7. Hari biasa

16 2 0
                                    

Cahaya mentari pagi masuk melalui jendela kamar, membuat seseorang yang sedang berada di alam mimpi perlahan membuka matanya.

"Hoammm," Arjuna menguap sambil meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Jam berapa nih," Arjuna mengambil ponsel yang ia letakkan di nakas. Jam menunjukkan pukul 6 pagi.

Tidak ada notifikasi yang masuk di ponselnya karena ponsel itu sedang berada dalam mode pesawat. Hal ini sudah selalu Juna lakukan supaya tidurnya tidak terganggu dengan telepon atau spam chat tak dikenal yang masuk ke ponselnya. Mengapa tidak ganti nomer? Sudah berkali-kali tetapi hasilnya percuma. Entah sudah berapa nomer asing yang ia blokir.

Arjuna mematikan mode pesawat di ponselnya, satu persatu notifikasi masuk. Tanpa mempedulikan notifikasi-notifikasi itu, Arjuna memilih langsung membuka ruang chat dia dan hyungnya. Berharap kakak satu-satunya itu sudah membalas pesan yang ia kirimkan kemarin.

Won-Min Hyung

Apaan sih spam bgt

Jgn spam chat lagi

Atau gua blok

Oke

Sejujurnya ia sudah menduga kakaknya itu akan membalas pesannya dengan kalimat-kalimat kasar. Tapi ia bersyukur, setidaknya Wonmin merespon pesannya, berarti Wonmin baik-baik saja.

Sikap Wonmin dulu dan sekarang sangat berbeda. Saat Arjuna alias Renjun diusir dari rumah oleh sang Mama, Wonmin lah yang sangat menentang Mamanya bahkan mengancam ingin keluar dari rumah juga. Tentunya Renjun lah yang memaksa kakaknya itu untuk tetap tinggal bersama Mama dan Renjun berjanji ia akan baik-baik saja. Wonmin selalu menghubungi Renjun, menanyakan kabarnya dan kegiatan sehari-harinya hingga satu tahun. Tahun berikutnya, sikap Wonmin berubah, ia tidak pernah menghubungi Renjun lagi. Renjun tidak pernah tahu apa alasannya. Sekarang, Renjun juga merasa bersalah karena ia tidak bisa menepati janjinya untuk selalu baik-baik saja.

"Udah ah, gua yakin hyung sebenernya masih peduli sama gua, mending sekarang mandi biar ga telat," Arjuna memulai hari biasanya.

..........

Azura masuk ke gedung perusahaan.
Ia berjalan sambil memegang liptint di tangannya.

"Liptint baru yeay," Zura membuka liptint itu dan bersiap mengoleskan aplikator ke bibirnya.

"Dorr!"

Zura terkejut dan liptintnya terlempar. Liptint itu mendarat di lantai, menyisakan noda merah di sekitarnya. Zura menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat siapa si pelaku yang sebenarnya sudah bisa ia tebak.

"JUNA LIPTINT GUA, BARU KEBELI KEMARIN INI PAS DISKON YA ALLAH,"

"Ya ampun maaf,"

"Hiks, maap maap doang, ganti dong," ucap Zura sambil menatap nanar liptintnya yang sudah retak dan tumpah itu.

"Iya nanti gua ganti,"

"Gausah ga perlu,"

"Lah gimana sih, plip-plan banget, tapi gapapa duit gua jadi aman,"

"HIH LO TU YA,"

"Lah salah lagi??"

"Tau ah dah sono, gua mau bersihin ini dulu," Zura mengeluarkan tisu dan berjongkok untuk membersihkan lantai.

HULLABALOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang