8. Kaki Semut, Part 2

26 8 0
                                    

15 menit kemudian...

"Bagaimana?" tanya Pak Jo yang kembali menghampiri sahabatnya setelah kembali dari toilet.

"Haduh... Rasanya aku ingin pensiun saja dari pekerjaan ini," celetuk Pak Yoon.

Pak Jo tentu sudah biasa dengan tingkah laku sahabatnya yang memang suka berkelakar itu.

"Memang kenapa?" balasnya sambil tertawa kecil ala bapak-bapak.

"Coba sini kau lihat..."

Pak Jo baru menyadari kalau sahabatnya itu sedang serius. Di hadapannya, sebuah laptop Vaio keluaran terbaru menampilkan sebuah program yang biasa Pak Yoon gunakan untuk melihat detail benda-benda kecil, semacam mikroskop. Kini Pak Jo sudah bisa melihat "kaki semut" itu dengan lebih jelas.

"... Aku tidak tahu harus menamainya apa. Bagaimana kalau 'kaki semut' saja?"

Pak Jo mengangguk-angguk, menuruti saja saran dari Pak Yoon itu.

"Benda apa itu sebenarnya?" tanya Pak Jo yang sudah tak sanggup lagi menahan rasa penasarannya.

"Benda ini tampaknya membuat massa gelang palsumu itu sama persis dengan yang asli ketika ditimbang meski kandungan logamnya berbeda. Secara teori, hal tersebut tidaklah mungkin. Di dalam kaki semut ini terdapat suatu pancaran energi aneh yang bisa membuat benda apapun di sekitarnya menjadi seolah dua kali lebih berat saat ditimbang."

Jika seorang ilmuwan sudah menyematkan kata "aneh" pada suatu hal, biasanya itu berarti hal tersebut hampir tak dapat dijelaskan oleh sains.

"Tapi tampaknya itu hanya berlaku untuk gelangmu karena di dalamnya juga sudah terprogram berat gelang aslimu, 20.9 gram."

"Jadi, maksudmu, alat itu membuat gelang palsu itu menjadi dua kali lebih berat dari aslinya?" tanya Pak Jo.

"Eee... begini. Dalam fisika itu berbeda antara massa dan berat. Massa mengacu pada banyaknya zat yang terdapat pada suatu benda, yang diukur dengan kilogram, sedangkan berat mengacu pada massa benda saat dikenai gaya gravitasi, yang diukur dengan newton. Massa cenderung tetap sedangkan berat bisa berubah tergantung dari gaya yang mengenainya. Itulah mengapa tubuh astronot di bulan jatuhnya lebih lambat daripada di Bumi."

Pak Jo tampak manggut-manggut menyimak "kuliah" sore hari dari dosen Yoon. Meski sudah mulai lupa, ia masih ingat pernah mempelajari hal ini dulu di sekolah.

"Manusia dan timbangan hanya bisa merasakan berat, tak bisa merasakan massa. Sistem kerja timbangan adalah mengonversi gaya berat menjadi massa berdasarkan percepatan gravitasi. Itu menjelaskan kenapa jika kau menimbang suatu barang lalu kau tekan bagian atasnya, massanya seolah-olah bertambah, padahal hanya gaya berat yang bertambah."

Sampai pada titik ini, Pak Jo sudah menguap sebanyak dua kali. Matanya berair. Kepalanya mulai pusing.

"Manusia juga begitu. Kalau kita ada di luar angkasa, baik orang yang obesitas maupun yang hanya tinggal kulit dan tulang tak bisa merasakan berat tubuhnya, karena gaya gravitasi sangat ke..."

"Ayah!" pekik seorang gadis 4 tahun dari pintu masuk gudang. Ia tampak sangat kegirangan.

"Iya, sayang," sahut sang ayah lemah lembut. Dalam hati Pak Jo bersyukur bisa beristirahat sejenak dari kuliah berat ini.

"Aku menang! Lihat!" serunya seraya menyerahkan medali dan serifitkat lomba menyanyi tingkat taman kanak-kanak.

Sang ayah tersenyum melihat sertifikat dengan foto putrinya yang semringah itu. Terukir nama Yoon Seongmi dalam huruf hangul yang besar dan dicetak tebal di atasnya.

Leave your vote and share, please!

[HIATUS] The Light HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang