Be My Mom
Hinata berjalan bersama Keisuke, wanita menggenggam tangan mungil bocah berusia 3 tahun. Ntahlah, bagi Hinata telapak tangan itu terasa begitu hangat. Hingga menembus hatinya. Ya, jika di lihat Keisuke memiliki wajah yang lucu dan tampan. Bocah itu memiliki daya tarik tersendiri, bagi siapa saja yang melihatnya.
"Kei?" Panggil Hinata, bocah di sampingnya menoleh ke sumber suara. "..ke Shanghai karena liburan?" Tanya Hinata.
"Hn, Kei menemani Daddy kerja." Balas bocah itu.
"Oh, tapi kenapa kamu bisa tersesat, sayang?" Tanya Hinata.
"Aku mengikuti bibi." Ucap Kei polos mengarahkan telunjuknya pada Hinata.
"Hm? Mengikuti bibi?" Tanya Hinata terkejut.
"Iya, bibi adalah mommy Kei. Jadi Kei mengikuti bibi." Jelas Keisuke, seketika langkah kaki Hinata terhenti.
Shock itu yang dirasakan wanita itu. Hinata terdiam.
"Kenapa Sayang?" Tanya Gaara yang berjalan dibelakang Hinata. Seketika Hinata berbalik ke arah Gaara. "Tak apa-apa." Ucap Hinata tersenyum.
Kemudian kembali berjalan. Tangan Hinata mulai berkeringat. Ia merasa gugup. Ntahlah, ia berharap apa yang dipikirkan bukanlah kenyataan. Ini hanya kebetulan.
Manik rembulan milik Hinata mulai menangkap ruang informasi. Wanita itu melangkahkan kakinya mendekat ke sana.
Namun tiba-tiba genggaman tangan Hinata terlepas, Keisuke sedikit berlari mendahului Hinata dan Gaara....
"Kei, kemana saja? Daddy mencarimu." Ucap seorang pria yang ada di dalam ruangan. Wajah pria itu terlihat panik. Dengan cepat mengulurkan tangannya untuk memeluk putra kecilnya.
"Kei tadi pergi."
"Ya dan Daddy sangat marah. Jangan ulangi lagi, Daddy khawatir. Bagaimana jika kau hilang? Atau diculik?" Tutur Sasuke terdengar cerewet, pria itu menggendong putranya. Di sana juga ada shion yang sedari awal menunggu di ruang informasi. Mengikuti perintah Sasuke.
Keisuke menggelengkan kepalanya, "Tidak, Kei tidak akan diculik karena Kei bersama mommy." Sasuke mengernyit mendengar ucapan putranya. Apa Keisuke sedang berhalusinasi, karena saking rindunya pada ibunya.
Namun seketika Sasuke mematung, melihat sosok perempuan yang masuk ke dalam ruang tunggu. Detik itu, suasana seakan berhenti.
Manik hitam itu melihat Hinata?
Wanita itu pun tak kalah terkejutnya ketika melihat pria yang berada di depannya.
🌼🌼
Mobil hitam melaju pelan, mengikuti arus. Di dalam sana, seseorang tampak melamun. Matanya fokus pada jendela kaca mobil. Pandangan di luar seperti jauh lebih menarik, dari pada pria yang berada di sampingnya. Telapak tangan yang lebar dan besar, menyentuh tangan yang ukurannya lebih kecil darinya. Sontak membuat kesadaran wanita yang berada di sampingnya kembali pada tempatnya. "Ada apa?" Tanya pria bersurai merah bata, menunjukkan wajah datar namun tak suka di abaikan.
"Hm? Tak apa-apa." Ucap Hinata menoleh ke arah kekasihnya.
"Kau tak bisa berbohong, Hinata." Balas sang pria.