***
Orang-orang di fakultas teknik, apalagi prodi arsitektur hampir semua mengetahui yang mana namanya Lee Taeyong. Pinter, anak kesayangan dosen, aktif panitia event sana sini tapi sama sekali tidak terikat organisasi apapun, aktif lomba atau ikut konferensi nasional atau internasional, atau bahkan langganan rebutan asdos bagi para dosen-dosennya. Ga salah lagi, Taeyong adalah visualisasi cowok sempurna. Tahta, harta, Taeyong.
Kalau ditanya masalah cewek, ga pernah ada yang tahu Taeyong pernah pacaran atau deket sama cewek. Baik dari yang satu fakultas, satu kampus, atau luar kampus. Even temen deket Taeyong-- Seungcheol sama sekali tidak tahu menahu tentang urusan asmara Taeyong. Banyak cewek-cewek angkatannya dari fakultas lain yang rela ke teknik nanyain tentang Taeyong doang ke Seungcheol, yang otomatis membuat Seungcheol sendiri kesal setengah mati.
"Heh gini ya, bukan gue sombong atau gimana. Tapi gue sama Taeyong ga selalu 24/7 bareng-bareng, gue bukan babunya dia kaleeeee. Dan inget ya gue juga punya cewek siss okay?? Ada yang gue mesti perhatiin dibanding nanya nanyain Taeyong udah ada cewek atau belum. Udah pergi sana lo semua. Dasar jomblo!"
Dan itu terakhir kalinya cewek-cewek itu nanya ke Seungcheol. Tapi tidak putus asa malah nanya ke temen Taeyong yang lain alias Yuta. Bandarnya video xxx kayak fake taxi atau sejenisnya di anak-anak teknik. (Gggga bercandaa awowkwowk)
"Lo mau tau ga tipe Taeyong yang kayak gimana?"
Cewek-cewek itu diem dan mendengarkan Yuta dengan serius.
"Simpel dah. Pokoknya bukan salah satu dari lo lo pada. Titik."
Akhirnya pergi deh si Yuta, dan ga peduli cewek-cewek itu maki-maki dia di belakang.
Pada akhirnya, yang tahu urusan asrama Taeyong seorang hanya dirinya sendiri dan Tuhan.
Kali ini Taeyong lagi duduk di kursi panjang di bawah pohon besar di dekat parkiran. Nungguin Yuta yang masih sibuk fotocopy tugas. Siang yang panas-panas gini enaknya nongkrong di cafe yang ada AC-nya terus minum orange squash atau mojito. Taeyong lagi asyik mikir referensi cafe yang enak buat ngadem, sampai akhirnya pikirannya teralihkan sama cewek-cewek yang baru datang ke parkiran.
"Pokoknya lo harus dateng, acaranya cuman barbeque-an sama karaoke kok. Tenang aja, gue pasti always di samping lo, jadi gausah khawatir lo kayak anak ilang, okay??"
"Aduhh kenapa mesti gue sih, tuh ajak Jennie atau Joy aja dah gue kan bukan anak party gitu, lagian aneh aneh banget lo semua masak anniversary mesti dirayain sih."
"Loh ya bagus??? Kan bentuk apresiasi udah bisa bertahan selama 1 tahun, eh berapa tahun ya mereka pacaran? Oh iya, 3 tahun, anjir gue aja sama Jimin baru 5 bulan udah bosen."
Taeyong memandang kedua perempuan itu yang sepertinya menuju ke arah tempat duduknya. Dan tepat dugaan mereka berdua duduk paling ujung.
"Eh Taeyong ya? Temennya Seungcheol bukan? Numpang duduk ya."
Taeyong hanya tersenyum mengangguk lalu mengeluarkan ponsel dan hendak menghubungi Yuta.
"Sowon ngechat gue, nanyain lo Jis, gimana ikut kan ya?"
"Gue-
"Oke."
"Hah?"
"Nih oke, balasannya Sowon, gue udah bilang lo ikut."
"Ih Nayeon!!! Kan gue belum bilang iya!!!"
"Santai Jis, semua terkendali."
Kemudian, ini Nayeon dan Jisoo. Perempuan dari fakultas psikologi yang sering disangka lesbian karena nempel terus kemana-mana. Dari SMA bahkan. Tapi untungnya enggak, Jisoo normal, begitu pun Nayeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
We're Not Actually Friend [✔]
Fanfictionin which taeyong and jisoo stuck in relationship "friends with benefit"