Pada akhirnya Lizzette membutuhkan waktu lebih banyak daripada apa yang ia pinta pada Albert. Meski sesungguhnya Albert justru tidak memberi batas waktu tertentu pada Lizzette untuk memberikan sebuah proposal kerjasama yang akan ia ajukan kembali. Setelah mendapatkan banyak informasi penting mengenai Albert, Lizzette seolah memiliki satu keyakinan kuat.
Albert James Moriarty secara diam-diam ingin sebuah perubahan besar pada Kekaisaran Inggris. Dia ingin merombak sistem yang sudah mengakar kuat dalam Kekaisaran. Bukti? Lizzette sudah memiliki semua bukti yang lebih dari cukup buat mendukung persepsi yang ia dapat. Albert selalu menjadi sosok yang mengadili kejahatan yang akan berdampak pada kaum penerus Kekaisaran Inggris. Bukan cuma sesuatu yang melibatkan bangsawan, Earl muda itu juga melakukan banyak hal untuk melindungi para rakyat biasa. Sosok yang luar biasa. Dari lubuk hatinya, Lizzette memberikan penghormatan pada sosok ini.
Dia membutuhkan banyak waktu buat memikirkan jenis kesepakatan apa yang bisa ia tawarkan pada sang Earl Muda. Ah. Seriusan. Lizzette benar-benar bekerja keras untuk hal ini.
.
.
.
Saat itu Albert dan William tengah berjalan santai. Kegemparan warga London terasa sangat kuat setelah kematian Adam Whitley. Sosok politisi yang mengedepankan kepentingan rakyat. Ya meski pada akhirnya Raja Kejahatan London menjadi sosok yang dibenci akibat kematian ini. Seolah kemarahan rakyat membludak dengan 'pertunjukan' pembunuhan sang politisi yang sering dijuluki Ksatria Putih.
Langkah kedua pria itu terhenti sesaat setelah mendengar suara perbincangan tidak biasa. Mereka berada di taman yang baru saja diresmikan. Taman yang susah payah diperjuangkan Whitley.
"Tapi Millie, ini tidak masuk akal." Suara gadis yang biasanya terdengar tenang itu terasa sedikit berbeda. Ada nada keruh pada caranya bicara.
"Milady, kita tidak mungkin membahasnya di sini kan?" Sang maid bertanya dengan nada pelan. Matanya berputar, seolah berharap tidak ada seorangpun yang mendengarkan pendapat nona mudanya.
"Pasti ada alasan lain." Dia kembali membuka suara. Caranya bicara terdengar kukuh.
"Milady, untuk sekarang mari kita selesaikan diskusi masalah ini, please?" Dia memohon dengan putus asa.
Masalahnya, mereka sedang berada di tempat umum. Jika berita mengenai 'spekulasi' Nona Muda Summers mengenai Raja Kejahatan London terdengar, itu akan sangat berbahaya bagi county.
"Millie, dengarkan aku. Raja Kejahatan tidak mungkin membunuh kalangan bangsawan tanpa alasan. Begitu pula dengan mendiang Lord Whitley, pasti ada sesuatu. Sesuatu yang membuat Raja Kejahatan membunuh orang tanpa dosa seperti Lord Whitley." Meski dia bicara seolah dia tengah membela si Raja Kejahatan, namun tidak ada sedikitpun keraguan jika penghormatan terdengar dari caranya bicara dan menyebutkan nama mendiang Whitley.
Albert dan William saling melemparkan pandangan. Tidak terduga. William mendesah pelan. Lebih dari dugaannya. Gadis ini lebih tajam dari yang pernah William prediksi.
"Lalu apa Milady berkata jika seorang seperti Lord Whitley memiliki dosa seperti bangsawan yang dibunuh Raja Kejahatan?" Sang maid mendesah pasrah. Dia harus pandai membuat nona mudanya bisa menyadari tempat dia sedang mengutarakan pola pikirnya yang lebih unik dari kebanyakan nona muda bangsawan lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serendipity
FanfictionIni bukan kisah tentang William James Moriarty, putra kedua keluarga Moriarty yang kejeniusannya tidak diragukan lagi. Ini juga bukan kisah tentang Sherlock Holmes, si detektif jenius London. Ini tentang kisah yang tidak pernah dikisahkan. Tentang s...