punya cara sayang..."
"Kita...aku dan mama...ya kita punya cara, tapi tidak orang lain. Mereka aneh mah melihat aku."
"Jangan seperti itu sayang, mama jadi sedih.. Ini semua salah mama, kalau saat itu mama ga pergi dari rumah membawamu kabur, mungkin hari sulit mu gak akan kita lalui."
"Ma.. Jangan salahkan kecelakaan itu lagi.. Aku gak papa... Mama pergi karena papa selingkuh dengan sekretarisnya kan? Mama kalut... Mama emosi.. Wajar maa.. Tapi sekarang kita bahagia kan?"
"Ya sayang sangat bahagia.. Dan papamu didalam penjara karena kasus korupsi untuk kebutuhan pelakor itu, rasaiiin..." mama gemes
"Hahaha.. Mamaaa ga boleh gituuu.. Biar gitu dia papa aku loh.."
"Iya sayang.. Maaf ya.. Jadi besok mau kan..?"
"Mamaku ini kalo udah punya mau... Iya mama sayang..tapi aku ga janji apapun ya?"
"Makasih baby...cup.. Bekerja yang giat yaaa..."
• • • • • • • • •
Acara kencan butapun dilakukan malam ini. Ya benar -benar kencan buta!
"Kenalkan, aku Dimas," Aku mengulurkan tangan pada siapapun yang ada didepanku saat ini. Di sebuah cafe pilihan mama.
"Kenalkan aku Tasya maaf lama menunggu."
Hmmm...suaranya renyah...enak didengar ada sedikit getar dinadanya. Wangi vanilla kuat sekali mendera hidungku. Sekilas wangi strawberry, kutebak ini wangi shampoonya. Tangannya kecil dan mungil, dingin mungkin karena ac disini. Tinggi badannya sekitar 160cm mungil jika dibandingkan dengan diriku.
"Oh silahkan duduk. Aku juga baru sampai." Jelas aku sampai duluan karena 1 jam sebelumnya aku sudah ada disini untuk menunggu. Biarlah ia yang mendatangiku.
"Mmmm...sudah pesan..." suaranya memecah kekakuan antara kami berdua
"Belum, aku pesan capucino aja sama steak. Kalo kamu?"
"Aku mau Jus strawberry dan Spagetti."
"Baiklah..."
"Mmmm...tadi dari kantor ya?"
"Iya... eh.. Tasya..maafkan mama aku ya. Ini ide mama mempertemukan kita. Tapi ini akan jadi yang terakhir. Maaf kalau kamu ada didalamnya."
"Jadi kamu sering ya di jodoh-jodohin gini sama mamamu?'
"Ya gitu deh, aku dianggap ga bisa cari pacar sendiri..heheh... Emang sih.."
"Kenapa? Ga suka cewe?"
"Heyy...aku normal!"
"Hihihi...maaf... tapi dengan wajah sepertimu kayanya mustahil ada wanita menolak?"
"Oh yaa..seberapa tampan emangnya aku?"
"Wow..kamu terlalu terus terang yaaa?'
"Hahhaha..coba katakan saja apa yang kau lihat.."
"Hmmmm...matamu teduh... mencerminkan jika kamu baik dan sabar. Rahang mu tegas dan bergaris kuat..mmm..sepertinya kamu orang yang senang bekerja keras dan giat."
Tasya memberi gambaran akan diriku lain dari pada yang lain, kemana bibir manisku, hidung mancung dan lesung pipiku yang selalu mereka gambarkan sebagai daya tariku? Kali ini aku terkesan dalam.
"Terimakasih Tasya, penilaianmu sungguh berbeda dari yang biasa aku dengar. Aku suka."
"Oh yaaa...aku ga salah?" Tasya sedikit terkejut
"Boleh aku jujur? Lebih baik aku terus terang saja. Aku sudah berjanji tak akan menyakiti hati siapapun."
"Boleh."
"Kalau ditanya kenapa aku tak bisa mencari jodohku sendiri karena aku mempunyai kelainan. Prosopagnosia yaitu aku tidak dapat mengingat wajah seseorang, ataupun wajahku sendiri. Bisa disebut buta wajah, karena ada gangguan di otakku."
"Apa penyebabnya?"
"Banyak dari penderita karena genetika. Tapi kalau aku prosopagnosia yang disebabkan oleh kerusakan lobus oksipito-temporal atau otak akibat cedera yang dulu aku alami."
"Oh...seperti itu. Lalu apa masalahnya?"
"Hah? Apa masalanya? Ini adalah masalahnya... Aku tak akan mengenali wajah siapapun biarpun itu wajah istriku sendiri. Nantinya akan banyak membawa masalah dikemudian hari."
"Pernah tidak berlari dari masalah ini? Hadapi dan berusaha? Percaya diri dan berlatih?"
"Eh..mm..ta..eeh.." Aku gugup dibuatnya.
"Pasti belum...cobalah membuka hati. Nanti ada sesuatu yang menjalar hangat dan semua kelainan itu bukan masalah lagi."
"Okey aku mau coba denganmu..boleh?" ku tembak langsung saja mendobrak kebiasaanku, dan ajaibnya Tasya menerima.
****
"Hmmm harum vanilla itu.. seseorang mendekatiku dengan jalan yang anggun, ya itu pasti istriku..."
"Papaaaa...." seorang anak yang ku yakin ia secantik mamanya berlari mendekapku. Suaranya yang nyaring sangat khas serta wangi bedak bayi.
"Anak papa yang paling cantik, baru pulang sekolah yaa? Ayo kita kerumah eyang.."
"Ayo papa...gendong!"
"Hay sayang...sudah siap? Jangan lupa ya..nanti eyang duduk disofa tengah dengan parfum dari Paris oleh-oleh kita bulan madu dulu. Lalu Bi Tita yang selalu pake kebaya dan bersanggul. Tedi dan istrinya selalu memakai pakaian kembar juga ke dua anaknya. Dan Tante Chika yang berambut panjang dan bau rokok. Om Dandy yang selalu tertawa dan batuk bersamaan. Uwa Dillah yang selalu bau minyak angin. Oh yaa..ada anggota baru, namanya Baby calon istri dari Yudi, kamu pasti bisa langsung mengenalinya karena suaranya yang sedikit melengking dan mengganggu dan Yudi yang selelu gelendotan disampingnya. Hehehhe..."
"Terimakasih sayang, jangan duduk terlalu jauh dariku yaa..."
"Yes darling..yuuuk."
Kami harus menghadiri acara bulanan yang diadakan dirumah orang tua Tasya, dan Tasya yang mempermudah aku mengenali mereka semua dari apa yang ia ceritakan.
![](https://img.wattpad.com/cover/272582412-288-k973321.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Menulis Cerpen
Random30 hari merangkai kata indah menjadi kisah - kisah menarik yang sayang dilewati. Mungkin salah satunya sama dengan kisahmu.....