6. Lebih Sakit 🔞

6.6K 401 33
                                    

Sampai jam pulang sekolah Win tidak kembali ke kelas. New, Krist dan Gun memutuskan mencari Win. Dew menghampiri mereka bertiga.

"Ke lantai tiga, diruangan paling pojok ada tulisan prince, Win disana, ini kuncinya" ucap Dew

"Makasih Dew" ucap Gun

Mereka bertiga segera menuju ke ruangan yang dimaksut, sesampainya disana Krist segera membuka pintunya. Dilihatnya Win yang sedang menonton tv tetapi pandangannya kosong.

"Win" panggil Krist

Win melihat ke arah mereka. Mereka bertiga duduk di depan Win.

"Win maafin kita" ucap Gun

"Gak papa kok, maafin Win yang kekanakan, marah gak jelas sama kalian" ucap Win

"Gak Win, ini salah kita yang gak beritahu kamu, kita cuma takut kamu gak percaya sama kita, kita tahu kamu percaya banget sama Bright" ucap New

"Sejak kapan kalian tahu?" tanya Win

"Sejak kita kelas 11" ucap Gun

"Selama itu? sejak Phi Bai maba?" tanya Win

"Iya, Bright juga sering gonta-ganti cewek, aku tahu dari Phi Sing" ucap Krist

Win menarik nafas dan menghembuskan nafasnya, dia harus menahan tangisnya.

"Win maafin kita Win" ucap Krist

"Gak papa kok Win udah maafin, makasih udah mau jadi teman Win" ucap Win

"Kita sayang sama Win, kita gak mau Win terluka lagi" ucap New.

"Ya udah kita pulang yuk" ucap Win.

Mereka berempat memutuskan untuk pulang, dikarenakan hari yang sudah sore.

Sesampainya di rumah, pintu Win tidak terkunci. Win melihat bright yang sedang duduk disana.

"Phi ngapain lagi disini?" tanya Win

"Ingin mengunjungi pacar aja" ucap Bright dengan santainya.

"Phi kita sudah putus, tolong Phi hargain pacar Phi" ucap Win

Bright segera menarik Win ke kamar Win. Bright mengunci kamar Win.

"Kata siapa kita sudah putus, aku merasa gak pernah mutusin kamu" ucap Bright

Win semakin memundurkan langkahnya. Dia takut dengan Bright yang sekarang. Bright mendorong Win dan segera menindih Win.

"Karena cowok itu udah dapetin tubuh kamu, boleh dong aku nyobain tubuh bekas ini?" ucap Bright dengan senyum yang mengerikan.

"Phi jangan phi, tolong phi" ucap Win memohon

"Memohonlah untuk dimasukin, jangan memohon untuk dilepaskan, karena aku gak bakal ngelepasin kamu" ucap Bright

"Phi, Win mohon phi, jangan phi" ucap Win

Win dengan sekuat tenaga mendorong Bright, namun nyatanya tenaganya lemah, Win sedang sakit, kepalanya terasa berat.

"Phi Win mohon, jangan lakuin itu Phi" ucap Win

Bright yang sudah kesetanan segera merobek baju Win, baju yang menjadi saksi saat Bright menyatakan perasaannya dan baju yang akan menjadi saksi Win dimiliki Bright sepenuhnya.

"Phi tolong lepaskan Win, Win bakal nurutin apa mau phi, tolong phi" ucap Win

Bright tidak mendengar perkataan Win. Dia terus membuka bajunya sendiri. Bright menyiapkan juniornya dan terus memandangi Win yang sudah telanjang didepannya. Win mencoba untuk berlari, namun Bright lebih cepat daripada Win, Bright segera mendorong Win.

"Phi Win mohon phi, jangan" ucap Win

"Telat sayang, sebentar lagi kamu milik aku" ucap Bright.

Bright mengarahkan juniornya ke hole Win. Tanpa pelumas Bright segera memasukan juniornya.

"Phi s-sakit, tolong l-lepaskan phi, sakit phi" ucap Win yang sudah menangis.

Suara seorang yang mendesah dan seseorang yang meminta untuk berhenti saling beradu. Darah sudah keluar dari hole Win, Bright mengabaikan itu. Dia terus memasukan juniornya.

"Aahhhhhh Win hole kamu enak banget Win, ahhhhh" ucap Bright

"Ahhhhh win aku mau keluar Win" ucap Bright semakin mempercepat gerakannya.

"Aahhhhhhh winnnnnnn" Bright semakin menancapkan juniornya ke dalam hole Win.

Dicabutnya juniornya dan dia melihat sperma bercampur darah, perasaannya bercampur aduk. Dilihatnya win yang sudah lemas, Bright membenarkan tidur Win. Mungkin bukan tidur, Win hanya lemah.

"Maafin aku Win" ucap Bright.

"Phi yang pertama buat Win, sakit banget phi, kalau Win salah pukul aja phi, jangan kayak gini, Win udah gak punya harga diri lagi phi, phi benar, Win sekarang udah jadi jalang, Win murahan phi" ucap Win

"Win gak tahu harus ngasih apa buat suami Win nanti, Win lebih pilih phi tampar daripada kayak gini" ucap Win

Bright masih mendengarkan ucapan Win. Dia merasa bersalah.

"Boleh Win tanya?" tanya Win

"Apa Win?"

"Phi pilih Win atau wanita itu?" tanya Win

Bright terdiam cukup lama.

"Maaf Win aku pilih dia" ucap Bright

Win tersenyum menatap Bright.

"Gak papa, mungkin kita gak berjodoh, jaga dia oke, jauhin Win phi, jangan bikin dia sakit hati, anggap saja mulai sekarang kita gak kenal oke" ucap Win

Win mengecup kening Bright sebentar.

"Maaf, itu salam perpisahan dari Win" ucap Win

"Gak Win, kita gak bakal pisah" ucap Bright

Win mengabaikan Bright, badannya terasa sakit semua dan ditambah perkataan Bright, batin dan fisiknya merasa sakit semua.

~Bersambung~

Adios [ Bright x Win ] REVISI ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang