22. can we kiss forever?

1.1K 162 11
                                    

happy reading!!!
warning : slightly mature

***

"Kok lo ga bilang sih Papa bakal ke sini??" seru Jisoo sebal ketika ia dan Seokjin sudah berada di luar ruangan.

"Gue ga tau Jis! Papa ga dapet ngasi tau gue apa apa dan malah ikut campur soal ini," sahut Seokjin.

Jisoo berdecak kesal lalu duduk di kursi tunggu depan ruangan ibunya. Sementara Seokjin akhirnya ikut duduk di samping Jisoo.

"Mama kena infeksi paru, belum lagi riwayat penyakit jantung Mama. Terus apalagi yang sekarang bakal Tuhan kasi ke Mama?" ujar Jisoo tiba-tiba. Dadanya sesak, matanya bergenang air mata tapi Jisoo segera menahannya kuat-kuat agar tidak tumpah.

Seokjin menoleh lalu menghela nafas dan membawa adik perempuannya itu ke pelukannya.

"Mama bakal baik baik aja kok," bisik Seokjin.

Jisoo memejamkan matanya lalu kemudian menghela nafas dan segera berdiri.

"Stop ngeyakinin semuanya bakal baik baik aja! Stop selalu bilang gapapa dan stop selalu nerima keadaan yang kayak gini! Gue tau elo ga pernah baik baik aja dan gue tau...gue tau Mama ga pernah baik baik aja...gue tau Mama...Mama ga bakal bisa sembuh...gue tau...."

Lutut Jisoo melemas dan berakhir bersimpuh di lantai sembari menunduk dan menangis. Perempuan itu terisak pelan, menyadari keadaan mereka yang sebenarnya ga pernah baik-baik aja.

Seokjin tak mampu bicara, pria itu memutuskan berjongkok dan memeluk Jisoo lagi. Air matanya ia tahan agar tidak keluar.

"Terus gue mesti gimana Jis, gue juga ga bisa nangis di depan Mama mohon mohon biar dia nginget kita...gue ga bisa..."

Jisoo makin terisak sembari meremas kemeja hitam milik Seokjin.

"Kenapa...kenapa harus Mama..." isak Jisoo pelan.

Kemudian pintu ruangan terbuka menampilkan sosok pria lain yang ternyata Donghae, ayah Jisoo dan Seokjin. Pria itu menatap kedua anaknya yang menangis di bawah sembari berpelukan.

"Seokjin, Jisoo," panggilnya pelan.

Jisoo bangun, begitu pun Seokjin. Kali ini Jisoo memutuskan tidak menyapa ayahnya. Cewek itu hanya menatap sekilas dan masuk kembali ke ruangan. Menyisakan Seokjin dan Donghae di luar.

"Maafin Papa," bisik Donghae.

Seokjin mengusap air matanya lalu tersenyum kecut.

"Maaf ga bakal bikin Mama sembuh, Pa."

Selanjutnya Seokjin masuk ke dalam dan kini hanya menyisakan Donghae yang berdiri di depan ruangan sembari membuang nafas perlahan.

Kini Jisoo bisa melihat ibunya yang terbaring di kasur rumah sakit. Pembicaraan serius yang dimaksud Seokjin kemarin adalah kenyataan bahwa ibunya mengalami infeksi paru akibat kesulitan menelan saat makan. Dokter memastikan bahwa infeksi paru itu yang mengakibatkan terjadinya pneumonia bagi ibunya dan bisa berisiko pada organ-organ lainnya. Jisoo menunduk menahan tangisnya lagi lalu mendekati sang ibu. Digenggamnya tangan kurus ibunya itu sembari menatap wajah ibunya yang pucat.

We're Not Actually Friend [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang