5. Bertemu

1.3K 214 12
                                    

Be My Mom



Pesawat boing SG123 dengan tujuan Shanghai baru saja lepas landas. Sabuk pengaman terikat dibagian pinggang dengan rapat.
Namun bukan itu yang menjadi fokusnya melainkan sebuah lengan yang melingkar rapat di bagian lengan seorang pria. Kepalanya pun tersandar disana. Belum lama mereka di dalam sana. Namun seorang wanita mengenakan kacamata hitam, terlihat sedang menjemput alam mimpi. Ia berusaha tidur dengan kepala yang bersandar dibagian lengan kekasihnya.

Sedangkan pria yang di sampingnya terasa nyaman. Malah terlihat senang ketika wanitanya juga senang menempel padanya. Pria itu meraih salah satu tangan wanita yang berada di sampingnya, menggenggam telapak tangan mungil jika dibandingkan dengan miliknya. Menyalurkan hangatnya kulit putih nan halus, ia ikat menjadi satu. Saling bertaut. Dan menyimpannya di balik mantel hangat milik sang pria.

"Selamat tidur, sayang." Ucap pria itu kemudian mendaratkan kecupan dibagian pelipis sang wanita. Tak selang lama, pria itu pun menyusul kekasihnya, terlelap dalam tidurnya. Ya, perjalanan ini cukup panjang, kira-kira hampir 10 jam untuk sampai di tempat tujuan. Oleh karena itu, keduanya menghabiskan waktu dengan tidur disepanjang jalan.


...

Bandara udara Shanghai nampak ramai, silih berganti penumpang domestik maupun luar negeri, memenuhi ruang tunggu. Ntah itu menunggu jadwal keberangkatan atau menunggu jemputan.

"Kita akan menginap dimana?" Tanya wanita bersurai indigo pada seorang pria yang baru saja mengambil koper mereka.

"Hotel Rise, sebelum itu kita ke coffee shop dulu. Kau lapar?" Ucap pria itu menarik koper dengan salah satu tangannya, sedangkan tangan lainnya menggenggam telapak tangan kekasihnya.

"Hn, boleh, aku ingin cinnamon roll." Ujar wanita itu, melepaskan genggaman tangan pria itu, dan menggantinya dengan mengaitkan tangannya di lengan sang pria.

"Apapun untukmu." Ucap pria itu, keduanya berjalan meninggalkan bagian cek bagasi dan keluar ke arah resto.

...

Sedangkan ditempat lain, keempat penumpang yang tiba dari Tokyo baru saja keluar dari ruang tunggu, hendak pergi meninggalkan bandara.

"Sasuke, bagaimana? Berapa lama lagi kita akan menunggu." Ucap Mikoto, hampir satu jam mereka ada disana. Menunggu sopir rekan kerjanya, menjemput mereka.

"Ck, sepertinya ia masih terjebak macet." Pria itu kemudian berjalan sedikit menjauh, memainkan smartphone, terlihat sibuk menghubungi seseorang. Sasuke memilih sedikit menjauh dari ibunya, karena sedikit pusing mendengar keluh ibunya yang terlewat menganggu.

Sedangkan Shion hendak mendekati Sasuke, namun ekor mata pria itu menangkap pergerakan Shion. Dan meminta wanita itu tetap di tempatnya, untuk menjaga Kei dan ibunya. Ya, bukan tanpa alasan, suasana bandara cukup padat, tak biasanya. Dan Sasuke tak ingin direpotkan lagi dengan kehilangan rombongannya.

Hampir, 15 menit Sasuke sibuk dengan telponnya, berakhir ketika sopir yang menjemput mereka sudah tiba di area pintu keluar. Pria itu kembali ke tempat rombongannya. Dari kejauhan Sasuke dapat melihat 2 troli berisi 4 koper dan satu paper bag berisi roti coklat milik Keisuke, ada dalam jangkauan matanya.

"Ayo, mobilnya sudah datang." Ucap Sasuke. "Shion, tolong kau jaga troli ini."
"Aku akan mengantar Kaachan dan Kei ke mobil dulu." Lanjut Sasuke.

Ya, Sasuke cukup kasian dengan sekertarisnya, wanita itu terlihat kesulitan mendorong troli mereka. Sehingga Sasuke memutuskan untuk membawa kedua trolinya secara bergantian. "Setelah itu aku akan menjemputmu. Jangan kemana-mana." Bagi Shion ini adalah kesempatan emas, membiarkan mereka pergi dahulu. Lalu menyisakan ia dan Sasuke sendiri, cukup menjadi peluang berduaan. Di akhir cerita.

"Hm, jangan lama-lama, Sasuke. A-aku takut." Ucap Shion.

"Ya, aku janji tak lama." Balas Sasuke, pria itu hendak mendorong trolinya, namun jantungnya tiba-tiba seakan terhempas.

DIMANA


DIMANA KEI?


BUKANKAH BOCAH ITU ADA DI SINI? DI ANTARA SHION DAN IBUNYA?

"Kaachan! Dimana Kei?!" Tanya Sasuke, suaranya meninggi karena panik.

"Apa yang kau katakan? dia di si..

ni.." Ucap Mikoto terputus, matanya melebar ketika tak menemukan cucunya di sampingnya. Padahal bocah itu tadi sedang menikmati es krimnya. Tapi kemana sekarang dia?

CK!

"Bagaimana bisa, kalian ceroboh!" Ucap Sasuke mulai panik, "Shion! Bukankah aku menyuruhmu menjaga Kei!" Bentak Sasuke, pria itu mengedarkan pandangannya berusaha mencari putranya,




Namun nihil!




Putranya tak tertangkap indra penglihatannya.


Brengsek! Ia hanya meninggalkan putranya 15' menit tapi lihat sekarang ia kehilangan putranya. Kepanikan Sasuke semakin meningkat mengingat Kei hilang di Bandara. Bagaimana jika putranya? Memang benar-benar hilang.

"Kaachan, tunggu disini dan jaga barang-barang kita, Shion kau cepat ke tempat informasi beritau jika Kei hilang." Perintah Sasuke mutlak.

"Tapi, Kaachan ingin mencari Kei, Sas." Ucap Mikoto yang tak ingin tinggal diam.

"Kaachan kumohon jangan menbuat ini sulit, Kaachan di sini! untuk berjaga jika Kei kembali ke tempat ini!"

"Tapi..

"Cukup!" Sasuke memotong ucapan ibunya, "Shion cepat!" Lanjut Sasuke.

"B-baik." Ucap Shion tergegap melihat sorot mata Sasuke yang mengerikan jika marah.

Sedangkan pria itu memutuskan untuk berkeliling mencari putranya. Sasuke mulai berjalan dengan langkah kaki yang lebar, sesekali terlihat pria itu berlari kecil, menggerakan kepalanya ke kanan dan ke kiri, berusaha mengedarkan pandangannya, mencari putranya.

"Sial!" Umpatan Sasuke terdengar lagi-lagi ia tak menemukan Kei.

"Kei dimana kau, nak?" Ucap Sasuke lirih, bermonolog sendiri.

...

Langkah kaki sepasang kekasih yang memiliki surai berbeda itu, terhenti, "Sayang, tunggu sebentar, aku mau ke toilet." Ucap Gaara.

"Hm, jangan lama-lama." Ucap Hinata beralih memegangi koper mereka.

"Tentu saja, itu menjadi resiko besar jika aku meninggalkan wanita cantik seperti dirimu, di sini terlalu lama." Ucapan yang terdengar gombal jika pria playboy ini yang mengatakannya.

Hinata tersenyum mendengar ucapan Gaara, "Sudah sana." Balas Hinata sedikit mendorong Gaara dengan kekuatan yang tak seberapa.

"Aku janji tak lama." Ucap Gaara sebelum meninggalkan Hinata. Yang dibalas anggukan kepala oleh sang wanita.

Tangan Hinata hendak mengambil ponsel di dalam tas, namun pergerakannya terhenti ketika melihat seseorang berada di sampingnya, sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.



















Tbc.

Holla, 🌼
Simpan ceritanya dulu biar ga ketinggalan updatenya.
Jangan lupa vote dan komen, next!

Be My MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang