Pagi ini banyak sekali bunga diruang tamu, bau melati semerbak diseluruh ruangan, kau terbujur kaku di ruang tengah, ruang dimana kita selalu menghabiskan waktu bersama. Banyak sekali teman dan saudara berdatangan, memakai baju putih, muka mereka bersedih.
Kita melewatkan makan pagi di teras belakang. Acara yang mengawali segala kegiatan kita seharian. Teras dengan taman mini yang indah yang kau persembahkan untuk ku, untuk aku yang menyukai rumput hijau.
Semua orang menangis memandang foto terganteng yang kau punya. Foto yang saat itu diambil sebelum tubuh mu menipis. Mereka banyak terkejut mendengar kepergian mu. Banyak teman berdatangan menandakan kamu sangat berarti dimata semua teman mu. Semua berkata yang baik baik.
Aku tak bisa mendekati mu sebenarnya ingiiin sekali duduk disamping mu untuk terakhir kali, tapi tak mungkin. Aku ga suka orang asing. Aku ingin tidur dipelukan mu untuk yang terakhir kali. Suara degub jantung mu menenangkan ku. Berpeluk dengan mu selalu belaian lembut dan kecupan berlimpah untuk ku. Andai itu bisa.
Aku termenung di kamar mu, memikirkan apa yang sedang terjadi, dan apa yang akan terjadi esok. Termenung diatas selimut kesayangan mu, bau badan mu masih tercium, kurelakan semua baumu berpindah ke tubuhku. Tidak ada yang bisa melukiskan hubungan kita, tidak semua tau apa arti cinta kita. Aku sudah merindukan mu. Ada seorang gadis cantik memakai baju putih yang sedari tadi menangis di samping mu. Aku tau siapa dia.
Kau berjanji pagi ini akan mengajak ku kesalon dan membeli beberapa baju keluaran terbaru, tapi memang sejak semalam kau tampak gelisah ada yang tidak beres dengan mu, aku sangat merasakannya, hingga aku berhenti merengek manja.
Aku pun tak tidur menemanimu sepanjang malam. Ku peluk kaki mu sepanjang malam, hampir tidak ada lagi kurasakan rasa hangat seperti biasanya. Dan ternyata pagi ini kau menyerah dengan penyakit mu. Selepas adzan subuh kulihat seberkas cahaya putih menghilang dari atas jasadmu, dan saat itu juga kau pergi sambil mengucapkan syahadat. Hanya ada aku dan adikmu yang menemani disaat terakhirmu. Tuhan ambil saja nyawa ku.
Katanya kau ga akan tinggalkan aku, karena umur ku tak sepanjang umur mu. Tapi mengapa kini kau pergi kembali kepada sang pencipta? Kalau boleh aku ingin ikut. Cuma cintamu yang aku punya. Hati ku yang paling kehilangan.
Saat pertama kita berjumpa, aku tau kamu adalah sehidup dan sematiku. Sudah genap 5 tahun kita bersama dalam suka dan duka. Aku tak tau apa nama penyakitmu, yang aku tau kau suka mengeluh sakit pada bagian dada mu. Ada apa dengan mu, apakah jantung seperti katamu pada teman teman mu? Kenapa jantung mu? Bukan karena harus berbagi cinta dengan ku kan? Kau tak mau menceritaknnya pada ku, mungkin kau mengira aku tidak akan tau apa apa. Ya memang aku ga tau, tapi pernahkah kau tau aku bisa meringankan sakitmu!
Sudah beberapa bulan kemaren kita tidak pernah lagi bermain dan jalan jalan di taman. Kau hanya tidur dan duduk di kasur. Aku sejujurnya lebih suka bermalas malasan bersama mu dikasur. Menikmati lagu bersama, bermain, tidur semua kita lakukan bersama.
Kalau tau waktumu untuk ku yang tiba-tiba melimpah itu berakhir perpisahan, aku memilih untuk tetap menunggumu pulang dari kantor seperti biasanya dengan perasaan rindu.
Sudah dua tahun ini kau tak pernah kedatangan tamu istimewa..hanya keluarga dekat saja yang rajin mengunjungi. Suatu ketika kau pergi beberapa hari tanpa memberi kabar..aku sangat cemas..aku tak napsu makan, lalu kau pulang dengan selang di hidung yang tersambung dengan sebuah botol besar dari besi. Apa itu? Itu yang membuat mu susah untuk kembali jalan jalan di taman? Kau memilih tinggal bersama ku, kasih sayang mu tak terbagi.
Aku tau gadis manis berbaju putih itu adalah calon istrimu yang sangat kau cintai, tapi kau tidak mau membuatnya bersedih, kau tidak mau membuatnya melihat mu sakit. Dihari kalian genap berpacaran selama 3 tahun kau memilih untuk memutuskan hubungan dan memilih untuk tinggal berdua saja dengan ku.
Kau sangat mencintainya.. aku tau setiap malam kau selalu menangis memeluk erat fotonya, kamu kangen dengan nya. Aku tidak cemburu.. hanya dengannya kau bisa tertawa lepas dan merasakan cinta yang luar biasa. Kau takut tidak dapat mambahagiakan nya karena sudah satu tahun ini kesehatan mu menurun. Cinta mu sungguh banyak hingga bisa terbagi dua...andai nyawa mu juga banyak seperti aku. Andai ku dapat membagi nyawa ku yang kata orang ada 9.
Duhai sayang ku ..aku tau aku hanya menyusahkan mu, selalu merengek untuk dibelai, disayang dan diperhatikan. Tiada sedikitpun hardikan untukku. Dengan siapa lagi aku hidup. Orang tua mu telah tiada hanya satu satunya adik mu yang tersisa. Tetapi istrinya tidak menyukaiku.
Kuputuskan akan terus setia kepada mu sampai kapan pun. Aku akan menunggumu disini...ya disini saja dalam kamar mu. Dibawah kasur kita. Karena tidak ada satupun orang yang tau keberadaan ku, atau menyadari kalau aku ada. Tunggu aku sayangku kita akan bersama lagi. Sudah kubayangkan kita kembali berlarian di taman sambil mengejar kupu kupu, dan sepotong nugget hangat bekal kita. Kau tetap membutuhkan seekor kucing cantik disana untuk kau peluk.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 Hari Menulis Cerpen
Random30 hari merangkai kata indah menjadi kisah - kisah menarik yang sayang dilewati. Mungkin salah satunya sama dengan kisahmu.....